S2 Episode 20: Naruto dan Jalan Yang Harus Diambil

170 11 4
                                    

Saat ini Naruto sedang ada di rumahnya seusai mengantarkan Kazaya ke kediamannya.

Dalam diam Naruto teringat dengan kekalahannya.

"Ha'ah aku bosan. Apa disini benar-benar tidak ada masalah atau pertarungan berbahaya",ucap Naruto merasa semangatnya selalu runtuh.

"Apa aku gantikan saja Sasuke yang masuk Akatsuki? Kelihatannya disana lebih menarik, ada pertarungan sengit dan berbahaya, ada pembunuhan dan pembantaian, ada penghianatan, ada perburuan mendapatkan bijuu",gumam Naruto dalam kebosanan.

"Tapi aku harus jadi penghianat desa, haruskah aku mendendam?",gumam Naruto membayangkan apa yang akan terjadi jika dia seperti itu.

"A-ah aku tidak jago dalam mendendam",gumam Naruto dalam khayalannya.

"Apa tidak ada cara lain?",gumam Naruto gelisah.

"Jika aku pergi dari desa dan dicap penghianat desa, apa Sasuke yang akan jadi penyelamat ya?",gumam Naruto berpikir.

"Pertandingan pasti masih berjalan dan aku hanya disini, tapi aku bosan, aku tidak ingin balik~",gumam Naruto mengecil.

"Jadi chibi itu menarik",gumam Naruto mengecilkan tubuhnya yang memang sudah kecil.

"Apa tidak ada tempat berbahaya yang bisa membuatmu kehilangan nyawa jika gagal?", tanya Naruto entah pada siapa tapi menatap tembok besar dihadapannya dengan pandangan gusar.

"Aku hanya di.am tidak kemana-manaa. Aku bagai batu, mudah pecah jika tidak diganggu~",gumam Naruto bernyanyi mengingat lagu anak-anak di dimensi sebelumnya tempatnya tinggal.

"Lebih baik aku pergi ke keramaian desa dan mendapatkan ejekan, hinaan dan makian saja",putus Naruto berapi-api.

Begitu sampai ke arena yang lumayan ramai, Naruto langsung melancarkan aksinya mengeluarkan lidah dan berwajah lucu berniat mengejek penduduk desa hingga mengejarnya.

"KAU? KURANG AJAR, BERANI SEKALI KAU",teriak hampir seluruh penduduk desa berlarian mengejarnya.

"Hahahaha ini memang menyenangkan",ucap Naruto sangat senang merasakan hidupnya terancam. Terutama saat dirinya berbalik dan melihat para penduduk desa yang membawa senjata tajam dan berniat melemparkan batu ke arahnya.

Setelah berjam-jam kemudian Naruto berlari dikejar para penduduk desa dengan berbagai luka baru yang di dapatkannya, seketika membuat Naruto cukup puas.

Naruto pun melihat sekitarnya yang sepi,"Haha".

"Mereka cukup baik meninggalkanku tergeletak di sini",gumam Naruto memperhatikan memar dan luka tusukan di tubuhnya.

"Huk huk huk huk hwee",Naruto terbatuk mengeluarkan darah segar.

"Hm~ Semoga aku tidak jadi masokis dengan semua kenikmatan ini",gumam Naruto sebelum mendengkur dengan dengkuran halus. Rupanya Naruto cukup lelah dikejar para penduduk desa dan berakhir ketiduran disana.

Tak terasa waktu cepat berlalu dan matahari sudah mulai menutup sinarnya tergantikan bulan dan bintang-bintang.

Perlahan tubuh Naruto yang terisinari malam bersinar dan saat sinarnya hilang, tubuh Naruto kembali seperti sedia kala.

Keesokan harinya, Naruto mulai membuka matanya.

"Yo, ada apa?",tanya Naruto pada bunshinnya yang tepat ada di depannya yang sedang terbaring di tanah saat ini.

"Ujian Chunin tahap ketiga final akan dimulai dalam tiga minggu lagi",lapor bunshin Naruto

"Hm~, kau boleh kembali. Aku mau lanjut tidur",ucap Naruto dan mulai menutup matanya lagi karena terbangun kepagian.

Di siang harinya, Naruto akhirnya terbangun dari tidurnya.

Masih di tempatnya saat ini tanpa bergerak seinci pun, Naruto memandangi langit yang berawan dalam keheningan panjang.

"Aku harus pergi kemana, sekarang?",tanya Naruto bingung.

"Kalau tidak salah seharusnya di final, Sasuke akan menghadapi Gaara yang lepas kendali",gumam Naruto.

Seketika itu Naruto teringat akan kata-kata Kazaya yang menginginkan dirinya agar hidup dengan jalan yang dipilihnya.

"Ini benar-benar mendokusai",ucap Naruto beranjak dari tanah dan berlari menuju ke kediaman Nara.

Entah apa yang ingin Naruto lakukan disana😤😳👉Next

YOU AND ME (❌HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang