Jack menyugar rambutnya ke atas. Dia saat ini berada di dalam mobil. Memikirkan kembali saran dari Eriska, memangnya ada orang yang akan mau menikah dengan cara seperti ini? Orang bodoh pun pasti akan menolak jika akhir dari pernikahan itu adalah perpisahan.
"Menikah. Saat kekasihku sudah mau menikah denganku maka kami akan berpisah? Tunggu dulu, orang normal dari mana yang mau dijadikan tumbal semacam ini?!" Jack mengerang frustrasi saat mengingat rencana bodoh dari Eriska.
Tubuh Jack kontan rileks saat mengingat sesuatu. Pertemuan pertama dengan Soraya, balas dendam. Jack tahu kemungkinan ambisi dari Soraya tidaklah melumpuhkan Aditya semata, 'kan? Dia pasti memiliki dendam lain seperti kepada keluarganya, mengingat bahwa wanita itu anak dari Cristiano Adiyasa, keluarga Adiyasa masih hidup dan sehat.
"Ya, aku bisa mencoba keberuntungan di saat seperti ini. Aku berharap bahwa dia juga memiliki dendam kepada keluarganya. Dengan begitu aku bisa meminta bantuan dan berpisah secara baik-baik." Senyuman Jack terlihat berseri-seri saat membayangkan itu. Namun, senyum itu tak bertahan lama saat mengingat sesuatu. "Tunggu dulu. Bukannya aku begitu kejam jika seperti ini? Baiklah, aku coba lebih dulu."
Jack melajukan mobilnya meninggalkan pelataran vila yang dia kunjungi tadi. Sedangkan Eriska sudah kembali masuk ke dalam vila sejak Jack memasuki mobil.
Soraya sendiri sedang merapikan berkas yang baru selesai dia periksa. Tanpa sadar juga waktu berjalan dengan cepat, jam kerja telah selesai.
"Akhirnya selesai juga. Aku harus segera pulang dan membuat makan malam untuk kami berdua." Soraya merenggangkan badan saat mengatakan itu.
Soraya menyempatkan diri untuk merapikan laporan yang berserakan di meja Jack karena lelaki itu pergi begitu saja tanpa merapikan apa pun. Pandangan Soraya menatap ke jendela yang berada di belakang tempat Jack duduk biasanya, melangkahkan kaki menuju jendela itu agar lebih dekat.
"Pemandangan dari sini sangat indah. Aku dapat melihat jauh saat dari sini," gumam Soraya.
Terlalu terlena dengan pemandangan di sana Soraya melupakan tujuan utamanya tadi. Hingga bunyi ponselnya membuat wanita itu tersentak kaget. Mengambil ponselnya yang berada di mejanya.
Nama Jack tertera di sana. "Halo."
"Kau berada di mana? Aku sudah menunggumu di depan rumahmu." Jack terlihat tidak sabaran saat mengatakan itu.
Soraya mengerutkan dahi saat mendengar perkataan Jack. Bukannya lelaki itu ingin menemui kekasihnya, lalu kenapa berada di depan rumahnya? Jack memang beberapa kali pernah mengantar Soraya pulang itu sebabnya dia tahu di mana gadis itu tinggal.
"Aku sedang di kantor. Sebentar lagi selesai membereskan berkas di mejamu, ada apa?" Soraya kembali berjalan menuju meja Jack dan membereskan berkas itu.
"Baguslah. Tunggu aku di sana, aku akan segera sampai di sana." Jack memutuskan sambungan begitu saja.
Membuat Soraya mengerutkan kening bingung. Bukannya lelaki itu tadi mengatakan untuk menunggu dan dia tidak akan kembali ke kantor, lalu sekarang menyuruhnya untuk menunggu. Benar-benar tidak konsisten.
Soraya meletakkan ponselnya di meja yang tidak ada berkas sama sekali. Suasana kantor yang tidak berubah sejak dia pertama kali masuk hingga sekarang, tempat yang menyimpan sejuta tawa dan omelan dari Jack selama satu bulan lebih ini. Semua itu sangat menyenangkan bagi Soraya.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Jack datang. Dia terlihat tergesa-gesa saat memasuki ruangannya, terlebih saat melihat Soraya yang sibuk dengan ponselnya.
"Soraya, aku membutuhkan bantuanmu," ujar Jack langsung.
Mendengar suara Jack Soraya mengangkat wajah. Dia terlalu sibuk dengan ponsel itu sebabnya tidak menyadari bahwa Jack sudah sampai di sana.
"Hah? Bantuan apa?" tanya Soraya bingung.
Jack terlihat menelan ludah beberapa kali dan ragu untuk mengatakannya. "Jadi begini. Aku ingin kamu datang ke rumah menemui keluarga bersamaku."
Soraya memiringkan kepala tidak mengerti maksud dari bos yang akan menjadi teman setelah kantor selesai. "Aku tidak mengerti."
Jack mengacak rambutnya dan membelakangi Soraya, menceritakan apa yang terjadi dan apa yang menjadi keinginan dari kekasihnya. Soraya meremas roknya dan menundukkan kepala.
Hatinya sedikit saat mendengar bahwa Jack mengalami hal yang seperti itu. Perkataan dari Roy kembali terngiang di telinganya, jadi ini adalah maksud dari perkataan Roy. Mungkin lain kali dirinya perlu menanyakan banyak hal kepada Roy tentang Jack.
"Jadi, aku ingin memintamu untuk menikah denganku. Setelah dia bersedia untuk menikah denganku kita akan berpisah."
Bagaikan bom yang meledak saat Jack mengatakan itu. Soraya menatap Jack tidak percaya. "Hah?"
"Aku tahu, aku akan terkesan jahat saat mengatakan ini, tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku berjanji akan membasmi semua orang yang menyakitimu, aku sungguh berjanji tentang ini. Membalaskan dendam atas semua penderitaanmu, dendammu akan menjadi dendamku juga setelah kita menikah nanti."
Soraya menundukkan kepala mendengar itu. Membantu membalaskan semua dendamnya? Apa ini setara dengan bantuannya menikah dengan lelaki itu? Apa semua itu tidak berlebihan?
"Aku ...."
"Tenang saja. Aku akan memberikan bagianmu sebagai istriku setelah kita pisah nanti. Aku juga tidak akan meminta hakku kepadamu setelah menikah nanti, aku tidak akan memaksa. Kau bebas melakukan apa pun yang kau inginkan." Jack memotong perkataan Soraya.
Soraya mengehela napas. Dia tahu dirinya tidak akan bisa menolak permintaan dari lelaki itu. Mungkin berkorban sedikit saja tidak masalah, 'kan?
"Berapa lama kita akan menjalani hidup atau bisa dibilang berbohong?" tanya Soraya langsung.
Jack membalikkan badan dan berbinar saat mendengar itu. "Sampai dia bersedia untuk menikah denganku. Dua atau mungkin paling lama adalah lima tahun."
"Baiklah. Asalkan kau berjanji akan membantuku untuk membalaskan semua dendam dan rasa sakitku."
Jack dengan yakin mengangguk. Dia memang tidak berniat untuk mengingkari janji yang dia buat bersama dengan Soraya, terlebih dirinya bukanlah tipe orang yang akan mengingkari sebuah janji.
"Baiklah. Aku harus pulang dan membuatkan makan malam untuk kak Laila. Berikan alamatnya kepadaku dan aku akan datang ke sana." Soraya bangkit dari duduknya.
"Tidak perlu. Aku akan mengantarmu pulang dan membawamu ke suatu tempat lebih dulu untuk mengganti pakaianmu."
"Tidak perlu. Aku bisa bersiap diri sendiri." Soraya menolak tawaran dari Jack.
"Tidak bisa! Sebagai calon istri dari seorang Jack Nichole kau tidak bisa bedandan biasa saja. Ayo ikut denganku, aku akan membelikan makanan untuk kakakmu itu dan kita akan segera pergi ke salah satu kenalanku. Dia akan mengubah semuanya darimu."
Soraya hanya mampu mengehela napas mendengar itu. Jack terdengar sangat sombong dan penuh percaya diri, sangat tidak baik untuk dirinya menolak di saat seperti ini.
"Baiklah. Aku akan mengikutimu sesuai dengan intruksimu."
"Anak baik!" Jack mengelus kepala Soraya dengan lembut.
Wajah Soraya merona saat mendapat perlakuan itu.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka
Salam sayang
Author L21 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...