Bruk

913 119 10
                                    

Setelah pertemuan Athanasia dengan Maria mereka menjadi lebih dekat dan sering menghabiskan waktu bersama, sifat Maria yang pemalu, lembut dan tidak suka keramaian menjadikan dirinya bertolak belakang dengan Athanasia yang sangat tidak tahu malu, kasar, dan sangat keras.

Maria juga berbeda kelas dengan Athanasia, Maria sekelas dengan Lucas dan mereka tidak mengenal satu sama lain lebih tepatnya Lucas yang tidak mengenal Maria.

"Maria? Ada manusia dikelasku yang bernama Maria?"

Rasanya seperti menjadi ironman.

Yah Maria bukan anak terkenal dikelasnya, biasa juga menjadi bahan bullyan anak anak dengan lain karena tidak bisa menggunakan sihir sama sekali dan tidak bisa beladiri, atau memang Lucasnya yang tidak peduli lingkungan.

Itulah mengapa dia sering menyendiri dipojok atau belakang sekolah.

Tapi anak malang itu malah bertemu dengan Athanasia yang kodratnya gak ada sikap sama sekali.

"Hidupmu susah banget padahal harta segunung."

Berteman dekat dengan Athanasia bukan berarti dekat dengan Ethaniel dan yang lain, Maria tidak kuat mental jika berhadapan dengan mereka semua, berhadapan dengan Athanasia saja rasanya ingin menangis.

"Kayaknya uang jajanku akan dipotong selamanya deh." Kata Athanasia hendak menyerah.

Sekarang mereka ada ditaman belakang berdua, Athanasia sudah izin dengan teman temannya yang lain untuk belajar sejarah bersama Maria, sulit dipercaya Maria sangat pintar untuk hal hal yang membosankan seperti sejarah dan ilmu sosial.

Tapi memang Athanasia paling benci dengan pelajaran sejarah makanya dia tidak mengerti apapun.

"Mu-mungkin kamu jarang membaca buku sejarah." Maria berujar pelan.

"Ya, ayahku saja pernah menghukumku dan kakakku karena nilai sejarah kami." Athanasia sedikit kesal mengingat hal tersebut. "Aku hampir mati dibuatnya."

"A-apa ayahmu menakutkan?" Maria bergidik ngeri.

"Apa? Dia? Hahaha tidak sama sekali dia hanya terlalu sering mengomel."

"Kamu beruntung sekali ya." Cicit Maria pelan.

"Memangnya keluargamu bagaimana?" Athanasia bertanya.

"Uh? I-itu- po-pokoknya kita belajar yang bagian ini." Jelas Maria mengalihkan pembicaraan.

Aneh-

.
.
.
.
.

Brak-

Bugh-

Sreek-

Bugh-

Bugh-

"Argh me-nye-rah."

"Baik stop."

Athanasia tergeletak tak berdaya saat ini dia sedang berlatih seni gulat tangan kosong, Athanasia kalah telak dengan memar disekujur tubuhnya.

Karena lawannya Matheo.

Walau sifat Matheo itu sangat lembut dan gentleman untuk latihan dan misi anak itu tidak akan memberi ampun, bahkan pada teman temannya.

Athanasia dibantu anak anak lain untuk duduk dipinggir, kali ini giliran Dimitris yang melawan Matheo, masalahnya Dimitris tidak ada bakat gulat sama sekali dan dia itu selalu serba sihir.

"Jangan bunuh aku!" Peringatan Dimitris jaga jaga.

Karena dia tidak bisa menggunakan sihir sama sekali saat ini.

Different Fate For My AthanasiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora