SEMOGA SUKA^^
•••
"Jangan lama-lama lihatnya, nanti jatuh cinta loh."
Rere terenyuh, ia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menjauhkan wajahnya dari Renald. Rere berdehem sembari membereskan kotak P3K nya.
Rere mulai memakan siomaynya dengan sesekali melirik Renald dari ekor matanya. Jantungnya masih terus berdegup kencang. Rere tidak tahu ada apa ini. Rere pikir ini namanya jatuh cinta. Tapi Rere masih ragu.
Dikarenakan ini untuk pertama kalinya ia merasakan jantungnya berdebar kencang. Biasanya ia seperti ini hanya saat daddy nya marah besar. Itu pun sangat jarang.
"Ayo balik!"
Rere mengangguk, ia ikut berdiri dan berjalan bersama dengan Renald.
Mata Rere mengedar, menatap sekeliling. Banyak pasangan yang saling bergandengan tangan. Menghela napas panjang, lalu melirik tangan Renald. Ingin rasanya menggenggam tangan itu.
Secara refleks Rere mengeluarkan uang 20 ribu dan diberikan pada Renald.
"Apaan?"
Rere menggerutu dalam hati, niatnya hanya ingin menggenggam tangan Renald. Dan ingat jika lelaki itu dulu mengatakan bahwa tidak ada yang boleh sentuh ia sembarangan.
Rere juga heran kenapa tiba-tiba ingin bergenggaman dengan Renald.
"Em ...."
Mata Rere terus melirik tangan Renald. Renald menaikkan satu alisnya, seolah ia peka. Berdecak sejenak lalu memberikan uang Rere kembali.
"Dengan cara lo kasih gue uang, seolah lo nganggep gue itu murahan. Dibayar dan bisa sentuh seenaknya."
Rere terhenyak, tidak bisa dipungkiri jika Renald tipe lelaki yang peka.
"Iya maaf. Kan gue cuma inget kata-kata lo itu."
Renald geleng-geleng, ia langsung menggenggam tangan Rere dengan hangat. Tentu membuat jantung Rere semakin berdebar kencang. Rere memberikan diri untuk menatap Renald dari samping. Sungguh, itu membuat jantungnya semakin tidak terkontrol.
"Jokes, gue mau tanya boleh?"
Renald menoleh, tak lama ia mengangguk sekananya.
"Kalau jantung kita itu deg-degan banget, tandanya apa ya?"
Renald berpikir sejenak, matanya mengawang-awang ke atas. Sambil menunggu jawaban dari Renald, Rere menggigit-gigit bibir bawahnya.
"Tandanya lo hidup, cil."
Rere menghela napas panjang.
"Bukan gitu. Em ... kalau deg-degan nya enggak setiap saat gitu loh. Cuma saat-saat tertentu."
"Lo mati suri huh?"
Rere berdecak kesal, mengerucutkan bibirnya cemberut.
"Enggak gitu. Misalkan pas deket sama orang itu, terus deg-degan gitu."
"Lo takut sama itu orang."
Rere membulatkan matanya kesal, ia langsung menghempas tangan Renald dan menghentikan langkahnya. Bersedekap sembari mengerucutkan bibirnya.
Rere gagal dalam membentengi dirinya. Kemarin bilang sendiri bahwa sudah tidak punya urusan. Dan sekarang seolah berusaha menyatakan gejolak hatinya. Yang Rere sendiri belum yakin itu cinta atau bukan.
Renald tertawa pelan, ia sebenarnya paham dari maksud pertanyaan Rere. Ia hanya sekadar bercanda. Tiba-tiba Renald menghadapkan tubuh Rere agar menghadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
Fiksi Remaja"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...