BDS2- 8 (Empat Mata)

7.3K 405 69
                                    

Sepeninggal Aprillia juga anaknya, seakan mengerti keadaan, Ethan membawa pergi si kembar untuk membeli ulang es krim mereka berdua.

"Soraya, aku minta maaf untuk masalah yang aku sebabkan di masa lalu sehingga kamu pergi saat itu." Jack membuka suara setelah beberapa saat.

"Tak ada yang perlu dimaafkan. Masa lalu adalah masa lalu saat ini adalah saat ini, semua sudah berubah. Aku harus segera pergi."

Karena merasa canggung Soraya akhirnya berpamitan untuk pergi terlebih dahulu mencekal lengan Soraya.

"Apa benar-benar tak ada harapan lagi untuk kita berdua? Aku masih suamimu, aku belum mengirimkan surat pengajuan perceraian ke pengadilan. Kita masih suami dan istri." Jack akhirnya mengatakan itu dengan lancar.

Soraya menegang saat mendengar itu, bagaimana mungkin tak menegang saat mendengar pengakuan dari Jack. Mendengar itu wajah bahagia Eriska muncul di benak Soraya, Jack sudahlah memiliki seorang istri, perkataan dari Aprillia bisa dibilang bahwa hanya ucapan belaka.

"Itu berarti aku adalah istri pertamamu dan Eriska adalah istri keduamu, apa kau tak memiliki hati? Dia itu wanita aku juga wanita aku sebagai wanita normal juga tidak ingin menjadi istri tertua dan merasakan apa itu dimadu!" teriak Soraya membuat semua orang menatap ke arah mereka berdua.

Merasa mereka menjadi pusat perhatian Jack menghela napas.

"Semua, maaf sudah menggangu waktu kalian. Soraya kita harus mencari tempat yang sepi untuk membicarakan masalah kita." Jack menarik tangan Soraya untuk menghindari kerumunan dan membicarakan masalah di keduanya.

Ethan kembali dengan si kembar, ia melihat semua yang terjadi dan mendengarnya. Helaan napas terdengar dari mulut Ethan.

"Papa, ada apa? Di mana Bunda?" tanya Anya bingung.

"Sepertinya kalian akan bertemu dan bersatu kembali dengan ayah kalian. Apa kalian senang?" tanya Ethan sembari memperhatikan si kembar yang menikmati es krimnya.

"Hm? Ayah? Apa benelan Anya akan ketemu dengan ayah?" tanya Anya dengan antusias.

Robin bungkam saat mendengar itu ia tak tahu seperti apa ayah dan sikapnya. "Apa ayahku orang yang jahat? Selama ini dia tidak ada di samping Bunda, apa dia orang yang jahat?" tanya Robin setelah memikirkan dan mendengar celotehan dari Anya yang merecoki Ethan tentang ayahnya.

Saat ini mereka duduk di bangku taman sembari menunggu kembalinya Soraya.

"Hm? Aku sendiri juga tidak tahu, tapi melihatnya saat ini dia adalah orang yang baik. Jika sudah memiliki ayah nanti apa kalian akan melupakan papa?" tanya Ethan mencoba untuk membuat si kembar tak membenci siapa pun.

"Tidak akan. Papa adalah Papa dan ayah adalah ayah, aku tidak akan melupakan siapa pun." Robin mengatakan itu dengan penuh percaya diri.

"Anya juga begitu," ujar Anya di sela-sela menikmati es krimnya.

Bagi Anya pembicaraan antara Robin dan orang dewasa itu membuat pusing, terkadang ia merasa bahwa Robin bukanlah kakaknya melainkan adalah ayah kedua.

Seorang wanita dengan menggendong bayi berhenti di hadapan Ethan dan si kembar, ia terlihat memperhatikan si kembar dengan seksama.

"Hm? Sepertinya aku pernah melihat kalian berdua." Wanita itu meletakkan tangan di dagunya tanda mengingat sesuatu.

Hal itu membuat si kembar merapatkan diri ke lengan Ethan.

"Ah, sekarang aku ingat. Kalian adalah kedua anak yang bersama dengan wanita waktu itu, meski kalian berada di belakangnya aku tahu itu adalah kalian. Apa dia ayahmu? Aku senang sekali karena perempuan tidak tahu diri itu menjauh dari suamiku. Hey, anak kecil, ingat baik-baik wajahku, jangan biarkan ibumu mendekatiku atau keluargaku." Dia mengatakan itu dengan penuh percaya diri.

Wanita tadi adalah Eriska, dia memberikan tatapan sombong miliknya kepada si kembar.

"Maaf, kau menakuti mereka berdua. Jika kau memiliki masalah dengan ibunya maka jangan membuat kedua anak ini mengetahui masalah itu. Lebih baik kau cepat pergi sebelum aku berteriak kau membuat anakku ketakutan."

Eriska berdeceh dan menatap si kembar dengan pandangan merendahkan.

"Anak seorang pelakor benar-benar membosankan." Eriska segera meninggalkan mereka begitu saja tanpa pamit.

***

Soraya dan Jack saat ini berada di tempat yang bisa dibilang sepi, mereka berada di taman jauh dari kerumunan.

"Dengarkan aku baik-baik. Aku belum pernah menikah lagi semenjak kau menghilang, banyak hal yang terjadi selama lima tahun hampir enam tahun ini." Jack masih berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Lalu kenapa bila kamu sudah menikah. Aku sudah memiliki anak dan suami, tak ada bedanya dengan kamu sudah menikah atau belum." Soraya mengatakan itu dengan susah payah.

Ia harus mengatakan semua ini sebelum dia jatuh kembali ke dalam pesona seorang Jack. Ia tak ingin merasakan sakit itu lagi, ia masih belum melihat dengan jelas bahwa Jack memang belum menikah lagi.

Soraya tak ingin bila ia kembali dengan Jack di samping lelaki itu sudah ada wanita lain.

Jack termenung saat mendengar itu, benar saja Soraya sudah menikah dan memiliki anak, apalagi yang dia harapkan?

Jack kontan saja lemas dan kecewa saat mendengar itu. "Benar, aku sudah menikah atau belum itu tak ada hubungannya dengan statusmu yang sudah menikah lagi. Apa jika aku melepaskanmu, kamu akan bahagia?" tanya Jack lirih.

"Ya, aku tidak ingin menjadi istri pertamamu dan dimadu, aku ini wanita egois yang hanya menginginkan suamiku untuk diriku sendiri. Apa yang aku inginkan telah dipenuhi oleh Ethan, dia memberiku kesetiaan, cinta, dan segalanya. Bukankah semua itu tidak aku dapatkan darimu atau dari Aditya? Hasil dari hubungan kita hanya sekadar timbal balik, sedangkan Aditya aku adalah bidaknya, berbeda dengan Ethan yang memberikanku dunianya." Soraya mengatakan itu dengan mantap.

Kemantapan yang diberikan oleh Soraya membuat Jack semakin merasa terpuruk. Benar semasa hubungan mereka dirinya tak bisa memberikan kebahagian sama sekali kepada Soraya, ia hanya memberikan kesakitan dan memanfaatkan wanita itu.

"Baik, aku akan mengurus surat perceraian kita, aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu. Selain itu, aku akan selalu berada di belakangmu, datang padaku bila dia menyakitimu, aku akan selalu berada di tempat yang sama, rumah yang sama dan dengan perasaan yang sama.

Aku selalu mencintaimu dan selalu mencintaimu, mungkin ungkapanku ini terdengar telat dan semacamnya, tapi aku mengatakan ini dengan jujur, aku telat menyadari perasaanku dan membuatmu pergi. Maka dari itu aku akan menunggumu datang sendiri kepadaku. Berbahagialah!" Jack menyentuh puncak kepala Soraya dengan penuh perasaan.

Soraya merasakan hatinya berdesir, ada sebagian dirinya yang ikut merasakan sakit itu. Tanpa sadar air matanya luruh saat mendengar semua itu. Andai kata-kata itu diucapkan saat enam tahun lalu maka ia pasti akan berhambur untuk memeluk Jack, kini sudah berbeda lagi ia sudah cukup lelah dengan rasa sakit yang diterima selama ini, dirinya hanya ingin bahagia dengan kedua buah hatinya saja.





JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Hayooo, mereka bakal pisah tuh, pisahhhhhhhhhhhhh, tapi beneran pisah apa enggak, nih? 🤭🤭

Semoga suka.

Salam sayang.
Author L.

8 Mei 2021

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang