Keputusan yang adil

1.2K 138 60
                                    

"Nona! " Alisha berteriak.

"Astagfirullah Alisha! " Ucap Athanasia mengelus dada. "Aku lagi sakit bisa gak sih gak teriak kek gitu?"

"Ya habisnya nona ngapain guling guling dikasur?"

"Gatal nih!"

Alisha berjalan tergesa gesa mendekati Athanasia, begitu juga dengan Anastasius. Papa muda itu begitu khawatir dengan Athanasia, jangan tanyakan dimana Ethaniel berada karena dia masih mengambilkan air minum, salahkan ukuran istana yang membuatnya nyasar beberapa kali.

"Kenapa kau makan makanan itu?" Tanya Anastasius tak habis pikir.

"Ya mana aku tahu ada campuran almondnya." Jawab Athanasia sambil menggaruk tangannya, tapi Anastasius melarang.

"Jangan!"

Jennette yang membawa penyihir langsung menyuruhnya menyembuhkan Athanasia, penyihir itu melihat kondisi Athanasia dan terkejut, langkah kakinya mundur dan sekilas melihat ke Claude dan Anastasius, penyihir itu lalu melihat ke arah Jennette.

"Apa kalian tukaran anak?"

krik-

krik-

Silence-

"Kau mau mati?" Ucap Claude kesal.

"Ma-maafkan hamba yang mulia." Penyihir itu bersujud. "Karena gelombang mana milik tuan putri Jennette lebih mirip dengan yang mulia Anastasius sedangkan gelombang mana milik tuan putri Athanasia lebih mirip dengan anda yang mulia."

"Udah dibilang aku bukan tuan putri." Bantah Athanasia.

"A-apa maksudmu tuan penyihir?" Tanya Jennette takut. "Jadi aku bukan anak papa?"

Claude membeku sedangkan Felix mempunyai reaksi yang biasa saja.

Udah tau aku tuh.
-Felix

Tok-

Tok-

"Atha! kau sakaratul maut?" Tanya Dimitris shock.

Dimitris bertemu Ethaniel dijalan dan langsung diseret masuk ke ruangan bersama Haven tentunya.

"Mata kau!" Balas Athanasia lalu melempar bantalnya kasar.

"Oh masih bisa ngelempar, berarti belum sekarat."

(Mengacungkan jari tengah) -Athanasia

Ethaniel memberikan minuman ke Athanasia, dia tidak menyadari situasi awkard dimana seorang penyihir sedang bersujud. Pikirannya hanya tertuju pada Athanasia. 

"Huwaaa gatal banget! Obatin kek! malah sujud gitu! gak guna banget jadi penyihir!" Rengek Athanasia.

Disaat penyihir itu mulai mengobati Athanasia, Dimitris menahannya. "Biar aku saja."

"Kadang aku lupa dia anak penyihir." Bisik Anastasius pada Ethaniel.

"Kau tahu ayah? kau benar, aku juga lupa." Jawab Ethaniel.

"Udah jangan sok gentleman obatin aku cepat!" Perintah Athanasia.

"Iya!"

.
.
.
.
.

3 jam kemudian:

Doengg——

Setelah Dimitris menyembuhkan Athanasia, mereka semua duduk di ruangan itu, (Dimitris lagi lagi harus menyihir beberapa kursi untuk mereka semua).

Penyihir yang dibawa Jennette telah disuruh pergi lantaran gak ada gunanya juga, menurut Athanasia penyihir itu hanya menghabiskan oksigen ruangan saja.

Different Fate For My AthanasiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora