13. MORNING

669 71 45
                                    

Semoga Suka^^
•••

Renald menuruni tangga dengan bersiul riang, ia menghampiri mama serta adiknya yang ada di meja makan. Mengecup singkat kening mamanya lalu ikut duduk bersama. Renald mengambil selembar roti dan mengolesi selai coklat di atasnya.

Itu adalah sarapan Renald jika tidak ada nasi goreng. Berbeda dengan Randy yang penyuka sayur, Renald justru sangat menghindari sayur. Ia trauma ketika dulu makan sayur dan ada ulatnya, hampir saja ke makan olehnya. Sejak saat itu Renald membenci sayur.

"Rere kok belum dateng, bang?" tanya Bu Nayya sembari mengolesi selai coklat ke selembar roti untuk Renald.

"Enggak tahu. Jangan dibicarain, nanti anaknya datang, ma. Nanti--"

"Pagii!!"

Nah! Suara itu yang begitu familiar. Suara seseorang yang baru saja dibicarakan. Renald menutup matanya malas, lain dengan Bu Nayya yang langsung merentangkan tangannya memberi kode pada Rere untuk memeluknya.

Dengan sigap Rere berhambur ke pelukan Bu Nayya. Tak lama Rere duduk si samping Randy, menghadap Renald yang sekarang memakan roti itu dengan gerakan slow motion.

"Wahh! Sayur kangkung!! I like it!" pekik Rere kegirangan.

"Makan, Re. Habisin aja sayurnya," pinta Bu Nayya lembut.

Rere mengangguk dan hendak mengambil sayur kangkung itu, namun dengan jahilnya Renald merampasnya. Tentu mendapatkan tatapan tajam dari Rere.

"Jokes! Sini!"

Rere mencoba merampas piring itu dari Renald, tapi tangannya kalah panjang dari lelaki itu. Masih dengan gerakan slow motion nya yang memakan roti, Renald sengaja mengangkat tinggi-tinggi piring itu.

Seakan menghina Rere yang bocil.

"Abang, kasih lah. Kamu kan nggak suka sayur," ucap Bu Nayya menengahi. Tapi Renald tetap tidak mendengarkan.

"Mau lo apa sih?"

"Duduk samping gue!" titah Renald tanpa menatap Rere.

Tentu Rere tidak langsung menurut, ia memikirkan sejenak permintaan Renald itu. Untuk apa memang? Apa salahnya duduk di samping Randy? Cemburu kah? Impossible.

Dengan kesal Rere berdiri sembari menggebrak mejanya sedikit kencang, sorot matanya tajam dan terus menatap Renald. Dengan ogah-ogahannya Rere duduk di samping Renald, dan lelaki itu dengan sok manisnya memberikan piring sayur kangkung itu di depan Rere.

Dengan jailnya, saat Rere hendak makan, Renald menginjak kaki Rere cukup keras. Membuat gadis itu meringis kesakitan. Renald tertawa, memang itu hal jail yang ingin ia lakukan.

"Kenapa, Re?" tanya Bu Nayya.

Rere menggeleng dan tersenyum kaku. Ia menyorot Renald tajam. Seolah memberikan tatapan ancaman.

"Makan yang banyak, biar cepat gede, cil."

Renald mengacak-acak rambut panjang Rere, terkekeh sejenak lalu kembali memakan rotinya, tidak mempedulikan tatapan sebal dari Rere.

"Apanya nih yang gede, bang?" tanya Randy ambigu seraya terkekeh jahil. Tentu Renald maupun Rere tidak mempedulikannya. Mereka sibuk makan seolah tidak menganggap Randy itu ada.

"Bangke kacang!" umpat Randy lalu bangkit dari duduknya dan meraih tasnya. Ia berpamitan pada mamanya lalu segera pergi.

Sedangkan Renald dan Rere masih asik makan. Renald sudah menghabiskan 3 lembar roti tawar, sedangkan Rere sudah meludas habis sayur kangkung itu.

Renaldy[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang