SELAMAT MEMBACA^^
•••
Renata Jofaline. Gadis cantik itu tersenyum lebar, melirik tangannya. Seseorang menggenggamnya dengan erat dan nyaman. Mendongak, menatap cowok itu dari samping.
Cowoknya, miliknya.
Yah, ia sudah menentukan pilihannya. Melupakan segala masa lalu itu dan merangkai halaman baru. Pandangannya menatap ke depan, sebuah menara yang sangat fenomenal.
Menara Eiffel.
"Menara ini seperti menara cinta kita. Iya kan?" ujar cowok itu.
Rere tersenyum lebar, lalu mengangguk. Ia menarik napas dalam-dalam, benar-benar merasa bahagia malam ini. Hatinya sudah mantab, untuk melangkah ke depan dan melupakan masa lalu.
Bersama lelaki di sampingnya ini, meraka merangkai lembaran baru. Kebahagiaan dan cinta. Rere tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.
"Kamu cantik," puji cowok itu sembari mengelus pipi Rere.
Rere tersipu malu, ia tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya. Senyumnya sejak tadi tidak pudar. Membuatnya semakin yakin jika pilihannya ini memang benar.
Rere sedikit berjinjit, tangannya bergerak untuk merapikan rambut cowok itu. Perlakuan Rere ini membuat cowok itu terkekeh pelan.
"Rambut kamu berantakan," ujar Rere sembari menurunkan tangan dan kakinya. "Saya enggak sampai."
Renald tertawa kecil, ia mengelus-elus rambut gadisnya. Lalu menundukkan kepalanya, mempersilahkan Rere agar merapikan rambutnya. Rere tersenyum malu, dengan lembut ia segera merapikan rambut Renald.
Yah, dia Renaldy Angkasa.
Flashback on
Rere menatap Bagas, ia tidak yakin akan menerima bagas atau tidak. Matanya menatap sekitar, mencoba berpikir. Ia terkejut, ketika melihat Renald di dekat pintu.
Cowok itu menatapnya, Rere yakin Renald mendengar semuanya. Cowok itu tersenyum tipis, lalu melangkahkan kakinya pergi.
"Iya, gue akan membuat lembaran baru," ujar Rere pada Bagas. "Tapi bukan sama lo. Gue harus pergi."
Rere segera melangkahkan kakinya menyusul Renald. Entah dorongan dari mana ini? Rere mencoba mencari Renald ke mana-mana, tapi tidak jumpa.
Rere ingat, salah satu tempat favorit Renald itu adalah Pont des Arts. Yah, seperti Rere harus menyusul ke sana.
•••
"Jokes."
Rere melangkahkan kakinya mendekati Renald. Benar dugaannya, Renald ada di sini. Cowok itu tengah menatap air dengan tatapan kosong. Rere berjalan pelan mendekati Renald.
"Kamu ... marah ya?" tanyanya, ia menundukkan kepalanya.
Renald menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh pada Rere. Renald melipat kedua tangannya di depan dada. Menyenderkan punggungnya di pagar jembatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaldy[Selesai]
أدب المراهقين"Sekali percaya, maka enggak akan main-main. Dan sekali dikecewakan, jangan harap kepercayaan dariku lagi." -Renata Jofaline. ••• Namanya Renaldy Angkasa. Dia tampan, kaya, ketua geng motor, dan pintar. Hatinya berkata bahwa ia mencint...