episode 13

6.3K 601 42
                                    



Termenung. Jimin agaknya menyesal menganggap jika Yoongi ada sesuatu lebih. Karna nyatanya, dua minggu ini, pemuda itu menghilang. Tak lagi berkeliaran di sekitarnya ataupun masuk kelas terlambat dan duduk dibelakang.

Setelah mengambil ciuman pertamanya, meraba tubuhnya lalu meremas dadanya Yoongi pergi begitu saja?

Kurang ajar.

Awalnya Jimin hendak tak peduli, ia hanya akan menganggapnya sebagai angin lalu seperti yang sudah-sudah. Namun semakin ia mencoba membuang segala tentang itu, semakin lekat ingatan mengenai cara Yoongi menciumnya, menatapnya, memeluknya.

"Gue sakit jiwa." Jimin merutuki dirinya sendiri.

Apa ia... rindu?

••••

"Nah, hari ini hari terakhir kamu. Besok udah bisa kuliah lagi." Ayahnya menepuk bahu Yoongi.

Dua minggu ini, ia menjadi trainee di kantor Ayahnya sebagai karyawan. Bentuk perkenalan akan dunia bisnis yang akan ia emban sebentar lagi.

"Iya, Yah. Yoongi pulang duluan ya."

Yoongi melenggang pergi setelah mendapat persetujuan Ayahnya. Ia pun melonggarkan dasi yang seakan mencekiknya.

"Capek bangsat." Desisnya saat berhasil duduk di balik kemudi.

"Ke rumah Hoseok, ah," Yoongi pun menancapkan gas dan pergi ke kediaman sahabatnya.

Bersenandung pelan, ia mengemudi dengan fokus. Menatap jalanan kota yang agak ramai di jam tujuh malam ini.

Ada beberapa pemikiran yang terlintas. Salah satunya pesan singkat dari Rose siang tadi.

 Salah satunya pesan singkat dari Rose siang tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi tak membalas pesan itu. Karna diantara mereka memang tak pernah ada apa-apa. Rose tak seharusnya taruh harapan pada manusia brengsek serupa Min Yoongi.

"Males kalo udah baperan, harus cepet gue tinggalin." Monolog Yoongi.

Hingga tak terasa, pikiran kusutnya membuat waktu seakan singkat dan sekarang ia tengah memarkirkan mobil di dipan gerbang rumah Hoseok.

"Hoseok! Main yuk!"

Hening. Lalu beberapa detik kemudian suara handle pintu yang dibuka membuat Yoongi sumbringah.

"Gue nggak suka main sama orang gila, pergi sana!" Hoseok mengibaskan tangannya dengan dramatis.

"Yeh! Gatau diri!" Yoongi hendak membuka sepatunya dan hampir saja melemparnya ke arah Hoseok.

"Canda sayang. Buruan masuk! Kek maling aja lo." Hoseok memilih duduk di kursi rotan sembari menunggu Yoongi.

"Cape banget gue, bajingan." Rutuk Yoongi.

it's okay to love your teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang