Katanya kalau pacaran itu harus menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Nyatanya Radit tak pernah terima kalau aku punya kelebihan dan selalu mencela ketika aku kekurangan. Terutama kalau urusannya menyangkut nilai di KHS. Kok bisa?
"Mir, kok nilai Syntax kamu A sih?" Tanya Radit setelah aku mengambil KHS semester 5. Dari nada pertanyaannya dia terdengar tak terima.
"Karena aku ga dapet B, C, D apalagi E makanya aku dapet A." Celetukku dengan nada bergurau. Kupikir ini bukan masalah serius buatnya. Ternyata aku salah. Wajahnya terlihat gusar.
"Ya itu karena aku belajar lah, Dit, makanya aku bisa dapet A. Masa karena aku bakar buku terus abunya aku rendem di air terus airnya aku minum. Kamu tuh ya. Kayak gitu aja pake ditanya."
"Kok kamu ga ngasih tau aku jawabannya waktu ujian kalo kamu belajar?" Cecarnya yang membuatku mengernyitkan dahi.
"Aku bisa aja ngasih jawaban temen sekelas, Dit. Masalahnya kamu tau sendiri kalo jawaban soal ujian Syntax kemarin itu udah kayak pohon faktor. Andri sama Anty yang duduk pas di sampingku aja ga bisa liat jelas tulisanku karena makin ke bawah pohon faktor yang kutulis itu makin rumit jadi aku kudu ngecilin tulisanku biar muat di kertas jawaban. Ga mungkin kan aku ngasih kertas jawabanku sekalian? Apalagi ngasih tau kamu pas ujian. Tempat duduk kita aja kepisah dua baris gimana caranya aku ngasih tau kamu?"
Oh ya, buat yang belum tau, Syntax itu mata kuliah yang pasti diajarkan di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Isi mata kuliah ini berhubungan dengan kalimat serta membedah kalimat dan unsur pembentuknya. Meski terlihat sulit, sebenarnya mata kuliah ini cukup mudah dipahami asal sudah tahu dasarnya. Ini salah satu mata kuliah favoritku di semester 5.
Radit terdiam. Tapi aku paham betul setelah ini dia pasti akan mendiamkan aku berhari-hari seperti biasanya seolah aku sudah melakukan sebuah kesalahan besar. Ini bukan kali pertama Radit mendiamkan aku hanya karena nilaiku di KHS lebih bagus darinya. Ini kerap kali terjadi sehingga teman-temanku bahkan sudah hapal tabiat Radit.
"Kok duduknya jauhan, Mir, sama Radit?" Tanya Esti di suatu siang saat kuliah Cross Cultural Understanding.
Aku tak menjawab dan malah melempar senyum. Ini sudah hari kedua Radit mendiamkanku. Bahkan dia tak menjemputku untuk makan dan kuliah pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Mahasiswa: F R N D S (TAMAT)
General FictionPersahabatan bagai kepompong Mengubah ulat menjadi kupu-kupu . . . Meski aku benci kupu-kupu tak apalah karena mereka adalah teman-teman ajaib yang membuatku beruntung mengenal mereka.