S A T U

30.8K 660 4
                                    

CATT: JANGAN HANYA DI BACA, HARGAI JUGA CERITA INI DENGAN VOTE DAN KOMEN. YANG PALING PENTING KALAU NEMUIN TYPO PLEASE KOMEN!

Happy Reading!

.
.
.

MALAM ini begitu menyenangkan, makan malam selesai dengan sempurna. Makan dalam hening. Tapi dengan suasana hangat, Sudah lama mereka tidak makan bersama seperti sekarang ini. Ditambah lagi kedatangan Alex Oswald dan Zaenalyn Cany Oswald ke kediaman mereka serta Beberapa Aunty dan Uncle juga berkunjung. Membuat suasana rumah semakin ramai.

Tapi tidak dengan Zwetta, gadis itu terlihat gelisah dan tidak senang. Kali ini mereka berkumpul bukan untuk melepas kerinduan atau sekedar bercerita ria.

Ada sesuatu hal yang memang harus dibahas disini, intinya untuk masa depan Zwetta. Perjodohan. Yah satu kata itu mungkin adalah kata yang paling identik di dalam pikiran Zwetta. Gadis yang bernama lengkap Zwetta Velerie Oswald itu malang sekali.

Dia anak kedua dari dua bersaudara. Bungsu. Dia punya seorang kakak bernama Zayn Volorio Oswald. Keturunan dari Vorits Oswald dan Zenyta Kyoni Oswald. Usianya masih sangat muda, 24 tahun tapi dirinya sudah sukses di profesinya sebagai dokter.

Walau masih bergelar dokter umum tapi ini sudah cukup mengesankan bukan? Dirinya adalah salah satu mahasiswi berprestasi jurusan kedokteran yang lulus dengan nilai tertinggi.

"Zwetta ayo masuk," ajak Alex yang kebetulan lewat dari pintu utama dan melihat Zwetta masih duduk di Gazebo seorang diri.

Zwetta hanya menggeleng kecil. "Sayang, jangan terlalu lama di luar. Angin malam nggak baik untuk mu. Jangan begini Zwetta, kalau kamu memang nggak ingin di jodohkan, Grandpa akan bicara dengan Daddy mu. Grandpa akan selalu mendukung mu." jelas Alex ikut bergabung duduk bersama Zwetta.

Zwetta menatap Alex dengan mata berlinang, mungkin dalam satu kedipan mata, air mata akan meluncur, "Makasih banyak Grandpa. Tapi Zwetta rasa itu nggak akan mudah. Bagaimana pun sikap Daddy yang pemaksaan nggak akan bisa dirubah, Grandpa pasti tau itu kan."

Alex terdiam sejenak,"Hmm... Yahyahyah.. Benar juga, Gini aja kalau kamu memang nggak mau menikah dengan Evans itu, maka kamu lari aja ke rumah Grandpa. Grandpa jamin, Vorits nggak akan bisa memaksamu kalau kamu tinggal di rumah Grandpa," sambung Alex.

Zwetta kembali menggeleng, "Lari dari masalah bukan pilihan Grandpa. Lagi pun pekerjaan Zwetta nggak mungkin Zwetta tinggal kan. Karir Zwetta di rumah sakit masih baru di bangun" imbuh Zwetta.

Bullshit, Zwetta sama sekali tidak memikirkan apapun kecuali kekasihnya, Raffi. Pria tampan itu adalah topik utama di pikiran nya. Jika dia memilih mengikuti rencana Alex, bisa dijamin sebentar lagi Raffi akan mengalami masalah buruk. Mengorek informasi satu orang bukan hal yang sulit untuk Vorits.

Alex tersenyum bangga, "Kamu sangat bijaksana nak, Grandpa yakin pria yang akan menjadi suamimu akan sangat beruntung mendapatkan gadis seperti mu"

Zwetta membalasnya ikut tersenyum manis, "Grandpa bisa aja" cicitnya.

"Sudahlah jangan memikirkan nya lagi. Ayo kita masuk, hari uda semakin larut,"

Zwetta menggeleng, "Grandpa duluan aja. Zwetta masih belum ngantuk, Zwetta akan masuk sebentar lagi." timpal Zwetta.

Alex akhirnya memilih bangkit, "Grandpa uda ngantuk, Grandpa duluan kalau begitu, Jangan terlalu lama di luar yah"

Ucapan Alex hanya di balas dengan anggukan kecil oleh Zwetta. Dia masih di posisi yang sama. Duduk di Gazebo kayu di depan pintu utama kediaman mereka.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang