bgn:91( ruang makan )

10.2K 687 43
                                    


Happy reading. ❤❤








Liliana memarkirkan motornya di rumah bertingkat itu,Malam ini udara cukup dingin dan seperti nya akan turun hujan.

Liliana menatap jam yang melingkar di tangan nya,Jam menunjukan pukul sembilan lewat lima belas menit

Liliana memasuki rumah nya

" bagus setelah jadi pembunuh sekarang mau jadi jalang?" Ucap Afgan sambil menatap Liliana dengan tajam

Pertanyaan itu cukup menohok Liliana

"Bunda sakit kamu masih bisa bisa nya kuluyuran"ucap nya

"Oh iya bunda sakit juga kan karna kamu juga" sarkas nya

"Anak durhaka!ngak guna!" Decih Afgan

Liliana hanya diam menunduk

Afgan menghela nafas kasar

"Sana masuk kamar,besok sekolah" perintah nya

Liliana mengikuti perintah Afgan

Pergi meninggal kan Afgan tanpa sepatah kata pun Ia langsung memasuki kamar nya dan bergegas membersih kan diri

Setelah membersih kan dirinya ia langsung melempar diri nya pada kasur king size nya itu,tubuhnya masih sangat ngilu bekas cambukan dan tusukan itu masih terasa begitu nyata perih serta sakitnya.

Namun sepertinya ada yang terasa lebih sakit dari pada luka yang ada di fisiknya. Hatinya

Matanya Menatap menerawang langit kamar yang berwarna hitam

Tatapan matanya memancarkan kelelahan yang begitu ketara di mata indah itu.Rasa perih bekas cambukan masih begitu nyata di kulit nya terus terasa 

Tapi masih kalah perih jika di banding kan dengan perkataan afgan

Ia menjelajahi kenangan kenangan yang ada di  hidup nya

Senyuman tipis tersungging di bibirnya

Hingga

Lama kelamaan liliana merasakan berat pada mata nya. Hingga ia jatuh memasuki alam mimpi.






                                  🔥⭐🔥

Pagi hari nya Liliana yang sudah rapih dengan seragam nya pun langsung keluar kamar

Menuruni tangga satu persatu

Hingga tiba lah ia di ruang makan Keluarga nya sedang sarapan di sana tanpa sang bunda

Saat ia duduk dan hendak melemparkan senyum tipis pada keluarga nya

Mereka lebih dulu bangkit dari duduk nya dan langsung berjalan meninggal kan liliana sendiri di meja makan.

Liliana mentap makanan yang ada di meja makan,senyum nya sudah pudar sejak mereka meninggal kan nya.

Liliana menarik sudut bibirnya ke atas,menjelajahi kenangan di meja makan

Rasanya baru Kemarin ketika ia  di sambut dengan senyum indah,ciuman penuh kasih sayang Dan sapaan yang yang hangat.

tapi Liliana kini mengerti,karna itu semua hanya akan menjadi kenangan mulai saat ini.

Liliana menghembus kan nafas pelan

Ia meninggal kan meja makan tanpa memakan sesuap nasi pun

Mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang,daan setelah berjendara hampir luma belas menit ia sampai pada sekolah nya

Liliana ( Selesai &  Belum Revisi! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang