Bismillah..
"Anterin Gisella dulu ya By!" ucap Yara dari atas motor Alif. Abyan mengangguk.
"Iya, lo langsung pulang ya, jangan dilanjutin kencannya, udah malam," nasehat Abyan.
Yara tertawa saja mendengar nasehat itu lalu melambaikan tangannya ceria saat motor Alif mulai melaju. "Daaah Yayan! Dah Gisella!" teriaknya ceria.
Abyan mengulum senyum melihat Alif dan Yara yang mulai menghilang dari pandangan. Masih tak percaya jika dua sahabatnya itu benar-benar pacaran padahal dulu terlihat ogah-ogahan. Pemuda itu menghela napas lalu mengalihkan wajah pada Gisella yang berdiri di sebelahnya. Gadis itu tersenyum tipis dengan arah pandangan ke depan.
"Lo masih marah?"
Pertanyaan itu membuat Gisella jadi mengedip. Ia menoleh ke arah Abyan yang terlihat gugup.
"Maafin gue soal kejadian prank chat kemarin, gue beneran gak ada maksud bikin lo sekhawatir itu," lanjutnya.
Gisella menghela napas, mana mungkin dia masih marah setelah nonton bareng seperti tadi, "Gak apa-apa, sebenarnya gue cuma butuh tenangin diri aja, tapi lo maksa gue buat maafin lo secepatnya makanya gue gedek banget," ujar Gisella. Abyan tertawa.
"Iya iya, maaf ya," ucapnya.
Gisella tersenyum lalu mengangguk, "Ya udah, pulang yuk, nanti kita yang kemalaman," ucap gadis itu sambil melangkah ke arah motornya. Abyan mengangguk setuju lalu mengikuti langkah Gisella.
Gisella lalu naik ke atas motor lalu menghidupkannya, alisnya berkerut saat merasa motornya agak terasa lebih berat dari biasanya.
"By, coba lihat, ban motor gue kempes ya?" tanyanya pada Abyan yang memarkirkan motor tak jauh darinya. Pemuda itu lalu memperhatikan ban motor Gisella dan mengangguk dengan ekspresi prihatin.
"Iya Gis, kempes," ucapnya sambil mendekat ke arah Gisella. Abyan lalu memeriksa ban motor gadis itu dan mendecak pelan saat menemukan sebuah paku yang tertancap disana.
"Kayaknya lagi musim nih ban kempes gara-gara paku, pasti disebar sengaja, kemarin gue juga kena," ucap Abyan sebal.
Gisella membasahi bagian bawah bibirnya cemas, "Trus gimana dong ini," ucap Gisella. Abyan bergumam.
"Gak jauh dari sini ada bengkel sih, motor lo biar gue yang bawa," ucap Abyan sambil mengambil alih motor Gisella. Gadis itu menghela napas.
"Maaf ya By jadi ngerepotin," lirihnya. Abyan terkekeh.
"Gak masalah," katanya santai.
Abyan lalu mendorong motor Gisella menuju bengkel terdekat. Namun sayangnya saat sampai di sana bengkel itu sudah tutup membuat keduanya jadi bingung.
"Gimana nih Yan, apa gak ada bengkel lain?" tanya Gisella.
Abyan bergumam, "Ada sih, tapi agak jauh," ucap Abyan. Gisella mengangkat alis.
"Sejauh apa?"
"Dua kilo dari sini."
Bahu Gisella menurun, "Jauh banget," ucapnya.
Abyan membasahi bibir lalu menatap ke arah bengkel itu lama, lalu entah ide dari mana ia tiba-tiba mengetuk pintu bengkel membuat Gisella mendelik.
"Lo ngapain?" tanya Gisella mendekat. Abyan mengedikkan bahu.
"Siapa tau ada orang di dalam," jawab Abyan.
Lalu benar saja, tak lama seseorang membuka pintu bengkel membuat wajah Gisella seketika merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Inscurities [SELESAI]
Teen Fiction"Sebenarnya siapa sih yang bikin defenisi cantik itu putih? Kayaknya kalau gue ketemu orangnya bakalan gue hajar." ...... Sejak kecil, Gisella sudah terbiasa diejek oleh teman-temannya. Wajahnya yang tidak secantik saudaranya membuat Gisella merasa...