Happy reading. ❤❤
Liliana mulai menjalan kan motornya motor Varel berada di sisi nya dan yang lain mengikuti di belakang.
saat masuk ke dalam komplek perumahan nya Liliana mulai berhenti di pagar rumah nya.
pagar hitam menyambut vano dan teman teman nya, mereka heran melihat liliana turun dari motornya bukan seharusnya ada satpam yang membuka kan pagarnya?
Liliana mengambil kunci pagar dari tas nya mempersilahkan Vano dan kawan kawan nya memasukan motornya.
Lalu ia memasukan motornya dan menutup gerbang tanpa mengunci.
Rumah minimalis ,dengan cat luar berwarna hitam dengan banyak tanaman hias ,menyambut pemandangan Vano dan kawan kawan nya.
rumah nya terlihat sejuk, banyak tanaman di halam rumah Liliana terlihat gajebo dengan kolam ikan di pinggir rumah terlihat sejuk sekali.
namun entah mengapa rumah ini terasa begitu sepi,seperti tak ada kehangantan.
Liliana berjalan mulai membuka tas nya sambil mengeluar kan kunci rumah, ia membuka sepatunya dan menaruh nya di rak
" ayo masuk " ujarnya pelan
Vano dan teman teman nya mengikuti Liliana mereka membuka sepatu dan menaruh nya di rak mereka langsung di sambut oleh ruangan berdominasi berwarna hitam dan abu abu.
terdapat sofa berwarna abu abu, meja
Kaca berbentuk segitiga dan televisi lemari kaca berwarna hitam yang berisi banyak sekali piala hingga memenuhi lemari itu , piala siapa lagi jika bukan piala sang pemilik rumah."kalian duduk dulu saja aku mau ganti baju" ucap Liliana mulai berjalan lebih memasuki rumah nya
" ini rumah kok sepi banget si? " ucap jastin
" ia gua agak merinding " Steven menyahut sambil mengusap leher nya
" kesannya misterius banget ni rumah sama kaya orang nya dah cocok dah " celetuk Iqbal
" rumah nya terlalu sepi kaya nya dia cuman tinggal sendiri, kemana orang tua nya ya?" Jastin nyeletuk membuat mereka berfikir
"Iya kayak nya dia tinggal sendiri deh"
" tapi rumah nya rapih loh sejuk juga, adem suasana nya ngak bikin pusing,dan agak nyaman si ,walau ada kesan misterius nya" ucap Iqbal
Ya rumah nya memang terlihat sangat terawat
" jadi penasaran deh sama tuh anak" ucap Steven
" misterius banget ya dia" ucap Varel datar, sambil memperhatikan sekelilingnya.
Vano tak berkomentar apa pun ia hanya mendengarkan obrolan teman nya
Ia juga semakin penasaran pada Liliana ia terlalu misterius untuk seorang gadis, apalagi dia di sekolah ia terkenal karna kepintarannya namun juga karna sifat nya yang pendiam
Liliana datang dengan memakai jeans panjang berwarna biru dan switer berwarna abu abu
Pakain yang sangat sopan namun mengesankan kesan yang sedikit tomboy.
" Mau minum apa?" Tanya Liliana
" air es aja li" ucap Steven cepat karna ia sangat haus
Liliana berjalan ke arah dapur,dan kembali lagi dengan membawa gelas berisikan sirup berwarna oren.
ia menaruh di meja kemudian ia mengambil laptop nya dan mereka mulai mengerjakann tugas itu hingga tak tersa sudah jam 5 sore,
" aduh laper banget nih gueee" rengek Steven
" numpang makaan dong Li ! " dengan tak tau malu nya Steven malah menyengir .
saat ini Lilianaa sedang mengetik,tadi mereka sudah bergantian mengetik dan sekarang bagian Liliana mereka benar benar berkerja kelompok .
walau hanya Liliana, Vano dan Varel saja yang mencari bahan materinya tapi tak apa, yang penting merekan membantu mengetik.
Tanpa bicara apa pun Liliana bangkit berjalan ke arah dapur, dan Steven langsung menyengir kegirang saat Liliana berjalan ke arah dapur
." Eh kampret malu maluin lo." Hardik Jastin
" gue laper banget nih lagian " ucap Steven
" iya gua juga laper ntar bagi ya" ucap Iqbal
" enak aja kaga kaga" jawab Steven
Sedangkan Varel sedang mengetik lagi dan Vano sedang tiduran di karpet berbulu berwarna abu tua yang ada di sana.
" kaya nya Liliana. Suka warna abu abu deh " celetuk Iqbal
" hah maksud nya" tanya Steven
" rata rata barang di sini warna abu abu " jawab Iqbal
" ah iya ya abu abu semua warna nya rata rata" Steven menyaut lagi
Wangi makanan mulai tercium
" gila sih wangi banget nih anjir makin laper kan guee" Steven berujar dengan sedikit rengekan,
" iya jir wangi bat " celetuk Iqbal tak lama Liliana datang membawa nampan, dengan berisi lima piring nasi goreng
" cuman ada ini di makan" ucap nya sambil meletakan piring piring itu di meja
Mereka kangsung melahap nasi goreng tersebut dengan lahap.
setelah mengucapkan terimak kasih dengan kompak sepertinya ke lima cowo tersebut sudah lapar, Liliana juga memakan nasi goreng nya.
" ahhh kenyang nya " celetuk Steven
" enak banget ya ampunnn" ucap Iqbal
"Aduh istri idaman banget sii" Jastin menggombal
" makasih " dua suara datar itu berucap berbarengan setelah mereka selesai meminum minuman nya.
Liliana hanya menganguk
" tugas nya nanti kita lanjut lagi ya udah hampir malam." Ucap Varel di angguki oleh semua nya .
" yaudah Li kitaa pamit yaa" ucap Varel
Mereka mulai berjalan ke luar rumah Liliana.
Liliana mengikuti mereka berjalan di belakang mereka
Ia berjalan ke arah pagar, untuk membuka nya agar Vano dan teman teman nya tidak perlu turun dari motor mereka.
Hari itu rumah yang telah lama tak di kunjungi oleh tamu, dan oleh siapa pun kini kembali di kunjungi.
ada rasa senang saat mereka tak menyakan orang tua Liliana.
karna jika meraka Menayakan pasti keadaaan akan canggung, ah Liliana jadi mengetahui bahwa ternyata mereka tidak seburuk yang ia kira,tugas mereka baru selesai setengah kemungkinan mereka akan datang lagi ke rumah nya.
Liliana berjalan memasuki rumah tentu saja setelah mengunci pagar rumah nya, merapihkan rumah nya dan kemudian azan berkumandang ia segera membersih kan diri dan menjalankan ibadah nya sebagai seorang muslim.
Pencet tombol bintang jangan lupa ⭐
Komen nya juga ❤
Folow aku author ya! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Liliana ( Selesai & Belum Revisi! )
Ficção AdolescenteLiliana seorang gadis cantik dengan kesan misterius karna banyak nya rahasia yang tersimpan oleh dirinya sendiri. pencinta warna hitam,abu,dan warna gelap lainnya karna menurutnya warna itu seperti dirinya. Si pencinta makanan pedas,dan minumann...