Semoga suka^^
•••"Rere."
Rere yang sedang berkacak pinggang karena kesal dengan Renald menoleh ke belakang, ia mendapati salah satu kakak kelasnya yang bernamakan Raden. Rere menurunkan kedua tangannya sembari tersenyum tipis.
"Tadi itu Bang Renald ya?" tanya Raden yang tadi melihat kedatangan Renald sebelum lelaki itu pergi.
"Lo kenal dia?" tanya Rere balik.
"Semua yang sekolah di sini harusnya tahulah sepak terjang seorang Renaldi Angkasa. Kakak kelas gue dulu dia."
Rere hanya ber-oh ria saja, ia murid baru jadi wajar belum kenal banyak tentang sekolah Nusa Mars ini. Mata Rere menangkap sesuatu yang dibawa oleh Raden.
"Lo bawa apa?" tanya Rere tanpa embel-embel 'kak'. Padahal Raden adalah kakak kelasnya yang sudah kelas 12. Begitulah Rere, suka seenak hati sendiri.
"Oh ini makanan buat lo," ujar Raden menyodorkan kotak makan berwarna ungu itu pada Rere.
Rere tidak langsung menerima, ia berpikir sejenak. Hal seperti ini sudah biasa baginya sejak SMP, hanya modusnya para kadal darat. Tapi sepertinya kali ini Rere harus menerimanya. Dan dengan senyum lebarnya Rere menerima kotak makan itu dari tangan Raden.
Tentu respon dari Rere itu membuat hati Raden senang bukan kepalang.
"Gue boleh nggak minta lo buatin sarapan buat gue tiap hari?" tanya Rere dengan puppy eyes -nya. Tentu permintaan Rere itu tidak akan Raden tolak, dengan cepat dan antusias Raden mengangguk.
"Boleh banget, Re."
"Kalau anter ke rumah setiap pagi, mau?"
"Siappp, Re!"
Rere tersenyum lebar, mudah sekali membodohi orang yang bucin dengannya itu. "Makasih. Lo nanti anterin nya sebelum jam enam ya?"
"Okee, Re siapp pokoknya!" ujar Raden sembari mengangkat jempolnya.
"Ini lo ambil aja." Rere mengembalikan kotak makan itu ke tangan Raden. Membuat Raden kebingungan, sebelum Raden bertanya Rere bersuara. "Gue udah sarapan, mubazir nanti."
Walau berat dan sedikit kecewa, Raden akhirnya menerima saja. Kan juga besok-besok ia bisa memberikan sarapan untuk Rere.
"Gue duluan," ucap Rere langsung meninggalkan Raden.
Sepeninggal Rere, Raden langsung jingkrak-jingkrak kesenangan. Ia tidak peduli dilihat banyak orang dengan heran. Dan setelah ini Raden akan membangga-banggakan dirinya ke setiap kelas.
Mendapat lampu hijau dari seorang Renata Jofaline adalah kebanggaan tersendiri bagi setiap kaum adam di Nusa Mars. Dan Raden merasa mendapatkan itu.
Lain dengan Rere yang menahan tawanya selama perjalanan menuju kelas. Tiba-tiba saja diperjalanan ia disenggol oleh seseorang. Rere berdecak dan hendak marah, tapi ternyata itu Rachel sahabatnya.
"Ngapa lo senyum-senyum sendiri, lihat makhluk halus lo?" tanya Rachel pada Rere masih dengan berjalan.
"Ngawur!" sewot Rere. "Mata batin gue udah ditutup bro!"
Rachel hanya manggut-manggut, memang sejak kecil Rere bisa gaib. Dulu Rere selalu stres dan ketakutan setiap melihat hal-hal yang tidak semua orang bisa melihatnya.
Waktu kecil tidak ada yang percaya jika Rere bisa melihat seperti itu, semua orang pikir Rere kecil hanya berhalusinasi saja. Tapi setelah kelas 7 Rere di bawa ke tempat orang pintar, dan pada akhirnya mata batinnya di tutup pada saat kelas 8.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
Teen Fiction"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...