BDS2- 25 (Pernikahan)

5.5K 164 27
                                    

Soraya juga Jack saat ini berada di rumah sakit, ada orang yang menghubunginya dan mengatakan bahwa anak kecil yang membawa nomor itu sedang berada di rumah sakit.

Soraya yang mendapat telepon itu pun panik memberitahukan kepada Jack. Saat ini mereka berada di rumah sakit mencari orang yang menghubunginya.

Setelah perjalanan jauh sekitaran satu jam lebih akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit yang dimaksud.

Mereka segera menghubungi orang tadi demi mengetahui di mana keberadaannya saat ini.

***

Setelah menunggu berjam-jam dan melakukan transfusi darah antara Jack dan Anya akhirnya dokter mengatakan bahwa Anya sudah melewati masa kritis dan tinggal menunggu anak itu membuka mata.

Dokter berkata bahwa Anya masihlah dilindungi Tuhan dengan dapat bertahan sampai sejauh ini. Meski sudah melewati masa kritis yang mengancam nyawa tadi, kini semua orang harus menunggu lagi sampai Anya sadar.

Satu hari hingga satu minggu Soraya dan Jack terus menunggu anaknya untuk sadar. Mereka juga sudah memutuskan untuk memindahkan Anya ke rumah sakit yang lebih besar dan lebih banyak dokter ahli di kota. Namun, tak ada perubahan yang signifikan, Anya masih tertidur.

Mengenai tentang penculikan itu pun sudah diurus oleh polisi dan dalang dari semua itu sudah tertangkap. Mendengar bahwa nama Eriska berada di sana Soraya menjadi sangat emosi dan berharap bahwa wanita itu mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya.

Bahkan bagi Soraya hukuman mendekam di balik jeruji tidaklah setara untuk mereka semua.

Asih pun sudah dipastikan bahwa wanita itu meninggal di tempat.

Penabrak yang saat itu juga sudah mengatakan ia tak meyangka bahwa ada anak kecil di depannya, meski begitu ia juga mendapatkan hukuman yang sewajarnya.

"Soraya, makanlah lebih dulu. Aku yang akan menjaga Anya." Jack masuk ke dalam ruang perawatan Anya.

Soraya mengangkat wajah dan memperhatikan Jack, lelaki itu selalu menemaninya dan memberikan semangat kepada dirinya.

"Aku tidak lapar," ujar Soraya memperhatikan wajah Anya yang sudah lepas perban.

Terlihat dengan jelas bahwa luka yang dialami oleh Anya sangat parah. Wajah anaknya terluka dan pasti akan meninggalkan bekas nantinya.

"Anya adalah anak kecil yang kuat, dia pasti akan segera membuka mata dan memanggilmu Bunda lagi. Saat sudah bangun dan kembali bersemangat aku akan memanggil dokter terbaik untuk mengembalikan wajahnya seperti semula, jangan khawatir." Jack mengelus rambut Soraya.

"Dia hanyalah anak kecil, kenapa Eriska menargetkan anakku sebagai tempat balas dendamnya?"

Jack bungkam, ia tak mengerti dengan jalan pikiran dari Eriska sehingga wanita itu menargetkan anak sebagai ladang balas dendamnya.

Sedangkan Soraya ia dirundung rasa bersalah, semua ini terjadi karena kesalahannya di masa lalu ia begitu antusias untuk membalaskan luka dan dendamnya sehingga harus berurusan dengan orang semacam Eriska.

Andai kata dulu dia tak terbawa perasaan untuk balas dendam semua ini tidak akan terjadi.

Namun, nasi sudah terlalu lama dimasak sehingga berubah menjadi bubur, semua sudah berlalu dan kini ia harus menuai hasil dari keegoisannya di masa lalu.

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang