Roy tersenyum puas saat melihat wajah marah Aditya. Sedangkan Soraya tersenyum lebar saat melihat Roy yang sudah datang dan sudah berada di belakangnya.
"Dia adalah salah satu orang kepercayaan suamiku, dia akan membantumu untuk menemukan kekasihmu, aku harap kau menyetujui syarat yang akan aku ajukan, bagaimana?" Soraya memperkenalkan Roy.
Sedangkan Roy mengerutkan kening saat Soraya mengatakan itu. Bagaimanapun dia bekerja untuk Jack tidak mungkin melakukan sesuatu di luar kehendak Jack, terlebih membantu orang luar seperti Aditya.
"Roy, aku akan meminta kenaikan gaji kepada Jack juga akan memberikan uang tip sebanyak lima juta jika kau mau membantuku. Katakan sesuatu yang membuat orang di hadapanku percaya dengan kemampuanmu," bisik Soraya.
Soraya tersenyum licik saat mengetahui bahwa Roy adalah salah satu bawahan Jack yang sangat mata duitan. Dengan sogokan uang semacam ini dia yakin akan bisa mengajak Roy untuk bekerja sama.
Roy sendiri saat mendengar kata uang tip pun langsung berbinar, siapa yang tidak mau mendapatkan uang tips, terlebih nilainya juga menggiurkan tidak hanya itu dia akan dinaikan gajinya. Siapa yang tidak mau?
"Tuan, data yang aku tunjukkan waktu itu adalah data yang aku cari, Tuan masih mengingatnya, bukan?" tanya Roy dengan sombong.
Aditya menegang saat mendengar itu kini dia tahu siapa yang membuat data itu berhasil dikeluarkan dari persembunyian. Data yang tidak ada orang tahu terambil dengan begitu mudah.
Aditya mengepalkan jemarinya saat mengingat itu. Dia ditekan dengan mudah saat itu, sampai saat ini dia masih memiliki kartu mati dari lelaki yang berdiri dengan sombong ini.
Soraya sendiri mengerutkan kening saat mendengar itu. Dapat dia simpulkan bahwa Aditya dan Roy pernah terlibat suatu masalah, Soraya memperhatikan tempat sekitar dia bersyukur bahwa suasana restoran kali ini tidak ramai mengingat ini masihlah jam kerja dan Soraya tidak peduli dengan fakta bahwa dirinya akan dipotong gaji karena masalah ini.
"Katakan apa syarat yang kau inginkan?" tanya Aditya langsung pada intinya.
Senyum lebar tercetak di wajah Soraya hal yang dia tunggu telah datang. "Aku menginginkan 20% saham RH Grup, yang kedua aku menginginkan harta gana-gini yang kau janjikan secepatnya tida hanya itu aku ingin kau dan keluargamu tidak muncul di hadapanku. Bagaimana?" tanya Soraya dengan senyum penuh kemenangan.
"20% saham RH katamu?! Apa kau ingin mengkudeta RH Grup? Aku tidak setuju!" tolak Aditya dengan cepat.
"Ah, sayang sekali. Padahal informasi yang didapatkan oleh Roy ini sangat akurat, loh, 20% saham itu tidak akan ada artinya jika dibandingkan dengan informasi yang didapatkan oleh Roy setelahnya. Kau yakin tidak ingin mendapatkan informasi dari Roy? Aku yakin orang suruhanmu tidak akan mendapatkan hasil apa pun."
Aditya menggertakkan gigi saat mendengar itu. Memang benar bahwa orang suruhannya tidak mendapatkan hasil apa pun, lalu kenapa dia begitu ingin mendapatkan informasi mengenai Sonya? Apa yang dia takutkan dengan menghilangnya wanita itu? Aditya sendiri tidak tahu hanya saja dia merasa bahwa dia harus menemukan wanita itu apa pun yang terjadi mengingat bahwa Sonyalah yang mendukungnya selama ini.
"10% saham RH maka aku akan memberikan dengan dengan suka rela sebanding dengan informasi yang akan didapatkan. Aku tidak ingin membuat RH hancur di tanganku," ujar Aditya.
"15% atau tidak sama sekali," putus Soraya setelah mengembuskan napas berat.
"Berjanjilah kau tidak akan macam-macam dengan RH jika aku memberikan 15% saham. Dengan begitu kau memegang saham sama besar denganku."
Senyum licik Soraya muncul saat mendengar itu. "Baik, aku berjanji!"
"Aku akan menyiapkan keperluan pemberian saham kepadamu. Berikan aku informasi mengenai Sonya secepatnya!"
"Baik. Roy lakukan apa yang harus dilakukan. Apa yang kau butuhkan dalam permasalahan ini?" tanya Soraya.
Roy berdeham sedari tadi dia berdiri karena tidak dipersilakan untuk duduk, ingin sekali rasanya dia marah, tetapi dia tahan demi mengetahui tentang hasil perundingan kali ini. Dia tidak menyangka bahwa Soraya akan berubah menjadi seperti itu saat berdiskusi seperti saat ini.
"Nomor ponselnya dan panggilan terakhir sebelum dia menghilang."
"Soraya, kenapa aku harus terus berdiri seperti ini? Kapan kau akan menyuruhku untuk duduk?" tanya Roy.
Soraya menutup mulutnya agar tidak tertawa, benar saja dia lupa untuk mempersilakan agar Roy duduk. "Duduklah, aku lupa untuk menyuruhmu duduk."
"Kalian berdiskusi dan melupakan aku," ujar seseorang yang baru saja datang.
Semua mata tertuju kepada Jack yang baru saja datang. Napas lelaki itu juga terlihat terengah-engah, rupanya lelaki berlari sepanjang jalan.
"Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istriku, jika ini menyangkut Roy maka aku harus tahu apa yang kalian diskusikan." Jack berdiri di belakang Soraya dan mengelus kepala Soraya dengan lembut.
"Aku hanya meminta Roy untuk mencari tahu keberadaan Sonya. Wanita itu menghilang dan melapor ke polisi pun percuma karena akan menjadi masalah jika diketahui oleh publik," ujar Soraya lembut.
Dia tidak tahu bahwa Jack akan menemukan dirinya di sini. Niatannya untuk menjauh dari lelaki itu, tetapi kini dia malah memperlakukannya dengan lembut di tempat umum seperti ini.
"Aku ingin imbalan jika Roy yang harus mencari informasinya." Jack duduk di samping Soraya dengan tenang.
Usai Jack mendapat pesan dari Roy tadi, dia segera berlari menuju lift khusus untuk dirinya semua itu pupus saat mengingat bahwa tempat itu sedang rusak dan dalam pembenahan. Tidak mungkin menggunakan milik karyawan yang akan membuat dirinya menjadi lama dibanding menggunakan tangga darurat, itu sebabnya dia terengah saat sampai di sini.
"Imbalan? Aku sudah memberikan 15% saham RH kepada Soraya, aku tidak memiliki apa pun lagi untuk diberikan kepadamu." Aditya kesal setengah mati saat semua orang meminta hal yang sangat menyebalkan untuk sebuah informasi saja.
Senyum sinis Jack tecetak saat mendengar itu. Matanya melirik Soraya yang terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Aditya. Dia baru tahu bahwa wanita lemah yang dia temui waktu itu kini berubah menjadi seperti ini, hasrat untuk membalaskan dendam rupanya semakin tinggi sehingga berani bermain dengan saham sebuah perusahaan seperti RH.
"Aku tidak menginginkan saham atau semacamnya. Aku hanya menginginkan nama perusahaan utama dari RH yang dipegang oleh Prabu Rahardian, aku tahu bahwa RH adalah perusahaan cabang yang dikelola olehmu dan perusahaan utama dijalankan oleh Prabu Rahardian." Jack bersendekap saat mengatakan itu, seakan informasi itu sudah cukup dibanding dengan sebuah saham.
"Perusahaan ayah? Ada apa?" tanya Aditya heran.
"Bukan urusanmu, aku hanya ingin mengetahui perusahaan mana yang dipegang oleh Prabu Rahardian, tidak maksudku bukan Prabu Rahardian, tapi Prabu Santoso. Bukannya nama orang itu adalah Prabu Santoso sebelum dia menikah dengan ibumu, Meri Rahardian. Mereka menjalin hubungan saat kau berumur lima tahun lalu saat kau berumur tujuh tahun mereka menikah."
Aditya tersentak saat mendengar itu. Tidak ada yang mengetahui semua ini, kini dia bertanya-tanya siapa Jack sebenarnya?fakta ini membuat dua orang Soraya dan Roy kaget dengan hal yang baru saja diungkap oleh Jack. Ada apa sebenarnya ini?
Asekkkk, tinggal menghitung angka sebentar lagi bakal ending, euy. Gimana sama konfliknya?
Ngomong-ngomong, nih, aku mau tahu kalian tahu cerita ini dari mana?
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Salam sayang.
Author L15 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romansa(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...