Semoga Suka°^°
•••Renald tetap tidak bisa tenang, pikirannya terus berkutat pada Rere. Gadis itu mengusik pikirannya terus-menerus. Di telfon tapi tak di respon. Renald menghela napas lalu bangkit, ia harus mencari kabar soal Rere. Renald turun dari ranjangnya, ia meringis merasakan kaki kirinya sakit.
Renald meraih infusnya, dan berjalan perlahan dengan terpincang-pincang. Renald tidak mau membangunkan mama nya. Dan rumah sakit sudah sangat sepi. Jelas, ini sudah tengah malam.
Dahi Renald berkerut, ia melihat sesosok gadis mungil yang sedang berada di kursi antrian. Renald menyipitkan matanya, merasa tak asing dengan gadis itu. Rumah sakit ini memang buka 24 jam, jadi masih ada yang ke mari.
"Bocil?" gumam Renald yang menyadari itu adalah Rere.
Renald semakin mendekatkan langkahnya pada Rere. Pikirannya semakin kacau, melihat Rere ada di rumah sakit malam-malam seperti ini. Ia takut terjadi apa-apa dengan gadis itu.
Renald menepuk pundak Rere pelan, membuat Rere sedikit terkejut. Menoleh, Rere terkejut melihat Renald. Ia segera berdiri dan menatap Renald dalam-dalam.
"Cil, lo ngapain di sini? Lo gapapa kan? Maaf tadi gue enggak bisa dateng. Lo kenapa tadi? Gapapa kan, cil?"
Rere terdiam, hatinya merasa terenyuh. Perasaan bersalah makin menyelimuti dirinya. Renald benar-benar khawatir pada dirinya, bahkan sampai kecelakaan. Seharusnya Rere yang meminta maaf, kenapa malah Renald?
"Cil? Gapapa kan? Kenapa tadi lo minta maaf hem?"
Rere mengerjapkan matanya beberapa kali, berdehem sejenak.
"Gue yang salah, Jok. Gue gapapa, maaf karena udah buat lo khawatir sampai kecelakaan."
Renald menghela napas, ia langsung memeluk tubuh Rere. Mendekapnya hangat. Tentu membuat jantung Rere berpacu cepat dengan perlakuan tiba-tiba dari Renald.
Padahal Rere sudah berniat untuk menjauhi Renald, tapi mengapa semakin kesini jantungnya terus tidak karuan? Rere takut akan jatuh cinta dengan Renald.
"Gue khawatir, Cil. Lo salah apa? Lo tadi kenapa huh?"
Rere menelan salivanya susah payah, suara lembut dari Renald seakan mematikan sarafnya. Rere merasa bingung. Bingung dengan jantungnya yang berpacu cepat ketika bersama Renald. Dan bingung dengan sikap Renald yang begitu khawatir.
Jatuh cinta?
Tidak! Ini terlalu cepat bagi Rere. Tidak semudah itu untuk menjatuhkan hatinya pada Renald. Tapi apa mungkin perhatian kecil Renald dan mereka yang terus bersama, membuat cinta itu tumbuh?
"Jokes ...." Rere melepaskan pelukan itu. "Gue enggak kenapa-kenapa kok. Tadi ... maaf gue cuma bercanda. Gue cuma pengen lo khawatir dan cepat-cepat jemput gue."
Raut wajah Renald yang tadinya cemas langsung datar. Rere menunduk, tahu jika ia salah. Rere yakin setelah ini Renald akan marah lagi. Seperti waktu dulu.
Rere menyesal karena telah membuat trauma Renald kembali teringat lagi. Tiba-tiba saja Renald memeluk Rere lagi, kali ini lebih erat.
"Gue tahu lo marah, lo benci sama gue. Maaf, Jok maaf."
"Iya gue marah, tapi apa maaf lo itu bisa merubah keadaan? Enggak. Cuma satu yang bisa lo lakuin."
"Apa, Jok?"
"Jadi perawat gue sampai sembuh."
Rere membulatkan matanya, ia mendongak menatap Renald teliti. Menjadi perawat Renald? Ah! Itu menyebalkan untuk Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
Fiksi Remaja"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...