HAPPY READING^^
•••
Renald menghela napas jengah, sudah 3 jam lebih ia dan Rere mutar-mutar keliling Jakarta. Hanya untuk menuruti kemauan Rere. Sekarang Renald menjalankan motornya entah dengan tujuan ke mana.
Segala tempat tadi sudah ia kunjungi, dari: alun-alun, toko aksesoris, Mall, tempat makan, bahkan kebun binatang.
Deg.
Motor Renald tiba-tiba berhenti mendadak. Renald segera mematikan mesinnya dan turun dari motor, diikuti dengan Rere.
"Kenapa sih?" sewot Rere.
Renald diam, ia segera mengecheck mesinnya. Dan ternyata aman. Lalu ia beralih mengcheck isi bensin nya. Sialnya kosong!
Renald berdecak kesal lalu menyorot dingin Rere.
"Dorong!" titah Renald tegas.
Awalnya Rere hendak menolak, tapi mau bagaimana lagi? Ini semua juga karena kemauan Rere untuk keliling-keliling kota. Akhirnya ia membantu Renald untuk mendorong motor itu hingga ke tempat pom bensin. Untung saja pom bensin tidak jauh dari sini.
Sesampainya di sana Renald langsung mengisi bensin. Saat sudah selesai, Renald merogoh kantongnya. Renald mengernyit karena tidak menemukan apa yang ia cari. Rere yang melihat raut Renald mengernyit was-was.
"Please. Jangan bilang duit lo habis," bisik Rere.
Renald menoleh ke arah Rere. Ia nyengir tak berdosa. Dan Rere mengepalkan tangannya kuat-kuat, kalau saja tidak banyak orang Rere pasti sudah menghantam Renald. Rere hanya bisa tersenyum lebar, senyum menahan amarah.
Renald menoleh ke petugas pom bensin itu.
"Pak, uang saya habis. Maaf," cicit Renald dengan cengirannya, Rere memilih menunduk karena malu.
"Di sini jual belinya pakai uang, bukan maaf," sinis petugas itu.
Renald memutar otaknya mencari solusi. Pandangan jatuh ke arah Rere. Benar-benar merasa kesal dengan gadis itu. Uangnya habis untuk menjajakan Rere.
"Cil, lo yang bayar," bisik Renald.
Rere menggeleng, "uang gue habis buat bayar lo huh!"
Renald mengembuskan napas panjang. Sepertinya ide yang ada di pikirannya memang jalan satu-satunya. Walau harus mengorbankan Rere. Yang jelas Renald tidak peduli.
"Dia jadi jaminannya pak. Saya mau pulang ambil uang dulu," ucap Renald menunjuk Rere.
Rere membulatkan matanya tajam, ia segera menarik Renald untuk menjauh. Rere mencubit keras tangan Renald.
"Jokes lo apa-apaan sih?!"
Renald mendelik tajam. "Gara-gara lo minta jalan-jalan, bensi gue habis heh!"
"Ck, awas aja ya kalau lo enggak balik! Hukumannya jadi pacar gue!"
Renald tertawa pelan, ia mengacak-acak rambut Rere sejenak.
"Tenang aja, gue cowok bertanggung jawab kok."
Renald berjalan hendak meninggalkan Rere. Tapi ucapan Rere membuat langkahnya terhenti.
"Kalau gue baper, apa lo mau tanggung jawab?"
Renald berbalik, menaikkan satu alisnya. Mengulum senyum tipis lalu segera melangkahkan kakinya untuk mengambil motornya.
•••
Renald mengendarai motornya dengan santai, tidak memikirkan Rere di sana yang pastinya kesal. Tiba-tiba pandangan matanya menangkap seseorang di tepian jalan. Matanya memicing, seperti mengenali sosok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
Fiksi Remaja"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...