BD- 18 (Perjanjian)

15.6K 949 25
                                    

Jack menghubungi Eriska saat perjalanan menuju tempat wanita itu berada. Namun, tidak ada jawaban sama sekali.

"Ke mana wanita itu!" Jack memukul stir mobil saat tidak mendapat jawaban dari wanitanya.

Jack menepikan mobilnya untuk menghubungi Roy. "Berikan lokasi terkini dari Eriska secepatnya. Aku tunggu!"

Tanpa menunggu jawaban dari Roy, Jack segera memutuskan sambungan telepon. Dia bersyukur karena berhenti di tempat yang bebas parkit, jika sampai dia parkir sembarangan tempat bisa turun nama baiknya karena tidak mematuhi protokol lalu lintas.

Tidak lama ada pesan masuk, pesan itu berasal dari Roy, lokasi Eriska telah ditemukan. Bukan hal yang sulit bagi Roy untuk menemukan lokasi seseorang yang dia kenal. Setelah mengetahui di mana Eriska berada, Jack segera melajukan mobilnya untuk bergabung dengan banyaknya mobil yang berlalu-lalang. Ini belum makan siang, tetapi sudah mendekati waktu makan siang pasti banyak mobil yang keluar untuk keluar.

Jack harus bisa menuntaskan masalahnya kali ini. Sebelum ibunya akan berbicara yang tidak-tidak lagi. Setelah perjalanan melelahkan akhirnya Jack sampai di tempat Eriska berada.

Sebuah vila mewah, Jack tidak tahu ini tempat siapa, yang jelas lokasi yang dikirim oleh Roy berada di sini. Dengan penuh percaya diri Jack turun dari mobil.

Mengetuk pintu beberapa kali dan pintu terbuka. Seorang pelayan yang membuka pintu kebingungan saat lelaki menggunakan baju formal datang ke tempat itu.

"Maaf, Tuan. Anda mencari siapa?" tanyanya bingung.

Jack berdeham sebentar dan berbicara dengan penuh percaya diri. "Apa Eriska ada di sini?"

Dari luar sudah terdengar bahwa ada banyak gadis di dalam sana. Suara tawa berasal dari wanita, itu sebabnya Jack menyimpulkan di dalam ada banyak wanita kemungkinan mereka sedang berpesta.

"Sebentar saya panggilan Nona lebih dulu. Saya tidak tahu siapa yang bernama Eriska."

Pelayan itu menutup pintu dan berjalan masuk menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di pangkuan seorang lelaki. "Nona," panggilnya.

"Siapa yang datang?" Wanita itu masih bergelayut manja di pangkuan lelaki yang memiliki wajah yang bisa dibilang tampan.

"Seorang lelaki. Dia mencari seorang bernama Eriska." Perkataan sopan dari pelayan itu membuat semua mata tertuju kepada seorang wanita yang sedang berciuman dengan intens dengan seorang lelaki.

"Er!" panggil wanita tadi panik.

Orang yang dipanggil pun dengan kesal melepas ciumannya. Menatap wanita itu dengan pandangan kesal. "Ada apa?!"

"Ada seseorang yang mencarimu. Segera benahi dirimu dan temui dia."

Dahi wanita cantik itu mengerut saat sahabatnya mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Dia mengambil kaca rias dan kembali memoleskan lipstik di bibirnya.

"Tumben sekali ada yang mendatangiku. Terlebih tidak ada yang tahu aku berada di sini."

Setelah memastikan bahwa dirinya sudah rapi wanita itu berjalan dengan anggun untuk melihat siapa yang berani menganggu kesenangannya. Wanita tadi adalah Eriska Shaqueena, wanita blasteran antara Indonesia dan Inggris. Pesonanya memang tidak bisa dianggap remeh.

Mulutnya terbuka lebar saat melihat siapa yang berada di depan pintu. "J-jack?" Eriska terlihat salah tingkah saat melihat Jack berdiri di sana.

"Kenapa kaget? Aku menghubungimu berkali-kali, tapi tidak kau angkat sama sekali!" Jack terlihat tidak ramah sama sekali saat dia berhadapan dengan Eriska.

"Ah, benarkah? Ponselku berada di dalam tas dan aku sedang berbincang dengan teman-teman yang lain. Wajar saja bila aku tidak mendengar panggilan darimu." Erika berjalan mendekati Jack.

Dia memeluk Jack dengan erat. "Biasanya Jack tidak akan marah jika aku sudah seperti ini. Menurut kebiasaannya selama ini dia tidak akan bisa marah kepadaku," batin Eriska.

Jack mengerutkan kening saat mencium bau yang sangat asing di hidungnya, menurutnya ini adalah bau farfume dari seorang laki-laki. "Baumu aneh sekali. Apa kau sedang bermain laki-laki di belakangku?"

Eriska segera melepas pelukannya, dia menegang sesaat. Namun, semua itu bisa ditutupi dengan wajahnya yang mendadak sedih mendengar tuduhan dari Jack.

"Kau menyakiti perasaanku, Jack. Ini adalah pesta, sudah pasti di dalam sana banyak laki-laki. Mungkin aku terkena bau mereka, kau mau masuk dan melihat?" ucap Eriska dengan manja.

"Tidak! Aku sedang terburu-buru. Ambil barangmu, kita akan pulang. Aku harus membawamu ke rumahku, ibu ingin bertemu denganmu. Minggu depan kita akan bertunangan, lalu bulan depan kita akan melangsungkan pernikahan." Jack berbicara tanpa terbantahkan.

Eriska mematung, menikah katanya? Eriska menggigit bibirnya bagian dalam saat mendengar perkataan dari Jack, dia masih tidak ingin menikah. Namanya sebentar lagi akan melambung tinggi tidak mungkin bila dia menikah begitu saja.

Eriska memegang lengan Jack dengan bergetar, dia memasang wajah sesedih mungkin. "Aku tidak bisa Jack. Aku sudah terikat kontrak, jika aku melanggar kontrak maka aku harus membayar uang ganti rugi miliaran."

Jack mematung, tetapi setelah itu dia memegang pundak Eriska dengan tegas. "Tidak masalah, aku akan membayar uang ganti rugi. Tidak perlu khawatir, kita hanya perlu menikah, aku pasti akan memberikan apa pun yang kau mau setelah kita menikah nanti."

Wajah Eriska terlihat semakin sedih saat Jack mengatakan itu. "Tidak, Jack. Kamu tidak bisa membuang banyak uang untuk bisa menikahiku. Bukankah lebih baik bila uangnya ditabung untuk masa depan kita. Kita bisa menunggu sampai kontrakku selesai, lima tahun tidak lama, kan, kita tidak perlu khawatir lagi setelah kontrakku selesai."

Jack terlihat mengetatkan rahangnya saat mendengar itu. Tidak sadar juga mengencangkan cengkeramannya di pundak Eriska. "J-jack, sakit!" cicit Eriska.

Jack melepas cengkeramannya dengan kasar, dia menutup wajahnya tanda bahwa dia sedang frustrasi dengan apa yang terjadi saat ini.

"Lalu maumu bagaimana? Ibuku ingin agar kita segera menikah! Tidak bisakah kita menikah bulan depan?!" tanya Jack saat dia melepas tangannya dari wajah dan menatap Eriska dengan tatapan frustrasi miliknya.

"Tidak bisa. Bagaimana kalau kau membeli orang untuk menjadi istri bohonganmu selama beberapa saat? Kamu mau, 'kan? Ini bukan ide yang buruk, kita akan tetap bisa menikah di kemudian hari setelah aku sudah bisa menikah." Eriska mencetuskan begitu saja ide konyol yang berada di dalam otaknya.

"Aku hanya ingin menikah denganmu bukan dengan wanita lain. Aku hanya mencintaimu tidak mencintai wanita lain, apa kau tidak mengerti juga?" Jack menggoyangkan pundak Eriska emosi saat mendengar perkataan tidak masuk akal dari Eriska.

"Aku tahu. Aku tidak masalah jika kamu seorang duda nantinya. Aku sangat percaya bahwa cintamu kepadaku tidak akan goyah hanya dalam hitungan tahun saja. Kamu, mau, 'kan?" Eriska tersenyum manis untuk meyakinkan Jack.

Senyuman dan tatapan yang tak mungkin dapat Jack tolak di saat seperti ini. "Baiklah, aku akan memikirkan jalan keluarnya. Kembalilah bersenang-senang, jangan mengkhianatiku."

Jack mencium kening Eriska dan berbalik meninggalkan pintu vila yang dia kunjungi tadi. Dia bahkan tidak sadar bahwa dirinya sedari tadi sedang berdebat di depan pintu vila seseorang, sangat tidak elite sama sekali.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Semoga suka.

Salam sayang
Author L

20 November 2020

Balas Dendam (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang