28. Mencurigai dan Sakit

570 74 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

~MENCURIGAI DAN SAKIT

***

CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.

VOTE DAN KOMENTAR YA!

***

"Jadi kakak yang mau antarin aku pulang?" tanya Diva memastikan sekali lagi karena dirinya bukannya tak percaya pada Davian tapi tadi pagi ia tak salah dengar kan jika Zarel ingin mengatarnya pulang sekolah.

Diva menyeka bulir keringat di pelipisnya. Dirinya baru saja selesai melakukan pertemuan dengan anggota basket lainya dan berujung latihan sedikit. Bulir keringatnya semakin bertambah banyak saat ia mengelilingi sekolah guna mencari keberadaan Zarel karena cowok itu tak mengatakan bahwa Davian yang akan mengantarnya pulang.

Davian mengangguk mantap. "Iya saya."

"Eum... kakak udah tau ya hubungan ku sama kak Zarel?"

Cowok dengan jaket biru dongker yang menutupi seragam sekolahnya itu terkekeh. "Iya udah tau kok, bocah itu sendiri yang kasih tau."

"Oohh.. kak kalau gitu aku pulang sendiri aja, ya." ucap Diva. Sebenarnya, Diva ingin menerima tawaran Davian tapi ia sedikit ragu karena sekarang statusnya adalah pacar dari sahabat cowok di hadapannya sekarang ini, dirinya harus menjaga perasaan Zarel.

Davian mengernyit bingung. "Loh kenapa? Niat saya baik kok, enggak mau nikung."

"Bukan gitu kak. Eum.. aku lagi ingin pulang sendiri aja." Diva menjeda ucapannya sejenak "kalau boleh tau kak Zarel kemana ya, kak?"

Yang ditanya sedikit gelagapan, bimbang ingin berkata jujur atau tidak. "Ada urusan. Jangan mikir yang aneh-aneh dia lagi menjalankan tugas."

"Aku gak mikir yang aneh-aneh kok kak cuma tanya aja. Emangnya kak Zarel urusan kemana?" Pertanyaan Diva semakin membuat Davian bingung dan sekarang melihat gerak-gerik Davian membuat Diva mencurigai suatu hal.

"Udah ya Div kita pulang. Dia enggak bakal macam-macam, kok."

Gadis gendut dengan jersey biru kebanggaanya itu semakin penasaran, dirinya merasa ada yang disembunyikan antara Zarel dan Davian dan Diva ingin mengetahui hal apa itu.

"Kak aku telfon kak Zarel aja ya siapa tau urusannya udah selesai,"

"Jangan." Ucap Davian refleks setelah menyadari Davian berdeham sejenak.
"Maksud saya Zarel bilang urusannya sampai malam, jadi mungkin nanti sedikit mengganggu kalau kamu telfon." Terang Davian dengan merutuk di dalam hati. Davian merasa bersalah pada gadis gendut di hadapannya. Diva tak bersalah bahkan Diva tak mengetahui apa-apa.

Ucapan Davian sedikit membuat hatinya sakit hanya sedikit karena urusan Zarel lebih penting darinya.

"Saya antar pulang ya, lama-lama di sini bikin saya merasa bersalah." Davian menarik tangan Diva menyuruh gadis itu untuk mengikuti langkahnya.

"Maksud kakak apa?"

"Saya enggak bermaksud apa-apa."

***

Kedua remaja berbeda jenis itu sudah menginjakan kakinya di parkiran sekolah.

Davian melepas tas hitamnya merogoh ke dalam tasnya mencari keberadaan kunci motor milik cowok beranting hitam. Setelah mendapatkanya ia menghadap ke arah Diva karena ingin berbicara dengan gadis itu.

LOVE YOU FAT GIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang