Soraya menoleh dan menemukan kedua anak dan Jack berdiri di sana.
"Kenapa kau ada di sini?" tanya Soraya terkejut.
"J-Jack?" Eriska pun juga terkejutnya dengan Soraya.
Tubuhnya bergetar ia ketakutan, ia takut bila kebohongannya akan terbongkar dan dipermalukan. Ia masih mengingat seperti apa mengerikkannya Soraya beberapa tahun silam tepat di acara resepsi pernikahan wanita itu. Sungguh wanita yang tidak pandang bulu.
"Aku mendengar pertengkaran dan menghampirimu kemari, aku bertanya kepadamu apa benar bahwa Robin dan Anya adalah anakku, katakan kepadaku Soraya!" Jack meninggalkan si kembar dan menghampiri Soraya dengan wajah tak percaya.
"Lalu bagaimana menurutmu? Bukannya istrimu ada di belakangku, kenapa kamu menghampiriku dan datang denganku? Istrimu bilang kamu sibuk di perusahaan lalu kenapa selama beberapa hari ini kamu merawat dan berada di rumahku? Apa kamu tidak keterlaluan sekali?" Soraya benar-benar mengalihkan pembicaraan.
Jack menggertakkan gigi saat menyadari bahwa Soraya memang benar-benar tak berniat untuk menjawab pertanyaannya.
"Istri? Aku hanya punya satu istri yaitu kamu, bila ada yang mengaku sebagai istriku dia hanyalah orang gila!" Jack menatap Eriska dengan tatapan jijik miliknya.
Selama bertahun-tahun Jack tidak pernah melihat Eriska, setelah dikeluarkan oleh agensi wanita itu, wanita itu tak pernah lagi muncul di hadapan publik, lalu kini kembali muncul dengan seorang bayi di tangannya.
Tatapan Jack beralih ke arah Eriska yang sedikit menjauh dari pandangan Jack dan menjaga jarak dengan Soraya.
"Kenapa dulu aku begitu bodoh karena mencintai wanita sepertimu. Aku benar tidak menyangka bisa sebodoh itu karena tergila-gila kepada jalang sepertimu. Ya, tak masalah, lagipula berkatmu aku mengenal Soraya. Haruskah aku mengucapkan terima kasih?" Jack melewati Soraya dan mendekat ke arah Eriska yang mundur secara perlahan.
"Kenapa menjauh? Apa kau sudah lelah berpura-pura menjadi istriku? Eh, merah-merah di lehermu itu apa? Apa jangan-jangan sudah banyak lelaki yang sudah menyentuhmu." Nada mencemooh dikeluarkan oleh Jack.
Eriska mengepalkan jari saat mendengar itu, ia menatap Jack dengan penuh amarah dan menghentikan aksi mundurnya.
"Setidaknya kau pernah tergila-gila kepada jalang ini. Kau benar-benar bodoh sekali dan aku mengakuimu, jadi, apa kau masih mau dengan wanita cantik sepertiku, aku bisa memberikan tubuhku kepadamu dengan suka rela." Eriska mencoba memberanikan diri.
Eriska tahu bahwa Jack pasti akan menghinanya, maka ia akan menerima hinaan itu dan membuat lelaki itu bertekuk lutut suatu saat nanti.
Soraya yang mendengar itu kontan menoleh dan menatap Eriska dengan tajam.
"Tidak, aku tidak suka barang yang sudah pernah dipakai oleh banyak orang sepertimu. Ya, mungkin jika kau ingin menghina Soraya sebagai barang bekas aku juga tidak akan mengelak, dia memang barang bekas, setidaknya dia juga tidak akan memberikan tubuhnya kepada orang lain secara sukarela." Jack mengatakan itu dengan santai dan segera berbalik untuk mengajak Soraya meninggalkan Eriska.
Eriska mengepalkan jemari saat mendengar itu, dia marah, tetapi ini bukanlah saat yang tepat untuk meluapkan amarahnya saat ini. Yang mengganggunya adalah apa mereka berdua sudah bersama kembali?
Soraya dan si kembar juga Jack akhirnya meninggalkan toko tersebut setelah membayar semuanya. Mereka bersyukur pertengkaran tadi termasuk sunyi karena toko tadi tidak ramai dan terkesan sepi.
Pekerja Eriska juga terlihat enggan untuk ikut angkat bicara masalah yang dialami oleh majikannya itu.
Akhirnya mereka berpindah dari toko satu menuju toko yang lain. Jack memperhatikan si kembar yang bercanda dan tertawa dengan Soraya, mereka seakan melupakan kejadian yang berada di toko baju tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...