Assalamualaikum? Bismillah, aku kembali lagi dengan cerita aku bergenre teenfiction ini:)
Semoga kalian suka and enjoy ya:)SETELAH BACA JANGAN LUPA PENCET BINTANG SEBELAH KIRI OKE°^°
JANGAN CUMA BACA DOANG TAPI GAMAU VOTE. KALAU GAK SUKA GAK USAH DIBACA, KALAU SUKA DI BACA DAN VOTE:)
SELAMAT MEMBACA^^
Semoga suka ya. Jangan lupa pencet bintang sebelah kiri ya^^
•••
"WOYY!! BERHENTII LO PADA!!"
Suara pekikan itu membuat puluhan lelaki yang sedang bertempur menghentikan aksi mereka. Mereka menatap seorang lelaki yang masih berada di atas motornya, lelaki itu melepas helm nya. Dan beberapa anak tersenyum lega melihat sosok itu. Randy Angkasa. Ketua geng Leopard angkatan ke-8.
Tapi, Bos besar Leopard itu sedang membonceng seorang gadis dengan seragam sekolah yang sama. Tak lama Randy turun dari motornya, diikuti gadis itu. Randy menoleh ke arah gadis itu sejenak.
"Lo tunggu sini, jaga diri baik-baik!" perintah Randy pada si gadis. Saat Randy hendak menuju area tawuran itu, gadis imut itu menahannya.
"Gue takut," lirih gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca. Randy mengusap mata gadis itu, sebelum air matanya turun.
"Gapapa, lo tunggu-"
"WOYY! KETUA GENG LEMBEK GARA-GARA CEWEK HAHA!" pekik salah seorang, dan dia adalah Rajendra Mahardika. Ketua geng Torpedo.
Randy langsung menoleh, ia menyorot tajam ke arah lelaki itu. Randy menepis pelan tangan gadis itu, ia melepaskan jaketnya dan langsung berjalan menuju Rajendra.
"BAKU HANTAM LAH KITA!!!" pekik Randy seraya berlari menghantam Rajendra. Pertempuran pun terjadi, kedua geng itu saling beradu kekuatan.
Dan gadis yang tadi bersama dengan Randy bergidik ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat. Ia sudah menangis ketakutan, gadis ini cengeng apalagi saat ketakutan. Gadis itu memilih berjalan mundur seraya menangis dan meneriaki nama daddy nya.
"Huaa daddy!! Rere takutt!!"
Gadis itu terus berjalan mundur dengan derai air matanya, ia merasa merinding apalagi melihat darah-darah bercucuran seperti itu. Sampai akhirnya ia memilih mengumpat di belakang tong sampah besar yang tak jauh dari tempat tawuran itu.
Tawuran masih terus berlanjut, Rere yang cengeng tidak tahu harus berbuat apa kecuali menangis raung. Ia meremas erat-erat lututnya, sangat ketakutan.
Dan tiba-tiba saja banyak anak-anak motor lain yang lewat, mereka berhenti tak jauh dari tempat tawuran itu. Kedatangan mereka membuat Rere semakin takut. Jika mereka bergabung pasti akan semakin parah.
"Woyy, Ren! Anak Leopard angkatan 8 tuh!" pekik salah satu anak cowok dari gerombolan lelaki itu, Andri. Dan Renald, atau lengkapnya Renaldy Angkasa, ia melepas helm nya dan mengamati mereka yang sedang bertarung.
"Biarin, itu urusan mereka. Gue bukan lagi pemimpin geng Leopard," jawab Renald santai.
"Bukan itu masalahnya," imbuh Andri, ia menunjukkan seorang gadis yang bersembunyi di belakang tong sampah. "Itu cewek ketakutan!"
Semuanya langsung mengikuti arah jari telunjuk Andri, dan benar gadis dengan seragam yang sama dengan anak Leopard itu tengah ketakutan. Meringkuk dan memeluk lututnya, sorot matanya menahan tangis dan takut.
"Gue yakin ada anak Leopard yang bawa gadis itu! Enggak tanggung jawab banget, kalau mau tawuran ceweknya bawa pulang dulu lah," sewot Jefri.
Renald menghela napas gusar, ia turun dari motornya. Ia menatap teman-temannya sejenak. "Jagain itu cewek, dari sini aja!" titahnya lalu segera berjalan ke tempat tawuran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
Teen Fiction"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...