18. Double Wink

701 87 2
                                    

SELAMAT MEMBACA!

~DOUBLE WINK

***

CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR!

***

Suara pantulan bola berwarna orange itu menggema di dalam lapangan basket indoor HSC. Pelaku pemantul itu adalah Nadiva, cewek bermata bulat dengan pipi tembam yang sekarang sedang mencoba untuk memasukkan bola ke dalam ring setelah memantulkan bola itu sebanyak dua kali.

Diva menghela napas kasar untuk kesekian kalinya. Ini sudah bola ke tiga puluh tiga yang ia masukan ke dalam ring tapi hasilnya nihil. Gadis itu mempererat ikat rambutnya dan lebih meninggikan lagi rambut kucirnya.

"Kapan bisanya, sih?!" greget Diva.

Dengan kesal Diva memendang bola berwarna orange itu hingga menggelinding entah kemana.
Ia duduk dengan selonjoran kaki menghadap ring basket, membayangkan bagaimana mudahnya para pemain basket HSC saat perlombaan persahabatan beberapa hari lalu dengan mudah memasukan bola basket ke dalam ring.

Tiba-tiba saja otaknya seolah memutar kejadian dimana saat cowok beranting hitam itu dengan gesit memasukan bola ke dalam ring setelah itu cowok beranting itu memberikan wink padanya. Ya cowok itu Zarel yang beberapa hari lalu berhasil menggetarkan sedikit hati Diva, hanya sedikit karena wink yang diberikan cowok itu.

Cowok itu juga yang membuat konsentrasi Diva sedari tadi tak terkontrol karena memikirkan tawaran Zarel tepat hari dimana dirinya mendaftar ekskul basket.

"Gimana caranya supaya kepilih sih," gerutu Diva bahkan gadis itu tak menyadari ada Zarel yang sedang menaikan alis garisnya memandang gadis itu.

"Gimana mau lolos seleksi, mata pelajaran penjas aja dapat 65 paling mentok."

Zarel tertawa pelan menyadari kebodohan gadis di depanya, ia lalu berdeham sejenak. "Gampang sih,"

"Huh? Mak- maksud kakak?" ucap Diva pelan karena menyadari kegugupannya. Ia juga baru menyadari ada cowok itu di sini.

"Mau lolos kan?" dengan semangat Diva mengangguk.

"Karena lo cewek gendut yang impossible gue bakalan jatuh cinta sama lo saat gue ngajarin lo main basket, jadi gue gak bakalan rugi buat jadi pelatih lo untuk sementara."

"Maksud kakak?"

"Gue mau ngajarin lo main basket. Bukan karena gue caper atau suka sama lo, ngerti." Diva hanya mampu menganggukan kepalanya, ia bingung apasih yang sebenarnya sedang di bicarakan kakak kelasnya ini kok berbelit-belit.

"Gue gak mau tawaran gue sia-sia,"

Jadi itu berupa tawaran? Tapi kenapa dirinya merasa seperti paksaan halus dari Zarel.

***


Buukk!

Bunyi buku ditutup dengan keras oleh sang pemilik.

"Lo serius kak Zarel yang preman itu ngajak lo latihan bareng?" tanya Aher mengebu-gebu.

"Bukan latiha bareng Her, tapi ngajarin." Ralat Diva.

"Iya itu,"

Gadis berbandana merah itu menaikan alis menggoda Diva.
"Kayaknya ada yang suka nih,"

LOVE YOU FAT GIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang