BDS2- 9 (Meminta Tolong)

7.3K 395 33
                                    

"Hey, jangan menangis. Aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi tolong izinkan aku untuk mengunjungi kalian beberapa kali." Jack memeluk Soraya untuk menyembunyikan wajah wanita itu.

Soraya tak membuka suara sama sekali mendengar semua itu, ia hanya menangis dengan keras.

Jack mengingat tangisan ini, ini adalah tangisan yang sama saat Soraya menolak uang dari Aditya di masa lalu.

"Jangan menangis, aku akan mengajak kalian semua untuk pergi ke suatu tempat. Tempat impianmu di masa lalu, saat ini tempat itu sudah menjadi sangat ramai." Jack mengingat kembali dengan proyek yang dikerjakan selama satu tahun lamanya.

Ia membutuhkan waktu yang lama untuk membangun taman bermain itu, taman bermain impian yang diimpikan oleh Soraya di masa lalu.

"Tempat impianku?" Soraya mengangkat wajahnya dan menatap Jack bingung.

Jack menghapus air mata yang luruh di pipi mulus Soraya. "Ya, tempat yang mempertemukan kita berdua, tempat yang menjadi awal mula hubungan kita. Aku menamai tempat itu sebagai Dream World. Tempat impian."

Soraya hampir melupakan tempat yang mempertemukan mereka berdua, ia pikir ia tak akan mendengar lagi tentang tempat itu setelah kembali.

"Ya, baiklah, aku akan menantikan saat di mana kamu akan mengajak kami bertiga untuk datang ke sana." Soraya seakan melupakan rasa sakit yang dirasakan tadi.

Rasa sakit karena membayangkan akan kembali merasakan perpisahan kembali dengan Jack. Rasa sakit lima tahun lebih tadi kini kembali terasa, ia pikir waktu selama itu dapat menghapus rasa yang pernah ada. Namun, kenyataan menjawab dengan hal yang lain, rasa itu tak pernah hilang meski terpisahkan oleh waktu yang sangat lama.

Setelah Soraya merasa tenang akhirnya mereka memutuskan untuk kembali, mereka melihat si kembar yang baru selesai menghabiskan es krim yang dibeli oleh Ethan tadi.

"Bunda." Si kembar berteriak secara bersamaan dan turun dari kursi untuk menghampiri Soraya.

"Kenapa Bunda lama?" tanya Anya dengan polos.

"Ada masalah yang harus Bunda selesaikan lebih dulu, Anya." Soraya mengelus rambut Anya.

Robin menatap Jack yang berada di samping Anya. "Apa Paman adalah Ayah kami?" tanya Robin langsung pada intinya.

Bagaikan petir di siang bolong, kedua orang yang baru datang tadi membeku, terutama Jack. Apa dia ayah dari anak kembar ini?

"Kamu ini bicara apa. Kamu ini sudah Papa kenapa bertanya begitu kepada orang lain. Cepat minta maaf kepada Paman!" Soraya buru-buru meminta Robin untuk meminta maaf.

Robin terlihat tak rela saat Soraya mengatakan itu. "Papa mengatakan bahwa ...."

"Robin, cepat minta maaf!" Soraya memotong perkataan Robin dan mulai meninggikan suara saat Robin hendak mengatakan apa yang ingin dikatakannya.

Jack terkejut saat Soraya menggunakan nada itu untuk mengintimidasi anak kecil seperti Robin. Tindakan itu membuat Anya memegang erat paha Soraya karena ketakutan dan Robin yang menunduk siap untuk meluncurkan air matanya.

"Soraya, dia hanya anak kecil, tidak perlu bersikap keras kepadanya. Kalau Robin ingin Paman menjadi ayah Robin juga tidak masalah, Anya dan Robin boleh memanggil Paman sebagai ayah." Jack mensejajarkan tinggi dengan kedua anak itu.

Ethan yang melihat semua itu akhirnya bangkit dan mengelus rambut kedua anak itu.

"Soraya, kau berlebihan sekali. Suatu saat semua kebenaran akan terungkap, aku benar-benar tidak menyangka kau akan berkata dengan begitu kasar kepada anakmu sendiri, dia juga darah dagingmu. Aku tahu kau memiliki tekanan sendiri, tapi tidak seharusnya berbicara begitu kepada anak kecil." Ethan mengatakan itu dengan nada datar.

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang