10. FAKTA

696 74 76
                                    

Semoga suka^^
•••

Rere merebahkan tubuhnya di kasur, ia memejamkan matanya dengan senyum yang tercetak di bibirnya. Perlakuan Renald tadi begitu manis, lelaki itu tahu bagaimana cara memperlakukan seorang wanita. Dan Rere merasa beruntung.

Rere mencoba untuk tidak jatuh cinta sebelum waktu yang tepat, seperti apa yang daddy-nya peringatkan. Daddy nya hanya tidak ingin Rere merasakan sakit hati, daddy nya selalu bilang jika Rere harus bahagia dan jangan mengenal cinta dulu.

Dan Rere baru sadar, ia memang masih bocil. Ketika masa-masa SMA seharusnya ia sudah merasakan jatuh cinta dan pacaran. Gadis itu hanya asik dengan dunia imajinasinya, menulis. Sejak SMP Rere menyukai menulis, dan tidak ada waktu untuk pdkt dengan lawan jenis.

Ya, Renald pantas menyebut dirinya bocil.

Menghela napas, lalu mendudukkan diri di tepi ranjang. Ia baru ingat jika Renald mengatakan jika Rere ingin maaf dari Renald, ia harus membuatkan Renald sarapan hasil masakannya sendiri.

Dengan gesit Rere keluar kamar, ia menuruni tangga dengan cepat sembari meneriaki nama Maminya.

"Mamiiii!!!"

Langkah Rere terhenti, ia mendapati mami dan daddy nya sedang berpelukan di ruang keluarga. Tadinya wajah mereka begitu dekat, tapi saat tiba-tiba Rere datang mereka buru-buru menjauh. Rere merasa seperti dejavu, ia jadi mengingat saat ia dan Renald tadi.

"Ke-kenapa, sayang?" tanya Bu Nana menghampiri sang putri yang tampak panik.

Rere meneguk ludahnya sembari berdehem, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu nyengir tak berdosa.

"Ajari aku masak dong, mi. Ku mohon ..." rengek Rere sembari menarik-narik lengan Bu Nana.

Bu Nana melirik suaminya, seolah bertanya ada apa dengan anaknya yang tiba-tiba minta diajarin masak? Pak Naufal menggendikkan bahunya dan lalu ikut menghampiri Rere.

"Daddy tahu, pasti karena Renald kan?"

Rere nyengir, sedangkan daddy nya itu menghela napas sembari geleng-geleng kepala.

"Daddy nggak akan melarang kamu buat dekat sama cowok. Daddy cuma mau bilang, kalau kamu udah siap jatuh cinta, kamu harus siap patah hati."

Rere mengangguk yakin, ia memberikan hormat pada daddy nya. Tanda ia paham dan mengerti ucapan daddy nya itu.

•••

Setelah hampir 2 jam berkutat di dapur hanya untuk membuatkan sarapan buat Renald, akhirnya selesai. Untungnya ini Minggu, jadi Rere tidak perlu masak terlalu pagi.

Rere mengetuk-ngetuk pintu rumah Renald, lama tak terbuka akhirnya di buka oleh Bu Nayya. Dengan ramah dan sopan, Rere menyalami punggung tangan Bu Nayya.

"Cari Renald atau Randy?"

"Renald lah, tante. Bosen ketemu Randy terus, di kelas udah sering ketemu."

Bu Nayya terkekeh pelan, "ups, maaf kamu kurang beruntung. Anak-anak saya sedang tidak ada di rumah."

"Loh? Ke mana, tante?"

"Kalau Renald main bola, kalau Randy ke toko perlengkapan motor."

Rere mengerucutkan bibirnya sambil manggut-manggut, ia sedikit kecewa karena tidak bertemu Renald.

"Ya udah lah, tante. Aku titip ini buat Renald ya?" Rere memberikan kotak makan itu pada Bu Nayya. Bu Nayya mengangguk dan menerimanya.

"Mau masuk dulu, Re? Temenin tante ngobrol-ngobrol yuk?"

Renaldy[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang