14. AIR PUTIH

662 68 59
                                    

Semoga Suka
•••

"Nih!"

Rere menyerahkan helm milik Renald dengan kasar, ia merapikan rambut panjangnya yang terkena angin. Rere menatap Renald sebal, akibat kejadian beberapa jam lalu.

"Lima puluh ribu aja, soalnya lo udah ambil first kiss gue!" Rere menempelkan uang 50 ribu itu di dahi Renald.

"Hari ini gue pulang jam dua!" ucap Rere ngegas lalu melengos pergi. Renald paham gadis itu sebal, tapi apa boleh buat? Ia sudah melakukannya.

•••

Rere melangkahkan kakinya dengan malas menyusuri koridor sekolah, pagi yang menyebalkan untuk Rere. Ia begitu kesal akibat perlakuan Renald tadi. Apa maksudnya? Itu adalah first kiss nya, dan Renald seenaknya mengambil.

Rere mengusap-usap bibirnya kesal, ia yakin jika itu bukan pertama kalinya untuk Renald. Mengingat jika lelaki itu juga dekat dengan Raisa.

"Anjim! Bekas ini argh!"

Rere menghentak-hentakkan kakinya kesal, ia tidak mempedulikan sapaan dari orang-orang. Rere yang ceria mendadak murung karena Renald.

"Pagi, cantik," sapa seorang cowok kelas 12 yang terkenal playboy.

"Pagi juga, jelek," balas Rere dengan sinis.

"Haii, Rere," sapa segerombolan cewek anak kelas 11.

"Sksd!" desis Rere pada kakak kelasnya itu, ia tidak peduli akan digibah ataupun disinisi.

Rere segera memasuki kelasnya dan langsung duduk di mejanya. Melihat ke datangan Rere membuat Rachel, Rania dan juga Fia mendekat. Sudah hampir 2 bulan sekolah di sini mereka berteman dekat.

Rachel mengamati wajah Rere yang ditekuk 180°, biasanya tiap masuk kelas cewek ini heboh dan ceria. Dan kali ini ia diam merenung.

"Mendung, awas nanti ada petir," ucap Fia lalu tangannya menarik ke dua temannya agar menyingkir. Rere melotot tajam, tapi ia sama sekali tidak merespon.

"Geledek, duarr!!" heboh Rania sembari menggebrak meja, membuat banyak orang terkejut.

Rere lagi-lagi hanya bisa menghela napas kasar, rusak sudah mood nya pagi ini. Dari mulai Renald dan teman-temannya itu. Mungkin jika orang lain diperlakukan seperti itu akan kesenangan, apalagi dicium oleh Renald.

Tapi tidak dengan Rere. Apalagi hubungannya dengan Renald itu belum jelas, Renald masih bukan siapa-siapanya Rere. Tapi dengan seenaknya Renald main nyosor begitu saja.

Rere sangat tidak suka. Ciuman pertama itu ia mati-matian jaga untuk suaminya kelak. Dan Rere benci jika sesuatu yang ia jaga harus diusik oleh orang lain. Mungkin jika Renald itu kekasihnya Rere tak terlalu mempermasalahkan hal ini. Tapi status mereka itu bukan siapa-siapa.

"Morning, Student!" sapa pak Slamet selaku guru bahasa Inggris.

Melihat ke datangan pak Slamet membuat seisi kelas langsung duduk di tempat masing-masing. Rere duduk bersama Fia. Dan Randy yang baru masuk dengan seragam acak-acakan merasa heran dengan raut Rere yang tak bersahabat.

"Morning, Sir!"

"Oke, kumpulkan tugasnya. Ayo!"

"Hah?!"

Seisi kelas langsung melotot tajam, mereka saling pandang seolah bertanya tugas yang mana? Pasalnya minggu kemarin pak Slamet tidak masuk dan memberikan jamkos. Lalu tugas mana yang ditagih?

"Re?"

Seisi kelas menatap ke arah Rere yang hanya cewek itu yang tidak terkejut. Rere sedari tadi hanya menopang dagu dan menatap lurus ke depan. Sama sekali belum bersuara. Biasanya kalau suruh mengumpulkan tugas Rere yang paling duluan.

Renaldy[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang