Jack kembali ke tempat semula setelah sambungan telepon mereka terputus. "Maaf menunggu. Jadi, besok silakan untuk melapor kepada pihak HRD untuk melapor. Aku akan mengatakan kepada mereka tentang kerjamu hari ini."
"Uhm, baiklah, besok aku akan membawa semua berkas termasuk berkas lamaran."
"Jangan lupa untuk menggunakan baju yang layak. Bukan baju yang memprihatinkan seperti saat ini," ejek Jack.
Soraya menyipitkan mata saat mendengar itu. Memprihatinkan? Apa dia begitu memprihatinkan? Soraya melihat penampilannya, baju tidak resmi. Memang, sih, dia tidak pantas menjadi seorang sekretaris saat ini.
"Baik, Tuan. Besok aku akan mengganti gaya."
Mulai hari ini Soraya resmi menjadi sekretaris pribadi seorang Jack Nichole. Hari untuk bersama akan semakin banyak, bekerja sama untuk membalaskan dendam. Memang hal semacam ini seharusnya membutuhkan bimbingan atau semacamnya, tetapi jika Jack menginginkan seperti ini maka dirinya bisa apa selain bersyukur?
"Soraya, ambilkan aku dokumen yang ada di Silvia. Katakan padanya dokumen kerja sama dengan perusahaan dari kota B." Jack memerintah tanpa melihat Soraya sama sekali.
Soraya bangkit dengan penuh semangat. "Baik, Tuan."
Hari pertama kerja bagi Soraya sangat menyenangkan, selain itu dia juga bisa menghasilkan uang dan tidak bergantung kepada Laila lagi. Jack yang melihat semangat dari Soraya pun hanya mampu tersenyum, sudah lama rasanya dia tidak melihat ada orang yang begitu semangat dalam bekerja.
Namun, gerakan Jack terhenti, dia mengingat saat berbicara dengan kekasihnya tadi sambungan masih terhubung. Namun, mengapa gadis itu tidak menyahuti ucapannya malah memutus sambungan di antara mereka?
"Tuan, ini berkas yang Anda inginkan." Soraya meletakkan di hadapan Jack yang sedang melamun.
Mendengar suara Soraya seakan membawa Jack dari dunia lamunan menuju dunia nyata. Ini yang namanya isekkai kilat.
"Oh, iya. Terima kasih. Bantu aku untuk memeriksa berkas itu. Sejauh ini kamu bekerja dengan bagus, kamu kelihatan sangat teliti dalam bekerja." Jack menatap berkas yang dia berikan kepada Soraya tadi.
Jack sengaja memberi dokumen yang baru saja dia ubah beberapa angka. Dia sengaja melakukan itu untuk mengetahui Soraya orang yang teliti atau tidak.
"Baik. Saya akan mengerjakannya dengan teliti." Soraya segera beranjak menuju tempatnya.
Benar sekali, Soraya mendapatkan tempat duduknya setelah resmi diterima kerja oleh Jack. Memang merepotkan, tetapi Jack sudah mengatur semua itu.
Soraya mengernyitkan dahi saat menemukan sesuatu yang tidak beres dengan laporan yang diberikan oleh Jack. Berulang kali juga Soraya menghitung dengan kalkulator.
"Kenapa hasilnya bisa tidak sama? Hasil akhir lebih banyak dibandingkan dengan yang di buku. Apa masih ada kesalahan dalam kepenulisannya?"
"Soraya, belikan aku makan siang. Aku rasa aku sangat lapar."
Soraya mengangkat wajahnya dan menatap Jack. "Ah, baik, tapi itu." Soraya terlihat ragu saat akan mengatakannya.
"Ada apa?"
Soraya bangkit dan membawa dokumen yang diberikan oleh Jack tadi. "Ada masalah dengan penghitungan di sini. Aku sudah menghitung berulang-ulang, tapi hasilnya tetap sama dan hasil akhir tidak sama dengan yang tertulis di kertas."
"Jadi, menurutmu yang benar berapa?" Jack menjawab dengan santai atas laporan Soraya.
Soraya cemberut mendengar itu bagaimana mungkin dia akan tahu jika dirinya tidak ikut dalam rapat ini. "Mana aku tahu. Aku tidak ikut rapat denganmu. Jadi, aku tidak tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...