"Tapi katanya waktu itu lo suka sama gue?" Jimin memecahkan keheningan di meja makan.Jungkook mendongak, "pengalihan. Tadinya iya, tapi pas liat Yoongi deket sama lo gue mundur. Dia berhak dapetin lo." Jawab Jungkook.
Yoongi mendecih, "walaupun Jimin mungkin sama lo, gue bakal tetep rebut kalo gue mau."
Jimin mendelikan mata dan menggelengkan kepala, kekasihnya ini agak sedikit sakit jiwa.
"Taehyung dimana kira-kira?" Jungkook mengajukan pertanyaan dengan santai.
"Lo nanya sama gue? Gila lo?" Sarkas Yoongi.
Jungkook menghela napas. "Ya kali aja lo tau."
"Mudah-mudahan besok dia dateng lagi ke kampus, jadi—"
"Oh, lo mau ketemu dia, iya?" Potong Yoongi sembari menatap Jimin.
"Gak gitu, Yoon," sahut Jimin.
"Terus gimana?" Debatnya.
"Dewasa dikit, gue paham maksud Jimin. Kalo besok Taehyung dateng, gue bakal lebih gampang ketemunya." Jungkook menengahi perdebatan di anatara mereka.
Yoongi menyimpan sendok dengan kasar. Lalu menyandarkan bahu ke kursi dengan kesal.
"Kaya bocah." Desis Jimin.
"Fine. Gue emang bocah, gue pulang." Yoongi beranjak dari tempat duduk.
Namun pikirannya langsung menerobos berpikir jika ia pulang maka Jungkook dan Jimin akan berduaan. Oh, tidak bisa.
"Gak jadi." Lanjutnya. "Keenakan lo berdua."
"Cih, jadi seme kok plin-plan." Ledek Jimin.
••••
"Permisi,"
Jimin berbalik. "Oh, Kim Taehyung. Apa kabar?"
"Baik. Baik sekali, kamu tau diman–"
"Jungkook ada di ruangannya. Lurus belok kiri terus masuk ke ruangan dosen, nanti ada ruangan di ujung. Jangan cari Yoongi, lebih baik selesaikan urusan sama Jungkook. Permisi." Jimin tersenyum kecil sebelum beranjak pergi.
Taehyung mematung. Jadi... semuanya telah berakhir?
Jungkook telah ketemu? Yoongi telah mengalah? Apa ini... keberuntungannya?
Taehyung dengan tergesa mengikuti arahan Jimin. Sedikit lagi, sedikit lagi untuk ia segera mencapai pintu dan menemukan Jungkook.
Ketukan tiga kali masih diabaikan, Taehyung mengetuk lagi, lagi, dan lagi hingga;
"Cari saya?" Suara familiar itu terdengar dari balik tubuhnya.
Taehyung mengerjap lalu berbalik patah-patah.
"Jung.." lirihnya.
Pria di hadapannya ini masih sama, sama persis menawan seperti dua tahun lalu tepat di waktu dimana ia pergi untuk sebuah alasan.
"Silahkan masuk," Jungkook mendahului Taehyung dan beranjak masuk ke ruangannya.
Taehyung berjalan pelan setelah menutup pintu. Orang yang dicarinya telah duduk di ruangan yang sama dengannya.
"Jung, maaf.."
"Maaf untuk salah yang mana? Salah karna kamu ninggalin saya atau maaf karna kamu berani-beraninya hajar Yoongi untuk tau info saya?"
Taehyung meneguk ludah. Lututnya lemas. Suara di depannya seakan membesar dan berdengung di telinganya.
"Untuk semuanya Jung, gue–"
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...