BD- 31 (Memalukan)

12.4K 710 22
                                    

"Hah? A-apa maksudmu?" Jack salah tingkah sendiri dengan kemauan dari Soraya.

"Berhentilah berpikir yang tidak-tidak, aku hanya ingin meminta bantuanmu untuk melepas resleting gaunku, tanganku tidak mencapai resletingnya." Soraya ikut salah tingkah dengan apa yang terjadi saat ini.

"Ta-tapi aku ini adalah seorang lelaki, jangan meminta sesuatu yang tidak mungkin." Jack memalingkan wajah saat mengatakan itu.

"Lalu aku tidak boleh mandi begitu?" tanya Soraya dengan polos dan membuka pintu dengan lebar.

"Bu-bukan begitu. Hanya saja aku ini lelaki normal."

"Kalau begitu tutup mata saja dan lepas resletingku. Kenapa ribet sekali," ujar Soraya kesal.

Memang hubungan mereka berdua bisa dibilang sudah sangat dekat mengingat sudah lama dan berakting bersama. Saling menggoda satu sama lain dan mengejek pun sudah pernah dilakukan oleh mereka berdua.

"Nanti tanganku mengenai kulitmu, itu tidak bagus untukku." Jack terus saja berbuat alasan yang tidak masuk akal.

"Hah? Apa kau itu akan berdiri hanya karena bersentuhan kulit? Tutup matamu dan lepaskan resleting bajuku!" perintah Soraya kesal.

Jack mengehela napas menutup mata dan melakukan apa yang disuruh oleh Soraya. Setelah merasa baju longgar Soraya pun segera menjauh. "Terima kasih. Aku akan segera mandi."

'Brak' pintu pun tertutup, Jack dapat bernapas lega saat mendengar itu menatap tangannya dan tersenyum.

"Meski tidak melihat aku yakin kulitnya pasti sangat lembut," ujar Jack sembari kembali jalan ke ranjang untuk istirahat.

Dalam benak Jack dia tidak menyangka bahwa pernikahan awalnya akan dimulai dengan hal yang seperti ini, pernikahan yang awalnya akan dipenuhi oleh cinta kini harus sirna saat tahu pernikahan ini akan seperti apa akhirnya.

"Tidak buruk juga. Aku akan menganggap bahwa pernikahan ini adalah jalan menuju pernikahan yang sesungguhnya." Jack menutup mata dan tangan tanda bahwa dia ingin ketenangan.

Di lain tempat seorang wanita tengah tertawa lepas bersama dengan teman sosialitanya. Tertawa seakan tidak ada beban sama sekali.

"Aku dengar hari ini kekasihmu Jack menikah, apa kau tidak sedih?" tanya seorang wanita berambut cokelat gelap.

"Jack? Hahahaha, untuk apa aku harus bersedih dia adalah salah satu pengisi bidak di dalam caturku, salah satu pion yang akan membawaku menuju masa tertinggiku. Lagi pula saat diriku sudah redup aku hanya tinggal kembali dan memintanya untuk menikahiku dan menyalahkan istrinya." Wanita itu dengan bangga menyampaikan apa yang ada di pikirannya.

Tangan wanita yang tidak lain adalah Eriska itu bergerak untuk mengambil satu gelas bir yang ada di meja. "Jack adalah pion tersayangku, si bodoh yang akan selalu mengikuti semua perkataan dan keinginanku. Saat aku meminta kita menikah maka dia akan segera menyiapkan itu."

"Kau benar-benar kejam, Er. Aku tidak pernah menemukan orang sekejam dirimu, tidak takut bila Jack akan mengetahui semua ini?" tanya wanita berambut pirang.

"Jack mengetahuinya? Dia tidak akan percaya omongan orang tanpa bukti. Asal aku bicara semua itu bohong maka dia akan percaya, orang sebodoh itu memang pantas untuk aku pegang." Eriska meminum bir itu dalam sekali teguk.

"Ya, aku tahu kau itu orang seperti apa. Sungguh malang orang yang tergila-gila kepadamu," sahut si rambut cokelat gelap tadi.

Kemudian mereka semua tertawa bersama-sama menertawakan sesuatu yang menurut mereka sangat cocok untuk diejek dan diremehkan juga direndahkan seperti ini.

Di kediaman Adiyasa pun Aprillia terlihat sangat tidak suka dengan berita yang dia tonton saat ini. Sebuah acara televisi yang menayangkan acara pernikahan yang terlaksana sebagai pernikahan mewah di tahun ini.

"Apanya yang pernikahan termewah, saat menikah nanti aku akan menjadi orang yang menghiasi semua berita dan memberitakan bahwa aku pengantin tercantik, tidak hanya itu pernikahanku akan menjadi pernikahan termegah dan termewah sepanjang sejarah!" Aprillia mengganti saluran TV dengan kesal.

"April, kenapa dari tadi kamu marah-marah Mulu, aku menjadi heran sendiri." Kartika heran sendiri dengan anak satu-satunya itu.

"Acaranya tidak ada yang seru, semua memberitakan tentang si jalang Soraya, aku heran kenapa orang sependidikan Jack melirik wanita janda seperti Soraya, ayah juga kenapa dia ikut andil kali ini dalam pernikahan Soraya. Awalnya dia juga begitu membenci Soraya, kenapa sekarang menjadi peduli dan membantu acara pesta kali ini?!"

Kartika menghela napas dan ikut duduk di samping Aprillia. Dia juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi kepada suaminya, selama ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan dari suaminya itu.

"Aku juga bertanya-tanya kenapa Pak Tua itu tiba-tiba memberikan perhatiannya saat pernikahan ini, di pernikahan lalu dia peduli sama sekali. Aku masih mengingat dengan benar dia malah membawa kita untuk berlibur keluar negeri." Kartika juga mulai memikirkan keanehan yang terjadi belakangan ini.

"Mama, jangan-jangan pesona Mama sudah tidak berguna lagi, itu sebabnya di teringat dengan anaknya!" Aprillia terperanjat saat mengatakan itu.

"Hah? Jangan mengada-ada, ayahmu itu sudah tua, pasti ada sesuatu yang membuat pikiran si tua itu hingga berubah menjadi seperti itu. Pokoknya kita pikirkan nanti saja, malam ini aku ingin membuat mempelai merasakan malu, kamu sudah menyiapkan yang aku minta waktu itu, kan?" tanya Kartika.

"Ya, aku sudah membelinya sesuai dengan perkataanmu, memangnya buat apa obat semacam itu? Jangan-jangan Mama mau memberikannya kepada Soraya?" Aprillia menutup mulutnya tidak percaya.

"Diamlah, kita akan membuat gadis itu merasa malu dan si Tua itu pasti akan kembali membencinya dan kembali ke dalam genggaman kita."

"Mama memang paling bisa diandalkan. Kita akan memberinya pelajaran nanti."

Soraya kembali mengeluh saat para perias kembali masuk ke kamar mengganggu tidur untuk dirias secepatnya.

"Apa belum selesai?" tanya Soraya saat dirinya sudah dirias lebih dari setengah jam.

Pertanyaan itu juga sudah berkali-kali Soraya lontarkan lantaran terlalu lama duduk. "Aku sudah lelah, nanti aku bisa pingsan sebelum acara dimulai kalau kalian merias lebih lama lagi," imbuh Soraya menakuti para perias.

Benar saja mereka bekerja lebih cepat dari biasanya. "Nyonya tidak boleh bicara seperti itu. Dua puluh menit pasti akan selesai. Nona tidak perlu khawatir," ujar perias yang membenarkan tatanan rambut yang sudah diubah berulang kali.

"Baiklah, aku akan menunggu lima belas menit lagi. Jangan membuatku menunggu terlalu lama lagi." Soraya mulai kesal sendiri.

Bagaimana tidak kesal jika dirias begitu lama dan mereka mengatakan bahwa harus menunggu dua puluh menit lagi. Di pojok ruangan Jack tertawa kecil melihat itu, dia sudah selesai untuk mengganti pakaian dan menunggu mempelai wanita yang dirias begitu lama.

"Dia terlihat lucu saat seperti itu." Jack menutup mulutnya yang tersenyum kecil.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Semoga suka.

Besok double up.

Salam sayang
Author L

8 Desember 2020

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang