"Lo seksi banget kalo pake kacamata." Yoongi menumpukan wajahnya di atas telapak tangan dan menatap Jimin dengan tatapan yang dalam.Jimin mencoba mengontrol diri, ia lebih baik fokus pada laptopnya agar dokumen-dokumen nilai ini bisa segera selesai.
"Ambilin itu." Jimin menunjuk air putih di atas nakas.
"Heh! Nyuruh-nyuruh sama calon suamin, dosa tau!" Rutuk Yoongi sembari tetap mengambil air minum.
Jimin mengankat satu alis malas.
"Ji, let's kiss, lo kerja terus anjir. Gue udah tajir, lo nanti kalo jadi istri gue kaga perlu lah gini-ginian." Desis Yoongi.
"Bacot."
Yoongi menatap tajam ke arah Jimin, menusuk retina pria itu hingga berkedip dan bungkam. Yoongi sudah seperti iblis jika begini.
Selayak setan yang tertendang dari neraka lalu bertemu Jimin yang sama juga tertendang dari surga.
Yoongi bangkit dan mengangkat tubuh Jimin dalam sekali hentak.
"Ih lepas!" Jimin memberontak dalam gendongan Yoongi.
Yoongi menjatuhkan Jimin di atas ranjang. Membuat wajah kesal pria itu semakin menjadi-jadi.
"Gue lagi serius." Ujar Yoongi pelan.
Jimin memutar bola mata lalu terduduk. "Terus?"
Yoongi duduk di sebelah Jimin dengan risau. "Ck. Lo ngerti gak sih. Gue ini suka sama lo, anjir lah, sayang, cinta gitu ngerti kagak?!"
"Kok ngegas?!"
Yoongi menghela napas kasar. "Iya maaf,"
Jimin melipat tangan di dada. Bingung juga harus menjawab apa.
"Ji... jangan marah." Yoongi menarik bahu Jimin agar meghadapnya.
"Apasih, enggak!" Jawab Jimin.
Yoongi terkekeh. "Enggak katanya, cemeberut gitu."
Jimin memilih diam dan menatap datar kepada Yoongi yang dibalas tatapan memuja oleh pemuda itu.
Yoongi menekan tengkuk Jimin agar maju hingga bibir mereka bertemu. Jimin melotot, Yoongi ini seenaknya sekali.
Dilumatnya bibir yang terasa candu itu. Jemari Yoongi tak tinggal diam. Sudah merambat nakal menyusuri dada Jimin yang hanya terbalut kaus putih tipis.
"Mnhhh–" Jimin mencoba mendorong dada Yoongi saat ia merasa agak asing dengan sentuhan-sentuhan itu.
Yoongi memeperdalam ciumannya, melesakan lidahnya buru-buru kedalam mulut Jimin.
"Kalo lo bisa jauhin Jungkook selama dua minggu kedepan, artinya lo suka sama gue." Bisikan itu terdengar tepat didepan wajah Jimin.
"Ahh– apa-apaan?!" Sewot Jimin saat Yoongi mulai meraba sekangkangannya.
"Sstt... diem aja nikmatin. Desah yang kenceng buat gue." Ujar Yoongi pelan sembari melepas kaca mata Jimin.
"G-gak mau! Ngghh– anghh.." Jimin menggigit bibir saat tubuhnya dibaringkan lalu Yoongi menyingkap kausnya.
"Pretty." Puji Yoongi.
Napas Jimin memburu dikala Yoongi mulai mengusapi puncak dadanya dengan tangan kiri lalu tangan kanannya dibawa untuk menurunkan celana pendek Jimin.
"Nggak! G-gue nggak mau– ngahh!" Jimin merapatkan kakinya saat jemari Yoongi berhasil menggenggam penisnya.
"Udah keras gini masa gak mau." Goda Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanficYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...