Happy reading. ❤❤Liliana memarkirkan motornya di rumah bertingkat itu,Malam ini udara cukup dingin dan seperti nya akan turun hujan.
Liliana menatap jam yang melingkar di tangan nya,Jam menunjukan pukul sembilan lewat lima belas menit
Liliana memasuki rumah nya
" bagus setelah jadi pembunuh sekarang mau jadi jalang?" Ucap Afgan sambil menatap Liliana dengan tajam
Pertanyaan itu cukup menohok Liliana
"Bunda sakit kamu masih bisa bisa nya kuluyuran"ucap nya
"Oh iya bunda sakit juga kan karna kamu juga" sarkas nya
"Anak durhaka!ngak guna!" Decih Afgan
Liliana hanya diam menunduk
Afgan menghela nafas kasar
"Sana masuk kamar,besok sekolah" perintah nya
Liliana mengikuti perintah Afgan
Pergi meninggal kan Afgan tanpa sepatah kata pun Ia langsung memasuki kamar nya dan bergegas membersih kan diri
Setelah membersih kan dirinya ia langsung melempar diri nya pada kasur king size nya itu,tubuhnya masih sangat ngilu bekas cambukan dan tusukan itu masih terasa begitu nyata perih serta sakitnya.
Namun sepertinya ada yang terasa lebih sakit dari pada luka yang ada di fisiknya. Hatinya
Matanya Menatap menerawang langit kamar yang berwarna hitam
Tatapan matanya memancarkan kelelahan yang begitu ketara di mata indah itu.Rasa perih bekas cambukan masih begitu nyata di kulit nya terus terasa
Tapi masih kalah perih jika di banding kan dengan perkataan afgan
Ia menjelajahi kenangan kenangan yang ada di hidup nya
Senyuman tipis tersungging di bibirnya
Hingga
Lama kelamaan liliana merasakan berat pada mata nya. Hingga ia jatuh memasuki alam mimpi.
🔥⭐🔥
Pagi hari nya Liliana yang sudah rapih dengan seragam nya pun langsung keluar kamar
Menuruni tangga satu persatu
Hingga tiba lah ia di ruang makan Keluarga nya sedang sarapan di sana tanpa sang bunda
Saat ia duduk dan hendak melemparkan senyum tipis pada keluarga nya
Mereka lebih dulu bangkit dari duduk nya dan langsung berjalan meninggal kan liliana sendiri di meja makan.
Liliana mentap makanan yang ada di meja makan,senyum nya sudah pudar sejak mereka meninggal kan nya.
Liliana menarik sudut bibirnya ke atas,menjelajahi kenangan di meja makan
Rasanya baru Kemarin ketika ia di sambut dengan senyum indah,ciuman penuh kasih sayang Dan sapaan yang yang hangat.
tapi Liliana kini mengerti,karna itu semua hanya akan menjadi kenangan mulai saat ini.
Liliana menghembus kan nafas pelan
Ia meninggal kan meja makan tanpa memakan sesuap nasi pun
Mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang,daan setelah berjendara hampir luma belas menit ia sampai pada sekolah nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Liliana ( Selesai & Belum Revisi! )
Novela JuvenilLiliana seorang gadis cantik dengan kesan misterius karna banyak nya rahasia yang tersimpan oleh dirinya sendiri. pencinta warna hitam,abu,dan warna gelap lainnya karna menurutnya warna itu seperti dirinya. Si pencinta makanan pedas,dan minumann...