SELAMAT MEMBACA^^
•••
Renald membuka pintu kamarnya, ia segera membanting tubuhnya di kasur dan merentangkan tangannya. Memejamkan matanya, merasa penat dengan aktivitas hari ini.
Pikiran Renald kembali berputar pada saat di makam tadi. Bercanda? Seakan hal itu sudah sangat lama tidak Renald lakukan. Mungkin kalian akan merasa heran karena bertahun-tahun Renald tidak pernah bercanda lagi selepas kejadian itu.
Tapi memang benar seperti itu. Tiap kali ia akan nimbrung untuk sekadar bercanda, pasti kata-kata neneknya kembali teringat. Sangat membekas. Rasanya kejadian itu baru Renald alami kemarin sore.
"Jangan pernah lagi bercanda, karena itu membuat banyak orang terluka."
Yah, kata-kata neneknya itu masih membekas dalam di memori Renald. Renald yang anak-anak motor kenal dengan segala keganasannya. Padahal ia punya trauma tersendiri yang tak banyak orang tahu.
Dari dulu, setiap mendengar kata candaan Renald menjadi parno. Pikirannya selalu negatif. Seperti ketika ia kelas 9 dulu.
"Haha gue cuma bercanda."
Renald langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Jangan bercanda, itu pembawa mala petaka. Bercanda itu bisa membuat banyak orang terluka!" gertak Renald.
Seisi kelas langsung tertawa mendengar ucapan Renald itu. Lain dengan Renald yang langsung pergi guna memenangkan diri. Dan mencoba menghilangkan rasa trauma itu.
Menghela napas panjang, Renald mengubah posisinya menjadi duduk. Ia jengah dan tidak mau lagi memikirkan masalah ini. Renald mengusap wajahnya kasar.
"Huh! Ayo, jok lo bisa! Hilangkan trauma itu, Jok! Lo bisa!"
Tunggu, Renald merasa aneh. Jok? Renald memanggil dirinya sendiri dengan sebutan jokes? Sebutan yang Rere beritakan untuknya. Renald berdecak kala menyadari hal itu.
Matanya bergerak menelusur seluruh sudut kamarnya. Matanya memicing kala melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ternyata ia di basecamp cukup lama.
Renald teringat dengan Rere. Bagaimana dengan gadis itu? Apakah sudah tidur? Bukan. Renald bukannya perhatian atau bagaimana. Hanya saja tadi di makam Rere ketakutan sekali. Dia bilang dia akan susah tidur jika parno seperti itu.
Renald mengambil ponselnya. Mencari kontak Rere. Untungnya ia menyimpan, sebab waktu itu Rere pernah menelponnya yang entah Rere dapat nomor Renald dari mana.
Me:
Cil?Bocil:
Jokes ...Me:
Anjim!
Ngapain jam segini bocil
belum tidur heh?!Bocil:
Gara-gara lo sableng!
Gue masih takut ini, emang
gini kalau habis lihat begituan:'(Renald berdecak, ternyata dugaannya benar. Tanpa butuh banyak waktu. Renald segera mem video call Rere. Lama tak diangkat, akhirnya gadis itu mengangkatnya.
"Lama," desis Renald sembari memposisikan dirinya rebahan di kasur.
"Ngapain sih vc malem-malem? Udah mulai kangen huh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
Teen Fiction"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...