Hari pernikahan akhirnya datang juga. Meski ini pernikahan kedua bagi Soraya rasa gugup sudah pasti tetap ada, terlebih pernikahan kali ini jauh lebih mewah dan banyak undangan dibandingkan dengan yang dulu.
"Kakak, apa Kakak gugup?" Daniela yang baru saja masuk pun mengagetkan Soraya yang sedang memperhatikan dirinya di cermin.
"Daniela, sudah pasti aku merasa gugup di saat seperti ini. Suatu saat kamu pasti akan merasakan semua ini juga." Soraya berbalik dan menatap Daniela.
Daniela duduk di ranjang dengan sombong dan bersendekap. "Aku tidak akan gugup, ini, kan, hanya pernikahan kita hanya perlu melakukan seperti seharusnya lalu selesai kita berdua nanti sudah secara sah menjadi sepasang suami istri. Itu adalah hal yang muda," ujar Daniela dengan polos.
Kata-kata itu cukup menghibur Soraya yang saat ini sedang gugup. Tertawa kecil dan berdiri untuk menghampiri Daniela, dia gemas dengan semua tingkah laku dari Daniela, anak kecil yang menggemaskan. Meski usia mereka hanya berpaut beberapa tahun, tetapi pembawaan meraka benar-benar beda, mungkin saja karena Daniela hidup di tengah-tengah orang yang hangat membuat wanita itu menjadi seperti ini?
"Pernikahan tidak semudah itu. Percaya padaku, kamu nanti pasti akan merasakan gugup yang luar biasa." Soraya mengelus rambut Daniela dengan penuh kasih sayang.
"Hah! Terkadang aku bingung dengan orang dewasa seperti Kakak, pernikahan simple seperti ini dibuat ribet, ya, baiklah mungkin aku terlalu dini untuk mengetahuinya. Oh, iya ngomong-ngomong, Kak, tadi Kak Jack berkata bahwa dia sudah siap untuk membuat perhitungan dengan Kakak nanti malam."
Mendengar kata nanti malam kontan gugup kembali menyerang Soraya, bagaimana bisa gadis sepolos Daniela mengatakan hal yang ambigu seperti itu.
"Hah? Nanti malam? Apa dia itu sudah gila." Soraya segera memalingkan wajah dan pergi meninggalkan Daniela yang cekikikan dengan reaksi dari Soraya.
"Kakak!" panggil Daniela membuat Soraya kembali menoleh dan bingung.
"Apa Kakak sudah tahu tentang siapa ayah kandung dariku dan Kakak Jack? Aku dan dia tidak memiliki kenangan manis dengan ayah kandung kami, Kak Jack juga tidak pernah hidup dengan bahagia meski bersama dengan kami, aku harap Kakak nanti tidak mengecewakan Kak Jack atau semacamnya. Berjanjilah untuk selalu berada di samping Kak Jack dan membuatnya bahagia!"
Soraya tertegun, berjanji untuk selalu berada di samping Jack? Soraya ingin mengatakan iya. Namun, dia tahu keberadaannya seiring berjalannya waktu akan segera menghilang dan menjalani hidup masing-masing saat kekasih Jack bersedia untuk menikah.
Soraya berjalan kembali mendekati Daniela dan memeluk remaja itu. "Aku tidak bisa berjanji, tapi selama aku ada di sampingnya, aku akan berusaha untuk membuatnya bahagia dan tidak sedih lagi."
"Kenapa? Kenapa tidak bisa berjanji? Apa Kakak juga akan meninggalkan Kak Jack seperti ayah kami, Kakak adalah orang yang akan dinikahi Kak Jack, tapi Kakak tidak mau berjanji sama sekali, apa sebenarnya niat Kakak untuk menikahi Kak Jack?!" Daniela melepas pelukan, mendorong Soraya menjauh dari dirinya dan mulai menggila dengan pikirannya.
Hampir saja Soraya tersungkur saat didorong, tetapi dengan sempurna Soraya menyeimbangkan Diri. "Aku tidak memiliki niat apa pun, kami ... kami menikah karena keinginan kami sendiri, tidak ada niat buruk apa pun."
"Kalau begitu berjanjilah! Berjanjilah agar selalu berada di samping kal Jack apa pun yang terjadi!" teriak Daniela frustrasi.
Soraya tertegun melihat itu, dia tidak tahu bahwa Daniela akan seperti itu. "Baiklah, aku berjanji, tapi jika dia menginginkan aku pergi maka aku juga akan pergi, bagaimana? Tidak boleh emosi lagi."
Daniela menatap Soraya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kenapa? Kenapa Kak Jack memintamu untuk pergi?"
"Karena ...."
"Nona, pernikahan akan segera dimulai." Suara seorang pelayan yang memanggil dari luar pintu.
"Suatu saat kamu pasti akan tahu maksud dari kata-kata ini. Aku harus pergi sekarang."
Setelah serangkaian acara pernikahan akhirnya Soraya bisa istirahat di kamar sebelum pesta malam ini.
"Lelah?" Jack yang baru masuk ke dalam kamar.
"Hum, benar sekali. Aku sangat lelah, malam ini para kurang ajar pasti akan hadir dan membuat kerusuhan."
"Kalau membuat kerusuhan kita hanya bisa mengikuti alur dan membuat mereka merasa malu." Jack ikut merebahkan diri di samping Soraya.
"Aku harap pertunjukan kali ini tidak mengecewakan. Aku ingin bicara sesuatu denganmu," ujar Soraya sambil bangkit dari tidurannya.
"Katakan saja. Aku pasti akan mendengarkannya."
"Tadi aku berbicara dengan Daniela, dia memintaku untuk berjanji agar selalu berada di sampingmu, aku sudah berjanji itu. Saat waktunya kita berpisah nanti aku harap kau mau menjelaskan apa yang terjadi kepada Daniela, aku tidak mau membuat dia sedih karena aku mengingkari janji." Soraya menatap ke jendela.
Jack tertegun saat mendengar itu, Soraya sudah memikirkan apa yang terjadi ke depannya. Rasa bersalah melingkupi Jack, karena keegoisan dia melibatkan orang yang tidak bersalah seperti Soraya.
"Maafkan aku. Kamu pasti berada di posisi yang sulit, aku berjanji setelah semua ini selesai aku pasti akan mencarikan lelaki yang baik untukmu, lalu aku akan membuat keluargaku tidak membenciku. Aku berjanji!" Jack bersungguh-sungguh saat mengatakan itu.
Soraya menatap Jack yang masih berbaring di ranjang. "Tidak masalah, aku yakin tidak akan ada lelaki yang baik selain kamu. Ah, aku harus mandi lebih dulu, gaunnya sangat berat." Soraya segera meninggalkan ranjang.
Jack masih tertegun di ranjang, kata-kata Soraya tentu saja membuat jantung Jack berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Tidak ada yang lebih baik dariku? Apa itu benar?" Jack bermonolog menanyakan kepada dirinya sendiri.
"Selama ini tidak ada yang mengatakan aku adalah lelaki yang sangat baik selain orang tuaku, bagaimana bisa aku merasa sangat senang hanya karena kata-kata ini?"
Jack menutup matanya dengan tangan, wajahnya serasa menghangat saat memikirkan wajah Soraya yang mengatakan itu dengan bersungguh-sungguh.
Di dalam kamar mandi Soraya meluruhkan diri ke lantai, dia merutuki mulutnya yang asal bicara membuat suasana canggung hanya bisa lari ke kamar mandi seperti ini.
"Aku sangat malu. Bagaimana bisa aku mengatakan itu, bagaimana jika dia berpikir bahwa aku tidak ingin berpisah darinya?apa dia akan menjauh karena kata-kataku?"
Soraya menutup wajahnya yang memerah karena mengatakan bahwa Jack adalah lelaki yang baik. Tidak akan ada yang mengalahkan kebaikan lelaki itu? Apa Jack orang seperti itu di dalam hatinya atau mungkin lebih dari itu?
"Sudahlah, aku harus segera membersihkan diri, acara selanjutnya sudah menanti." Soraya bangkit dari duduk dan mencoba melepas gaun yang ribet.
Merasakan kesusahan Soraya tidak memiliki pilihan lain selain meminta bantuan dari Jack.
"Jack," panggil Soraya ragu.
Jack yang masih berbaring pun segera bangkit untuk melihat Soraya yang menyembulkan kepala di pintu kamar mandi.
"Ada apa?" Jack melangkah untuk mendekati Soraya.
"Aku kesusahan melepas resleting di belakang ... umm, bisa bantu aku melepaskannya?" Soraya terdengar ragu saat mengatakan itu.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Salam sayang
Author L6 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romansa(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...