"Lo dimana, anjir. Sepuluh menit lagi naik panggung nih." Jisoo terdengar gusar di sebrang sana.Oh Tuhan, kenapa jika sudah bersama Jimin Yoongi jadi lupa segalanya.
"Maaf, Jis, gue nggak bisa lagi ada urusan. Lo berdua aja sama Hoseok deh, dia juga bisa main bass kok. Good luck!"
Helaan napas terdengar kesal, "oke deh Bang, semoga urusan yang lo malsud bukan berantem ya!"
Yoongi terkekeh sebelum mengucap salam perpisahan dan menutup telepon.
"Ji, boleh minta minum gak?"
Jimin yang sedang membereskan bekas mengobati Yoongi tadi bertanya, "air putih?"
"Amer, sayang." Jawab Yoongi asal.
Jimin mendengus lalu beranjak dan mengambil minum.
"Apaan nih?" Yoongi mengambil gelas yang Jimin berikan, cairan ungu tua.
"Katanya amer. Ya itu." Jawab Jimin kesal.
"Seriusan, Ji?"
"Ya boong lah, gila. Itu jus anggur instan." Jimin memutar bola mata menanggapi ketololan Yoongi.
"Kirain beneran amer. Btw, nginep boleh gak?"
Jimin yang sedang membuka ponsel menoleh ke arah Yoongi. "Kenapa nginep? Gak punya rumah?"
"Rumah gue gede, bagus, mewah," balas Yoongi kesal.
"Terus kenapa mau nginep disini?"
"Ck. Nanti ketauan dong kalo gue abis berantem. Lo gak liat muka cakep gue babak belur gini?" Yoongi menunjuk wajahnya.
Jimin mendelik. "Kalo masih takut dimarahin ya makanya nggak usah pake segala berantem." Sewot Jimin.
••••
"Yoongi nggak usah meluk! Dibilang sana tidur di sofa!" Jimin memberontak dalam rengkuhan Yoongi.
"Nggak mau, lo anget, enak." Jawab Yoongi dengan suara berat dan mata hampir terpejam mengantuk berat.
"Y-ya sana pake selimut!"
"Ssttt– jangan berisik. Tidur aja buruan. Badan lo mungil gini lucu, pas banget gue peluk kaya gini." Yoongi menarik Jimin untuk jauh lebih dalam masuk kedalam pelukannya.
Hening menguasai, hanya terdengar deru napas teratur Yoongi yang jatuh tertidur dengan mudahnya.
Jimin tak berbohong jika ini nyaman, namun ia juga risih dan malah berpikir kemana-mana. Mereka ini hanya sekedar Dosen dan Mahasiswanya, tidak sepatutnya harus berlaku seperti ini.
Dan Jimin tak pernah bisa menolak. Bukan hanya perihal rekaman itu, namun ada sesuatu dalam hatinya yang berkata jika ia boleh sekali saja melakukan apa yang ia mau.
••••
Yoongi melenguh pelan saat dirasa tidurnya cukup. Terasa sangat nyenyak dan nyaman. Matanya menyipit dan malas terbuka saat terpaan sinar matahari lembut menyapa wajah tampannya.
Dirasa ada yang kurang, Yoongi meraba kasur di sebelahnya. Ia lalu membuka mata disaat tubuh Jimin tak lagi ada disana.
Yoongi terduduk dan mengusap wajah sebelum turun dari kasur dan keluar kamar.
Semerbak wangi menusuk hidungnya. Ia berjalan lunglai menuju dapur dimana Jimin tengah menghadap kompor dan memasak dengan tenang.
"Pagi, Ji." Sapa Yoongi masih dengan suara seraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...