BD- 15 (Labrakan)

18.3K 1.1K 19
                                    

"Apa kau sudah gila?! Membantu jalang itu? Aku tidak akan pernah mau membantu orang yang seperti itu! Apa belum cukup penderitaan yang kalian berikan kepadaku, aku dengan tegas akan menolak permintaanmu!" Soraya dengan angkuh mengatakan itu.

"Aku mohon tolong aku. Setidaknya tolong aku atas balasan aku memberimu tempat tinggal dan hidup mewah bersamaku."

Emosi Soraya semakin meluap saat lagi-lagi Aditya meminta bantuannya dengan tidak tahu malunya.

"Huh, kau benar-benar tidak tahu malu, Tuan Rahardian yang terhormat. Sampai Anda memohon seperti itu, sangat lucu sekali. Dulu Anda membuang saya begitu saja, sekarang Anda memintaku untuk membantu Anda? Apa Anda pikir saya sebodoh itu?" Kalimat sinis keluar dari mulut Soraya dia benar-benar sudah tidak bisa mengontrol perasaan marah di hatinya.

"Berhenti bersikap sombong! Cepat akui bahwa berita itu palsu dan aku akan membiarkanmu lolos kali ini. Jika tidak aku akan membuat keluargamu dalam masalah!" Aditya terdengar kehilangan kesabaran dengan tingkah Soraya.

Soraya mengepalkan tangannya di samping tubuh saat mendengar perkataan Aditya. "Kau pikir semua itu akan berhasil? Kalau memang Anda ingin membuat masalah dengan keluarga Adiyasa, maka aku akan sangat berterima kasih karena telah membantuku. Jangan lupakan juga perusahaanmu juga sedang dalam masalah, dalam hitungan jam sahammu mengalami kemerosotan, jika terus seperti ini maka dalam sekejap akan. Bummm! Kehancuran bagia keluarga Rahardian. Jika itu terjadi aku akan mengadakan pesta untuk kemenangan ku!"

Soraya segera mematikan sambungan di antara mereka. Soraya masih kebingungan dari mana lelaki berengsek itu mendapatkan nomornya?

Ponsel Soraya kembali berbunyi nama Jack terpampang di layar ponselnya. Melihat mama itu Soraya tersenyum lebar.

"Halo," sapa Soraya dengan manis.

"Apa Aditya sudah menghubungimu dan meminta maaf?"

Soraya membatu saat mendengar Jack mengucapkan itu. Jadi, Aditya mendapatkan nomornya dari Jack? Sulit dipercaya dan lelaki itu menghubunginya untuk mengancam dan memohon sesuatu yang sangat tidak mungkin dia lakukan.

"Jadi kamu yang memberikan nomorku pada lelaki itu. Dengar, dia tidak meminta maaf kepadaku, justru dia mengancam dan menyuruhku untuk membantah artikel yang sudah viral itu. Aku sudah tidak ingin berurusan dengan lelaki seperti itu lagi, aku hanya ingin mebalaskan dendamku dan membuatnya sengsara." Soraya menahan mati-matian air mata yang ingin berdesakan keluar.

Hening, tidak ada suara sama sekali dari ujung sana. Helaan napas terdengar di telinga Soraya. "Aku minta maaf, aku ceroboh dan tidak memikirkan kemungkinan ini. Aku akan mengurusnya, nikamatilah liburanmu dan jangan lupa malam ini janjimu untuk mentraktirmu. Sebelum makan malam aku janji video permintaan maaf dari kedua orang kurang ajar itu akan segera hadir."

Sambungan putus begitu saja. Soraya menatap nanar ke arah kue yang dia buat, dia kehilangan minat dengan kue itu. Merebahkan diri dan membiarkan matanya tertutup untuk melupakan masalah sejenak.

Jack mengepalkan jari emosi saat mendengar perkataan Soraya. Dia merasa bodoh karena dibodohi begitu saja oleh Aditya begitu saja. Jack segera menghubungi Roy.

"Ada apa, Bos. Malam-malam begini menghubungiku."

Jack berdecap tidak suka saat mendengar sahutan malas dari Roy. "Ini sudah siang bolong. Berhenti bermalas-malasan. Datangi Aditya dan ancam dia secara terang-terangan, dia begitu berani menipuku."

"Tunggu dulu, Bos. Aku masih belum bernapas. Tunggu dulu, dong." Roy terdengar Malas untuk berbicara.

"Kalau tidak bernapas kau sudah mati sedari tadi! Dengar! Bonus lima ratus ribu akan aku buang jika kau tidak segera berangkat dan melakukan tugas." Jack berucap dengan tegas dan keras.

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang