11. MALAM PERESMIAN

674 77 77
                                    

SEMOGA SUKA
•••
"Angkasa."

Keduanya langsung menoleh ke arah sumber suara, di sana ada seorang cewek yang sedang berjalan ke arah mereka dengan senyum lebarnya. Rere tidak mengenali siapa cewek itu. Renald mengulum senyum setibanya cewek itu di depan mereka. Cewek itu melirik Rere sejenak, lalu kembali menatap Renald.

"Lo ngapain di sini?" tanya Renald seraya berdiri. Rere pun ikut berdiri.

"Ini, tadi aku lewat aja, terus lihat Revan sama anak-anak lain. Ya udah aku mampir ke supermarket dulu buat beli minuman. Ini."

Cewek itu memberikan sebotol minuman dingin untuk Renald. Renald kembali tersenyum dan menerima botol minuman itu. Dari yang Rere lihat sepertinya mereka dekat.

Renald melirik Rere sembari meminum, setelah selesai minum ia menutup botol itu.

"Kalau dateng tuh jangan bawa tangan kosong doang," celetuk Renald menyindir Rere.

Tentu hal itu membuat Rere panas, tangannya sudah terkepal kuat. Renald selalu saja membuat ia emosi, hanya satu kata yang terus ia lafal kan dalam hati dan terapkan. Yaitu sabar.

"Angkasa jangan gitu. Mungkin aja dia nggak punya duit," ujar cewek itu membuat Renald menahan tawanya. Gadis ini memang polos di mata Renald.

Lain dengan Rere yang semakin naik darah, tentu ia tidak terima karena di katai tidak punya duit. Apalagi ekspresi Renald yang seolah mengejeknya.

"Lo pikir gue miskin heh?! Bangsat lo!" umpat Rere menggebu-gebu, tangannya bersidekap kesal.

"Mulutnya itu loh, kasar," celetuk Renald, tapi Rere sama sekali tidak peduli. Dulu ia selalu tidak boleh daddy nya untuk berkata kasar, tapi setelah kenal Renald, kata-kata itu seakan bersemayam di otak Rere.

Dengan polosnya cewek itu menyentuh bibir Rere, tentu hal itu langsung membuat Rere melotot dan menepis tangan cewek itu.

"Apaan sih lo?!"

"Nggak kasar kok bibirnya, dia juga pakai lip balm. Makanya bibirnya nggak kering dan kasar," perjelas cewek itu dengan polosnya.

Renald hanya tersenyum menanggapi, sedangkan Rere memejamkan matanya seraya menarik napas dalam-dalam. Dalam hati ia terus saja mengumpati cewek yang di mata Rere hanya sok polos itu.

"Kata-kata dia yang buruk jangan di tiru, sesat emang."

Rere langsung membuka matanya, sedari tadi Renald terus saja memancing emosinya. Membuang muka, dibanding harus menatap Renald yang akan membuat Rere emosi.

"Eh, hai kenalan yuk?"

Cewek itu mengulurkan tangannya pada Rere. Menoleh, dan menatap dalam cewek itu dari atas sampai bawah. Sedari tadi terus saja tersenyum. Mau tidak mau Rere menerima uluran tangan cewek itu.

"Aku Raisa Azura, temen kampusnya Angkasa. Kamu siapa?"

"Gue Renata Jofaline, panggil aja Rere." Setelah berkenalan Rere melepaskan tangan Raisa. 

"Temennya Angkasa?"

"Bukan, sorry gue nggak kenal dia," ujar Rere sembari menunjuk Renald.

Raisa manggut-manggut, "sini kenalan dulu. Dia Renaldy Angkasa, dia pintar loh di kelas. Angkasa, ini Renata, panggil aja Rere."

Rere melongo, dengan polosnya Raisa memperkenalkan Renald dengan dirinya. Tapi ia tidak yakin jika gadis ini benar-benar polos? Lain dengan Renald yang malah menganggapi ucapan Raisa.

"Hai, Rere. Salam kenal ya," ujar Renald ikut-ikutan Raisa. Sedangkan Rere bergidik kesal.

"Sableng!"

Renaldy[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang