Petikan demi petikan gitar itu mengalun indah membuwai seisi kelas, semuanya terbawa suasana permainan musik Rajendra.
The other night, dear.
As i lay sleeping.
I dream i held you, in my arms.
But when i woke, dear.
I was mistaken, so i hung my head and i cried.Senja terlihat sangat mendalami lagu yang sedang ia nyanyikan, terdapat kesan suram didalam matanya.
You are my sunshine.
My only sunshine
You make me happy.
When skies are grey.Rajendra menunduk dalam, menyanyikan lagu ini membuat ia teringat ibunda tercintanya.
You'll never know, dear.
How much i love you.
Pleas don't take, my sunshine away.Permainannya terhenti, jari jemari rampingnya nan indah tak lagi memetik senar gitar itu, semua yang berada didalam kelas terdiam. Lalu setelah beberapa saat, Rajendra keluar dari kelasnya tanpa pamit pada guru seni yang sedang mengajar.
Ia terus menyisuri koridor-koridor sepi itu menuju taman belakang sekolah, memanjat salah satu pohon di sana dan duduk diranting pohon itu. Itulah kebiasaan Rajendra saat teringat akan ibundanya, mencari sebuah pohon yang kiranya aman dan duduk diranting pohon, tanpa seorangpun tau.
You are my sunshine.
My only sunshine.
You make me happy.
When skies are grey.
You'll never know, dear...Bait itu keluar lagi dari mulut Senja, ia seakan tak lupa dengan lirik lagu yang biasanya dinyanyikan Alisya setiap ia ingin tidur atau sekedar menenangkan Senja.
Senja teramat sangat merindukan ibunya, merindukan dekapannya, merindukan usapan dikepalanya, merindukan senyumannya, wanginya, auranya, kehangatannya, dan segalanya tentang Alisya. Senja mengusap kasar setetes air mata yang berhasil meluncur bebas di pipinya.
"Oi, AA Rajendra!" teriakan nyaring seorang perempuan dari bawah mengagetkan Senja.
"Apa?, jangan teriak suara lo dah kayak toa!" balas Senja teriak dan melompat turun dari ranting pohon.
"Jangan panggil gw aa," ketus Senja pada adik sepupunya itu yang bernama Ocean yang merupakan anak dari Liana dan Aron.
"Ii kan namanya Abdullah Aqila Rajendra ya Oce singkat aja jadi AA Rajendra, emang salah?" tanya gadis yang terlihat polos dan imut itu.
"Panggil gw kakak, Sean mana?" ketus Senja sembari mengacak poni Ocean.
"Palingan di lapangan di MOS terakhir sama Bagaskara," jawab Ocean mencibir kembarannya itu.
"Untung adek gw berangkatnya bareng gw mwehehe," tampang Rajendra terlihat mencurigakan.
"Iya, kok Lio gak kena? Kan kakak berangkatnya telat mulu?" tanya Ocean curiga, Rajendra selalu sampai disekolah tepat satu menit sebelum gerbang ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Teen FictionSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.