Soraya kini sedang dirias oleh para ahli yang katanya kenalan dari Jack.
"Aku tidak percaya Jack akan membawa wanita lain selain Eriska," ujar seorang wanita yang sedang merapikan rambut Soraya.
"Ya, mau bagaimana lagi. Dari dulu aku sudah tidak menyukai Eriska, dia itu sangat sombong, dan suka menindas orang lain. Jack saja yang bodoh karena menutup mata dengan alasan cinta," sahut yang gadis satunya yang sedang memakaikan riasan di wajah Soraya.
Mereka asyik untuk membicarakan Jack seakan menganggap Soraya adalah batu yang tidak mendengar. Dalam benak Soraya dia sangat penasaran seperti apa sosok Eriska ini sebenarnya.
"Sudah selesai! Wah, kau benar-benar sangat cantik, aku tidak menyangka gadis yang biasa saja tadi bisa menjadi seorang bidadari hanya dengan sentuhan kecil kita. Gaun yang aku pilih pun sangat cocok denganmu," ujar gadis yang memakai baju ketat dan sexy kepada Soraya.
Sudah jelas bahwa wanita itu adalah penata busana. "Tidak bisa! Dia cantik karena polesan make-up dariku!" protes gadis yang penata rias.
Pintu terbuka dengan tidak sabaran, Jack berdiri di sana dengan angkuh. "Bisakah kalian tidak berisik?! Aku berada di ruang tunggu hampir satu jam dan kalian berakhir dengan bertengkar! Lalu bagaimana dengan calon istriku apa dia ...." Jack melongo melihat Soraya yang sudah berdiri dengan anggun, "cantik."
"Lihatlah, apa aku bilang. Dia pasti akan melongo melihat bebek yang kita rawat menjadi angsa yang begitu cantik." Gadis yang penata rambut akhirnya angkat bicara.
"Uhuk!" Jack batuk untuk meredakan terpesona yang dia rasakan. "Diamlah kalian, kalian bertiga selalu cerewet tidak jelas seperti biasanya. Aku akan mentransfer uang untuk kalian beserta dengan bonusnya. Ayo kita pergi." Jack mengambil tangan Soraya dan menariknya untuk pergi dari sana.
"Wah, mereka benar-benar cocok. Aku sungguh berharap mereka bisa hidup bersama selamanya," ucap gadis penata baju kepada teman-temannya dan mendapat persetujuan dari yang lainnya.
Jack juga Soraya saat ini berada di perjalanan menuju kediaman keluarga Nichole. Suasana canggung, Jack yang mencuri-curi pandang ke arah Soraya dan Soraya yang sibuk dengan pandangan di luar jendela.
"Ekhem, hari ini penampilanmu benar-benar di luar ekspektasiku." Jack bermaksud memuji, tetapi yang keluar malah hal seperti itu.
"Hah? Memangnya kau berekspektasi aku seperti apa?" Soraya menatap Jack bingung.
"Ah, tidak ada. Pokoknya aku baru pertama kali melihatmu yang seperti ini itu adalah sesuatu yang lain." Jack membuang pandangannya saat mengatakan itu.
Soraya tersenyum kecut. Dia menatap bajunya, harga baju ini sangat mahal, gaya kuku, rambut, bahkan perhiasan. Dirinya tidak akan bisa membeli semua ini meski bekerja bertahun-tahun mungkin, Jack memberikan semua ini untuk dirinya bertemu dengan keluarga Nichole. Sudah pasti lelaki itu tidak ingin terlihat miskin di hadapan keluarganya.
"Memang benar, uang menentukan penampilan seseorang. Tanpa uang penampilan seseorang akan terlihat biasa saja, tapi jika ada uang maka dia akan terlihat menawan. Perhiasan yang mahal, gaun yang mewah, gaya rambut yang bagus, semua ini tidak aku miliki sebelum hari ini. Aku sangat bersyukur dengan bantuanmu hari ini, Jack." Soraya berucap dengan senyum miris miliknya.
Jack membatu mendengar itu. Apa dirinya sudah menyinggung perasaan gadis di sampingnya? Apa ini salahnya yang sudah asal bicara? "Tidak, bukan itu maksudmu. Aku tidak aku tidak bermaksud untuk menyinggung penampilanmu yang lama atau apa. Aku hanya ...."
"Aku tahu." Soraya tersenyum manis, "aku sudah tahu, tidak perlu dilanjutkan. Apa yang kamu berikan hari ini sangat berarti untukku dan untukmu, aku tahu kamu tidak ingin aku terlihat memalukan untuk bertemu dengan keluarga besar Nichole. Aku tidak akan mengecewakanmu, sebagai gantinya kamu pasti akan membantuku untuk membalaskan semua rasa sakitku. Setelah semua itu dan kamu menikah dengan kekasihmu kita berdua akan berpisah dan menjadi orang asing."
Jack bungkam, entah kenapa dirinya tidak suka mendengar mereka akan menjadi orang asing setelah semua ini berakhir. Apa mereka berdua tidak bisa menjadi teman setelah semua ini?
"Apa kita tidak bisa menjadi seorang teman saat semua telah berakhir?"
"Teman? Aku sangat tersanjung dengan semua itu, tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Sebagai seorang wanita aku sangat tahu bagaimana rasanya jika saja suamimu berteman dengan wanita lain. Istrimu nanti pasti akan menolak dengan tegas keinginanmu itu, terlebih aku ini mantan istrimu nanti."
Lagi-lagi Jack kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Apa dia kali ini membuat sebuah kesalahan? "Soraya, aku rasa ini ide yang buruk. Apa aku membatalkan saja rencana kali ini, kita menjadi teman saja dan tidak menjadi suami istri yang nantinya akan menjadi orang asing saat sudah berpisah." Jack menghentikan mobilnya di wilayah bebas parkir.
Soraya terkejut mendengar itu, dia tidak tahu jalan pikiran dari Jack seperti apa. Apa mau lelaki itu pun dia tidak tahu.
"Apa maksudmu? Ibumu pasti kecewa saat kau membohonginya, lagipula setelah balas dendamku selesai aku berniat meninggalkan semuanya. Kehidupan yang kejam ini, kenangan, negara ini. Semua aku ingin aku tinggalkan, tidak perlu khawatir, lagi pula kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti," ujar Soraya dengan mantap.
Jack tertegun mendengar keteguhan di dalam hati Soraya. Soraya benar-benar mendedikasikan hidupnya saat ini untuk membalaskan rasa sakit yang dia rasakan selama ini. Melihat itu Jack sedikit ragu, tetapi berusaha untuk menghargai keputusan dari Soraya, dirinya sudah berjanji untuk membantu maka akan menepati janji dan membantu wanita itu sampai tuntas.
"Baiklah. Aku akan menghargai keputusanmu, hanya ingin meminta satu hal setelah semua ini selesai, berjanjilah untuk tetap hidup dan menjalani hidupmu dengan baik. Jalani hidupmu dengan bebas tanpa beban sama sekali." Jack kembali menjalankan mobilnya.
Soraya hanya tersenyum tidak menjawab atau menolak. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah dendamnya berakhir, apa dirinya akan terus melangkah atau justru akan berhenti di sana saja.
Mereka sampai di depan kediaman rumah besar yang Soraya pastikan itu adalah rumah keluarga Nichole, rumah yang besar tidak kalah besar dari rumah Rahardian dulu.
"Ayo kita turun." Jack membuka pintu dan turun.
Soraya mengikuti Jack untuk turun, Jack menghampiri Soraya mengambil tangan wanita itu untuk digenggamnya. Genggaman hangat yang memberikan sensasi berbeda kepada Soraya. Mereka berjalan berdampingan untuk memasuki pintu rumah keluarga Nichole yang terbuka lebar.
"Mama, Ayah!" panggil Jack saat mereka sudah memasuki ruang tamu.
Terdengar gelak tawa dari ruang keluarga, mendengar itu Jack tersenyum dan berjalan mendekat.
"Kalian semua. Aku datang tidak ada penyambutan sama sekali." Jack menginterupsi orang yang sedang bersenda gurau itu.
Semua mata menatap ke arah Jack dan Soraya. Soraya sendiri melongo tidak percaya melihat seseorang yang tidak asing lagi.
"Bibi," cicit Soraya.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Salam sayang
Author L22 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...