BDS2- 20(Licik)

2.3K 146 28
                                    

Jack menatap ketiga orang yang sangat ia sayangi, si kembar yang melihatnya langsung berlari untuk memeluk dirinya.

"Robin, Anya, kalian tidak boleh berlarian karena sedang makan!" protes Soraya.

"Tidak apa, Soraya, mereka hanya anak kecil yang senang bertemu ayahnya. Iya, 'kan, Sayang?" tanya Jack sembari membawa keduanya kembali ke meja makan.

"Meski anak kecil dia tidak boleh hanya berlarian saja. Ingat sopan santun saat makan jangan bermain terus menerus!" ujar Soraya memperingatkan anaknya.

Mereka tak menjawab dan kembali ke tempat masing-masing.

Soraya yang melihat itu hanya mampu menghela napas berat.

"Apa kamu sudah sarapan?" tanya Soraya sembari menatap Jack.

"Oh, tadi aku sudah sarapan bersama yang lain." Jack duduk di hadapan si kembar.

Soraya terpaku, ia hampir melupakan keluarga lelaki itu, mertua dan saudara iparnya. Ia tak tahu bagaimana kabar dari mereka bertiga.

"Oh, begitu. Bagaimana kabar mereka?" tanya Soraya sedikit canggung.

Jack tersenyum saat mendengar itu, ternyata Soraya masih peduli dengan keluarganya.

"Mereka masih sehat-sehat saja. Daniela juga sangat merindukanmu, papa dan mama juga merindukanmu, kapan-kapan kalau kamu bersedia aku akan mengajakmu untuk bertemu dengan mereka." Jack mengatakan itu dengan antusias.

Soraya tersenyum saat mendengar itu, ia takut bila keluarga lelaki itu membencinya.

"Boleh, lain kali aku akan datang ke sana." Soraya tersenyum kecil saat mengatakan itu.

"Bunda sama Ayah mau pergi ke mana?" tanya Anya penasaran.

"Apa kami boleh ikut?" Robin menambahi.

"Bertemu dengan nenek kalian, tentu saja kalian boleh ikut, nenek pasti akan sangat senang saat kalian ikut." Jack mengatakan itu dengan semangat.

"Horee!" Mereka berdua bersorak kegirangan.

Soraya tak lagi protes dia tersenyum kecil saat melihat itu. Ia sangat tak menyangka bahwa harapannya di masa lalu akan terwujud di saat seperti ini.

"Baiklah, habiskan makanan kalian. Setelah itu aku akan mengantar kalian untuk berangkat sekolah." Soraya mengelus kepala mereka berdua.

Setelah sarapan dan lain-lain akhirnya kini keluarga bahagia itu sedang berada di dalam mobil menuju tempat anak-anaknya menimba ilmu.

Mereka berdua sangat cerewet dan dibicarakan di dalam mobil, tak ada yang namanya suasana mobil yang sunyi bak tak berpenghuni.

***

Soraya juga Jack berdiri di hadapan rumah sederhana, rumah biasa dengan pagar rendah cat rumahnya juga cukup pudar. Ada beberapa tanaman yang berada di halaman rumah itu, cat rumah yang berwarna putih sedikit lusuh seperti tak pernah terawat, tetapi halaman rumah sangat bersih.

"Sepertinya tak ada orang." Soraya memperhatikan pintu rumah yang berwarna cokelat tua tak terbuka sama sekali sedari tadi.

"Aku akan mengetuk pintu, ayo kita ke sana." Jack mengapit tangan Soraya untuk membuka pagar biasa itu dan masuk ke dalam pekarangan rumah.

Saat berada di depan pintu samar-samar Soraya juga Jack mendengar seseorang berteriak.

"Ibu bisa masak apa tidak, sih?! Makanan seperti ini apa bisa dibilang makanan enak, hah?!" Suara itu mereka berdua hafal milik siapa.

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang