Soraya membuka mata secara perlahan, badannya terasa remuk dan berat di saat bersamaan. Semalam usai melakukan itu mereka langsung tertidur dan tidak mematikan lampu sama sekali.
Kali ini cahaya matahari mulai menyingsing dan masuk melalui celah-celah gorden. Soraya menatap orang yang terlelap di sampingnya, Jack masih tertidur, Soraya bersyukur saat keluar semalam Roy menutup pintu jika tidak mungkin mereka akan melakukan itu dengan pintu terbuka.
Tangan Jack memeluknya dengan begitu erat, usai pergulatan gila semalam Jack tidak pernah melepaskan dirinya dari jangkauan, seakan lelaki itu memang benar-benar menginginkannya dengan tulus.
Soraya menyentuh wajah damai Jack dengan pelan. "Apa aku bisa melihatmu dalam keadaan seintim ini di lain waktu?" tanya Soraya lirih.
Gerakan Soraya menyentuh wajah Jack rupanya membuat tidur lelaki itu terusik, dengan segera Soraya segera menarik tangannya kembali dan merapatkan selimut.
"Maaf, apa aku membangunkanmu?" tanya Soraya saat melihat Jack yang menatapnya.
Tatapan mata Jack yang tanpa ekspresi, tidak terkejut, marah atau semacamnya. "Aku pikir semalam aku hanya bermimpi," ujar Jack saat menemukan keadaan Soraya yang tanpa busana, bercak merah di mana-mana. Sudah pasti itu adalah ulahnya.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan, hanya saja semalam aku ...."
"Aku tahu, tidak perlu dijelaskan. Tidak ada yang salah bagi suami istri untuk melakukan hubungan seperti ini. Hanya saja sekarang kepalaku sangat pusing," ujar Jack tidak mempermasalahkan apa yang terjadi semalam.
Meski dia mabuk, tetapi dia bisa mengingat apa yang terjadi samalam, dia bukan orang bodoh yang akan lupa saat mabuk. Terlebih lagi Jack tidak mabuk begitu patah sehingga mengakibatkan hange over yang begitu berat jelas saja Jack mengingat apa yang terjadi semalam.
"Aku akan mengambilkan obat pereda sakit kepala karena terlalu banyak minum, juga membuatkan sup yang bisa mengurangi rasa mualnya."
"Baiklah, aku akan mandi lebih dulu." Jack bangkit dari tidurnya.
Soraya memalingkan wajah, dia masih belum terbiasa dengan badan Jack yang terbuka seperti saat ini. Soraya semakin mengeratkan selimut yang membungkusnya, pandangan Jack menyapu segala arah kamar yang terang benderang dan baju berceceran di mana-mana seperti kapal pecah.
"Kenapa kau yang malu, padahal yang melihat semuanya semalam adalah kamu. Eh, ngomong-ngomong boleh aku melihat seluruh badanmu, agar kita impas?" tanya Jack menggoda Soraya.
"Be-berhentilah menggoda, segera kenakan pakaianmu dan pergilah ke kamar mandi, aku harus memakai pakaian dan ke bawah untuk membuat sup." Soraya masih memalingkan wajah yang merona untuk menghindari Jack.
Jack patuh dan memunggut kemejanya yang berada dekat dengannya, dia tidak tahu bahwa dirinya begitu agresif samalam, hal yang dikira mimpi ternyata adalah kebenaran yang terjadi.
Sepeninggalan Jack Soraya segera mengambil baju miliknya dan mengenakan, hari sudah begitu siang, mungkin mereka akan datang telat ke perusahaan.
Saat ini Jack juga Soraya sedang berada di meja makan sarapan bersama, beberapa pelayan hanya saling menatap dan tersenyum melihat mereka yang begitu akrab. Mereka masih mengingat saat Soraya menyiapkan sup tadi, banyak bercak merah di sekeliling leher yang masih mengintip dengan malu-malu.
"Nanti malam aku ingin mengajakmu menemui ayahku." Jack menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Ya, Jack sudah mengetahui mengenai kondisi Prabu yang sedang tidak baik di rumah sakit, juga berkat Roy dia mengetahui bahwa ayahnya itu ada hubungan gelap dengan sekretarisnya yang masih dibilang muda.
"Tuan Nichole?" tanya Soraya bingung.
Pasalnya mereka baru saja bertemu kemarin, lalu apa maksudnya dengan bertemu ayahnya? Apa mereka akan mengembalikan koper milik keluarga Jack?
"Bukan, ayah kandungku, aku ingin mengenalkanmu kepada orang itu." Jack dengan santainya memakan sarapan.
Meski Soraya tidak paham, tetapi dia mencoba untuk mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Soraya. Itu berarti Jack masihlah memiliki ayah dan ibu kandung, apa mereka bercerai?
"Ya, baiklah, aku akan menunggu nanti malam." Soraya juga Jack kembali bungkam saat pembicaraan di antara mereka sudah selesai.
"Sudah mendengar berita terbaru? Berita ini cukup populer pagi ini," ujar Jack sambil menatap Soraya yang memakan sarapan.
"Tidak, ada berita apa? Apa JN masuk jajaran perusahaan besar?" tanya Soraya.
"Tidak, bukan itu. Dendam kepada keluargamu sudah terpenuhi, ibu tirimu saat ini sedang mendekam di penjara atas tuduhan pembubuhan yang dia lakukan terhadap ibumu. Lalu adik iparmu terkena skandal video panasnya dengan sang kekasih tersebar luas di internet. Setidaknya mereka saat ini sudah menderita, jika kau ingin menghancurkan perusahaan ayahmu aku bersedia melakukan itu, saat ini perusahaannya sedang tidak stabil."
Soraya menundukkan kepala saat mendengar itu. Benar dendamnya sudah berakhir, penderitaannya telah terbayarkan, tetapi kenapa dia masih tidak puas? Apa ini yang dinamakan sikap manusia tidak pernah puas dengan apa yang terjadi?
"Pembunuhan terhadap ibuku? Apa maksudnya?" tanya Soraya bingung.
"Ya, berita mengatakan bahwa ibu tirimu dengan sengaja membuat suaminya dan ibumu meninggal dengan cara mengenaskan di dalam mobil. Singkatnya bahwa kematian ibumu tidak seperti yang dibicarakan seperti yang diberitakan, dia masihlah tidak bersalah, ibu tirimu membunuh suaminya dan ibumu. Aku rasa seperti itu, tidak tahu lagi apa yang terjadi lebih lanjut, jika ingin mengetahuinya lebih lanjut itu sudah bukan urusan lagi, yang terpenting ibumu tidak berkhianat kepada ayahmu."
Soraya mengangguk, benar ibunya tidak bersalah itu pun sudah lebih dari cukup, sekarang dia bisa membusungkan dada dan berjalan dengan penuh kehormatan saat nama baik keluarganya sudah bersih.
"Aku sangat senang mendengar berita ini, tarima kasih dendamku telah terbalaskan. Aku sudah bisa memulai semuanya dengan tenang, saat kau menikah dengan kekasihmu, maka semuanya berakhir, ya." Soraya mengatakan itu dengan lirih di akhir kalimat.
"Tidak, semua tak akan berakhir seperti itu, aku memiliki akhir yang lebih indah dibanding dengan itu." Jack tersenyum manis saat mengatakan itu.
Benar, Jack memiliki akhir tersendiri saat ini, entah akan tercapai atau tidak semua itu hanya waktu yang dapat menjawab apa yang terjadi di kemudian hari.
Eriska menatap manajernya dengan tatapan tidak mengerti. Manajernya selalu memarahi karena mereka mendapat teguran dari pihak produser akan sikap Eriska yang tidak terlalu fokus.
"Popularitasmu semakin luntur saja, gunakan kesempatan ini untuk mendongkrak kembali popularitas dirimu, aku sudah membicarakan ini dengan pihak manajemen, mereka mengizinkanmu untuk bertunangan. Kau bisa menggunakan Jack sebagai alat untuk mendongkrak popularitas kembali, bertunanganlah dengan kekasihmu itu katakan saja pada media bahwa pernikahan Jack juga Soraya hanya sebuah kesempatan atas perintahmu karena desakan dari keluarga Jack yang menginginkan lelaki itu untuk segera menikah." Manajer Eriska berbicara panjang lebar mengenai rencana mereka ke depannya.
"Menikah dengan Jack? Pernikahan mereka baru beberapa bulan lalu, bagaimana bisa aku langsung meminta Jack untuk bertunangan denganku, jika itu terjadi maka itu akan membuat nama baikku jadi rusak, aku akan menunggu beberapa bulan lagi untuk menyampaikan berita ini." Eriska mengipasi dirinya dengan tangan.
Benar, dirinya bisa membuat namanya naik kembali dengan sebuah skandal pernikahan Jack, hanya saja dia harus bersabar lebih lama sedikit untuk membuat rencana berjalan dengan lancar.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Salam sayang.
Author L.22 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...