Mading kampus yang terletak di bagian depan gedung persis dekat dengan lobi itu kini lebih ramai dari biasanya. Mahasiswa berbisik ria satu sama lain, menebak-nebak siapa yang dibicarakan dalam poster anonim itu."Gila ya Yoongi, tapi ya mau gimana lagi, ganteng sih." Salah satu Mahasiswi berkelakar sedih.
"Tapi ya nggak Dosen juga di gaet kali." Timpal temannya.
Somi menyeludup masuk ke kerumunan, ingin tahu apa yang sebenarnya menjadi trending topik Mahasiswa hari ini.
Min Yoongi, Pangeran Kampus, Kebanggaan Fakultas, Kesayangan Profesor, kencan sama salah satu dosen?!
Bentuk teks pada poster hitam itu bertuliskan demikian. Lalu dibawahnya ada beberapa bukti foto agak buram dan juga beberapa foto yang jelas menunjukan wajah Yoongi namun tak menujukan wajah pasangannya.
Dosen? Somi mengerutkan kening. Sepertinya ia tahu sesuatu.
"Menurut lo siapa Dosennya?" Tanya seorang pemuda.
"Gak tau anjir, Dosen fakultas Bisnis rata-rata galak semua masa iya mau diajak kencan sama doi." Jawab kawannya.
"Tapi kayanya sama Pak Jimin gak sih? Liat deh postur tubuhnya, kecil gitu." Jemarinya menunjuk siluet pasangan Yoongi.
"Anjir, jangan ngadi-ngadi lo, Pak Jimin sama Yoongi tuh kek musuhan gitu tau gak sih?"
••••
"Yoongi.." Hoseok mencegah Yoongi untuk berjalan maju.
"Apaan Hos?"
Hoseok tak mau Yoongi tau segalanya ketika keadaan masih ramai dan panas. "Ke kantin yuk? Kita cari makan gratis!" Hoseok menarik lengan Yoongi.
"Apaan sih gajelas lo. Gue mau ke lobi ambi kartu izin perpus." Jawab Yoongi sembari menerobos Hoseok.
"Nggak! Yoon– itu.. apasih anjing ah! Yoongi!" Hoseok berseru panik saat Yoongi menerobos tubuhnya dengan santai.
••••
"Siapa sih Dosennya? Anjing murahan banget."
"Siapa anjir? Menurut lo siapa?"
"Pak Jimin ya? Gue pernah liat dia pake kemeja itu!"
"Anjir brengsek."
"Wah... jalang kayanya.."
"Apaan sih, terserah mereka dong mau pacaran kek mau nikah kek, ngurusin banget idup orang."
"Dih, kaga usah so suci."
"Lagian siapa ya yang mau-maunga sama Yoongi? Udah tau tu manusia ganteng brengseknya gak ada obat. Temen gue aja ditidurin besoknya di blok."
"Gila. Kayanya dua-duanya sama-sama rusak."
Jimin mendengar semuanya. Jimin tahu semuanya. Jimin membaca semuanya. Jimin tahu dan ia takut. Ia ketakutan.
Badannya gemetaran dengan mata yang tak fokus. Satu-satunya hal yang ia ingin adalah pulang, bersembunyi, tidur dan berharap semua ini hanya mimpi.
Jangan.. jangan Yoongi. Jangan ambil Yoongi.
"Tapi rugi di Yoongi gak sih? Secara dia tajir, ganteng, pinter, masa ia jadian sama Dosen. Enak di si dosen lah!"
Jimin membalikan langkah gugup. Tak peduli jika ia masih memiliki satu laporan tertinggal di lobi, ia memilih buru-buru ke ruangannya dan membereskan barangnya. Ia perlu tempat yang tenang. Ia perlu pulang.
••••
"Anjing!" Yoongi merobek poster itu penuh amarah. "Siapa yang nempel ini?!" Bentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...