27. JUARA

595 67 45
                                    

SEMOGA SUKA^^

•••

Rere mempercepat jalannya, rautnya terlihat begitu senang. Terpancar jelas di wajah gadis cantik itu. Sepanjang ia jalan menuju gerbang, ucapan selamat dan pujian terus bergema. Rere hanya tersenyum menanggapi.

Matanya semakin berbinar-binar, kala melihat cowok yang sudah menunggu dirinya di depan gerbang sekolah.

"Jokes."

Renald menoleh, mengulum senyum tipis.

"Aku seneng banget," ucap Rere semangat.

Tanpa sadar Rere mengubah gaya bicaranya. Sedangkan Renald meringis, agak terkejut dengan bahasa Rere yang berubah dari gue ke aku. Tapi Renald suka mendengarnya.

"Kenapa emang?"

"Aku juara umum semester ini, peringkat satu. Bangga banget aku, jok!" ujar gadis itu semangat.

Renald tersenyum lebar, ikut senang dengan prestasi gadisnya. Tangannya bergerak, mengacak-acak rambut Rere dengan gemas. Apalagi ketika gadis itu berucap dengan kata 'aku', terlihat manis bagi Renald.

"Kamu seneng enggak punya pacar pinter kayak aku, jok?"

"Tentu aja," jawab Renald dengan anggukan yakin. Melihat gadis itu bahagia sudah cukup membuat hati Renald ikut bahagia.

"Seneng banget aku akhirnya bisa kalahin Samuel." Rere tersenyum puas. "Samuel itu cerdas banget. Dia kemarin yang kepilih bawa nama sekolah buat olimpiade. Dia juga tampan dan kaya. Banyak yang mengagumi dia. Apalagi prestasinya itu."

Renald mengubah rautnya, merasa tidak suka dengan Rere yang memuji cowok lain di depannya.

"Samuel juga baik. Dia bersaing sama aku secara sehat. Bahkan aku sering belajar ke dia sebelum ujian dimulai. Baik banget dia. Dia enggak anggap aku saingan gitu, dia juga enggak terobsesi untuk selalu dapat juara umum."

Rere membicarakan soal Samuel dengan begitu bangganya. Hati Renald jadi panas dingin, kesal rasanya mendengar cowok lain dipuji oleh pacarnya sendiri.

Memangnya setampan apa Samuel? Sepintar apa dia? Sampai-sampai membuat gadisnya memuja-muja pria itu.

"Tampan?" tanya Renald sinis.

"Tentu aja!" jawab Rere antusias. "Dia temennya Randy. Satu kelas sama aku. Samuel dingin dan pendiam. Tapi banyak cewek yang suka loh. Dia laki banget!"

Renald sudah jengah mendengar pacarnya memuji cowok lain. Ia memakai helm nya dan memberikan satu helm nya pada Rere.

"Pulang," ucap Renald terkesan dingin.

"Aku belum selesai loh ceritanya? Samuel itu--"

"Samuel aja teross yang dipuji. Aku kapan?"

Jantung Rere berdetak dengan menggila. Napasnya tercekat beberapa detik, terkejut dengan ucapan Renald. Rere baru sadar jika bahasa panggilan mereka berubah.

Rere menepuk jidatnya, sadar jika cowoknya cemburu. Ia menggigit-gigit bibir bawahnya. Perlahan tangannya menerima uluran helm itu, dan langsung memakainya.

"Kamu cemburu ya?" goda Rere pada Renald dengan senyum jahilnya. Tapi cowok itu hanya diam.

Saat Rere hendak mengaitkan pengait helm itu, tiba-tiba Renald menepis tangannya. Cowok itu turun dari motor dan menghadap Rere, tangannya langsung mengaitkan pengait helm itu. Detak jantung Rere semakin menggila, menatap Renald sedekat ini.

"Jokes," lirih gadis itu.

Renald menatap mata Rere, rautnya datar. Saat Rere hendak berbicara, tiba-tiba Renald menepuk-nepuk pucuk helm itu pelan. Senyumnya mengembang lebar.

Renaldy[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang