Selain mengajar warga BA sesuai program KKN yang ada, mahasiswa yang mengikuti KKN juga diharapkan bisa berkontribusi terhadap lingkungan sekitar. Berhubung waktu itu tidak ada kerja bakti di desa akhirnya kami bekerjasama dengan sekolah di dekat posko untuk menjadi tenaga pengajar. Memang agak telat sih karena kami baru memulai kegiatan mengajar di sekolah setelah satu bulan di desa. Waktu itu kami memang terlalu disibukkan dengan kegiatan PBA yang menjadi prioritas utama KKN.
Rio, Widya, Mas Eko, Puspa, Christy, Ari, dan Wulan kebagian mengajar IPA karena mereka dari jurusan Biologi. Sedangkan aku, Bambang, dan Sherly kebagian mengajar bahasa Inggris karena berasal dari jurusan Sastra Inggris. Kepala sekolah membolehkan kami mengajar tapi hanya dari kelas 4 sampai 6. Akhirnya tercapailah kesepakatan mengajar dua kali selama seminggu baik untuk mata pelajaran IPA maupun bahasa Inggris.
"Halo, Adik-adik!" Sapa Bambang ketika pertama kali mengajar di kelas 6. Aku dan Sherly ikut ber-halo dengan melambaikan tangan.
"Halo, Kak!" Seru murid-murid kelas 6 dengan riang sambil heboh balas melambaikan tangan pula.
"Kira-kira ada yang sudah tau kita bertiga di sini mau ngapain?" Tanya Bambang.
"Nggaaaaakkk!" Koor para murid itu dengan suara lantang.
Beberapa murid kudengar berbisik-bisik dengan temannya.
Eh, itu kan kakak-kakak yang numpang di rumah Pak Guru Mahmud.
Iya, aku sering liat mereka kok. Rumahku kan deket situ. Kalo aku mau ke sekolah aku juga sering liat mereka di sana.
Itu mereka katanya dari kota ya. Kuli- Kuli apa? Aku ga tau namanya. Pokoknya kayak semacam sekolah gitu.
Eh, itu kakaknya ganteng.
Aku dan Sherly menahan tawa di samping Bambang. Bambang sampai salah tingkah mengira kami menertawakannya. Padahal kami sebenarnya menertawakan celotehan para bocah itu. Bambang mungkin tidak mendengarnya karena fokus berbicara.
"Kenalkan, nama kakak Bambang. Boleh panggil Kak Ibam. Yang sebelah kiri-" Bambang menoleh padaku. "Namanya Kak Samira." Aku melambaikan tangan sambil bilang 'hai' dengan senyum terbaikku. "Nah, yang sebelah kanan-" Bambang menoleh ke arah Sherly. "Namanya Kak Sherly." Sherly juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan olehku.
"Kami bertiga akan ngajarin kalian bahasa Inggris selama dua minggu ke depan." Kata Bambang yang langsung diiringi tepukan meriah oleh murid-murid itu.
"Di sini ada mata pelajaran bahasa Inggris ga?" Tanyaku mengambil alih perhatian.
"Nggak ada, Kak." Jawab mereka serempak.
"Wah, lumayan berat nih tugas kita." Bisik Bambang padaku dan Sherly.
"Tapi ada yang sudah tahu bahasa Inggris?" Tanyaku lagi.
"I love you, Kak." Salah seorang murid laki-laki berseru nyaring. Yang lain tertawa. Tak pelak, aku, Sherly, dan Bambang juga ikut tertawa.
"Nah, betul. I love you itu salah satu kalimat dalam bahasa Inggris. Ada yang tahu artinya?" Tanya Sherly kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Mahasiswa: F R N D S (TAMAT)
General FictionPersahabatan bagai kepompong Mengubah ulat menjadi kupu-kupu . . . Meski aku benci kupu-kupu tak apalah karena mereka adalah teman-teman ajaib yang membuatku beruntung mengenal mereka.