BDS2- 16 (Menikah)

2.9K 150 39
                                    

Narendra mendengkus mendengar perkataan Shelia.

"Aku tidak mau, lagi pula aku juga tidak meminta kau untuk datang kemari. Pulanglah kalau kau ingin makan." Narendra mengusir Shelia yang saat ini tengah memberenggut.

"Aku tidak mau!" Shelia memeluk lengan Narendra dengan manja.

"Shelia lepaskan tanganmu! Ini sedang di tempat umum, malu dilihat banyak orang."  Narendra mencoba memberontak dan melepaskan pelukan dari Shelia.

"Tidak! Aku tidak mau kalau aku lepaskan pasti Paman akan mengusirku,begini saja lebih baik." Shelia tak kalah keras kepala dengan Narendra.

"Baiklah, aku tidak akan mengusirmu, katakan apa yang kau inginkan lalu lepaskan aku, aku berjanji akan menepati keinginanmu." Narendra mulai kesal sendiri.

Bayangan saat pertama ketemu adalah malu-malu semakin ke sini Shelia semakin menyebalkan, keras kepala, tidak punya malu. Memang benar kata pepatah jangan melihat sesuatu dari sampulnya saja.

"Apa pun?" tanya Shelia dengan polos.

"Ya, apa pun." Narendra mulai bosan dengan perlakuan Shelia.

Sepanjang perjalanan mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak orang, tinggi mereka yang bisa dibilang layaknya ayah dan anak menjadi orang-orang berpikir bahwa mereka berdua adalah keluarga.

"Kalau begitu, ayo kita menikah, Paman lupakan saja orang yang Paman sukai dan menikah denganku, aku ini masih muda, cantik, baik hati, masih bersegel, dan masih banyak lagi keunggulanku." Shelia mengatakan itu dengan penuh percaya diri.

Kontan saja Narendra membatu saat mendengar itu, dia syok dan kaget secara bersamaan. Menikah? Yang benar saja!

***

Soraya menatap makanan di hadapannya dengan malas, dia masih kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Jack tadi siang. Dia memang berhasil untuk mengalihkan pembicaraan dengan lelaki itu.

Ia tak tahu harus mengatakan apa bila lelaki itu bertanya dan kembali mengajaknya menikah, dia memang masih mencintai Jack, tetapi dirinya tak bisa melakukan itu dengan mudah. Luka lama masihlah membekas, ia takut bila Jack akan kembali kepada Eriska suatu saat nanti, ia juga takut tak dapat meninggalkan lelaki itu lagi saat sudah menikah.

"Bunda ada apa?" tanya Anya bingung.

Soraya tersentak saat mendengar itu, ia menatap si kembar yang saat ini berada di hadapannya. Memang tidak ada kemiripan spesifik antara kedua anaknya dengan Jack, tetapi bila diperhatikan lebih detail maka akan terlihat, bahwa mata, rambut, dan kepintaran mereka menurun dari sang ayah.

"Tidak ada. Aku hanya berpikir bahwa kalian ingin bertemu dengan ayah kalian atau tidak?" tanya Soraya mengungkapkan pertanyaan lain.

"Tidak mau! Dia pasti orang jahat yang meninggalkan Bunda begitu saja. Sekarang aku sudah memiliki ayah sendiri, Ayah Jack adalah ayah yang terbaik, aku tidak menginginkan ayah lain selain dia!" Robin mengatakan itu dengan tegas.

Soraya tersentak, ia tak menyangka bahwa hubungan kedua anak dan Jack begitu dekat, bahkan mereka melupakan ayah kandungnya dan menyukai Jack begitu saja, apa ini yang namanya ikatan darah lebih kental dibanding sebuah air.

"Baiklah, aku mengerti apa yang harus aku lakukan, makanlah dengan santai jangan terburu-buru, bunda ada hal yang ingin dilakukan, ingat jangan menyisakan sedikit pun bunda memasak makan malam kali ini dengan penuh perasaan." Soraya meninggalkan makan malam begitu saja.

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang