15. MENYESAL

845 71 36
                                    

Semoga suka^^
•••

Rere berjalan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit, jantungnya berdetak kencang, tubuhnya bergetar hebat ketika mendapatkan kabar jika Renald kecelakaan parah. Rere menyesal, ia sangat menyesal.

Sebab karena dirinya Renald sampai kecelakaan. Ia tadi hanya bercanda, ia hanya ingin mengerjai Renalr agar panik dan segera menjemputnya. Demi apapun Rere menyesal telah bercanda seperti itu. Ia tidak tahu jika Renald akan sepanik itu hingga tidak fokus mengendarai motornya.

Kaki Rere berhenti tepat di ruang ICU. Kehadirannya menjadi sorotan semua orang yang ada di sana. Banyak anak-anak The Wolf King maupun Leopard. Di sana juga ada Raisa dan teman-temannya.

Rere ragu untuk melangkah ke sana, perasaan bersalah masih menyelimutinya. Apalagi ketika melihat Bu Nayya menangis kencang. Rere menghapus air matanya, ia menarik napas panjang-panjang. Dan mencoba berani mendekati Bu Nayya.

Untuk ke dua kalinya Rere membuat Renald atau pun Bu Nayya terluka. Rere begitu menyesal. Ia menepuk pelan pundak Bu Nayya, Bu Nayya menoleh. Rere takut, takut jika Bu Nayya akan marah padanya.

"Tan-tante, aku--" ucapan Rere terhenti, ia merasakan sebuah pelukan hangat dari Bu Nayya. Rere bernapas legah, Bu Nayya sama sekali tidak marah.

Perlahan Bu Nayya melepas pelukannya, menghapus air matanya sejenak. Lalu menepuk-nepuk pundak Rere lembut.

"Masuk, Sayang. Bangunin Renald ya?" ujar Bu Nayya getir.

Rere tersenyum lebar, ia begitu senang dengan sikap Bu Nayya. Sebesar apapun kesalahannya, Bu Nayya tetap baik padanya. Rere mengangguk dan hendak masuk ke dalam ruang ICU. Tapi pergerakannya tertahan.

"Tadi lo kenapa? Sampai Renald sepanik itu?" tanya Ranti sembari mencekal tangan Rere.

Rere terdiam sejenak, menyeka air matanya. Memang ia harus mengakui kesalahannya.

"Gue ... maaf sebelumnya. Gue tadi cuma bercanda, gue sengaja buat Renald panik. Biar Renald cepet-cepet jemput gue."

Rere menunduk, sudah pasti semua orang akan marah padanya. Cekalan tangan Ranti semakin erat, menandakan kemarah. Tapi cepat-cepat Raisa melepas cengkraman tangan itu.

"Lo sengaja huh?" tanya Mauren.

"Rere enggak bermaksud kok. Angkasa yang terlalu panik, karena dia khawatir sama Rere. Bukan mau Rere juga," ujar Raisa. Ia menoleh kearah Rere. Mengulum senyum lebar. "Masuk, Re. Buat Angkasa sadar ya?"

Rere mengangguk kaku, ia segera memasuki ruang ICU. Mata Rere memerah, tidak tega melihat kondisi Renald saat ini. Lelaki itu berbaring dengan sangat lemahnya dengan banyak selang di tubuhnya. Rere segera duduk di samping ranjang Renald, mengelus lembut tangan Renald. Lalu menyenderkan kepalanya di bahu Renald.

Air matanya menetes, tapi Rere mencoba menahan isaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Air matanya menetes, tapi Rere mencoba menahan isaknya. Ia tidak ingin menggangu Renald, dan benar apa kata Renald, jika bercanda itu hanya membawa petaka. Ia menyesal. Dan kenapa sekarang Rere jadi sepemikiran dengan Renald?

Renaldy[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang