"Kak, ada orang yang sebarin berita Yoongi sama Pak Jimin."Yang dipanggil menoleh dan emosi seketika, siapa yang berani menghancurkan kebahagiaan dua orang itu?
"Siapa?"
"Gue nggak tau, tapi nanti pasti gue cari tau. Lo mau gue bungkam seisi kampus atau lebih fokus cari pelaku?"
Pria itu membenahi kaca mata, " dua-duanya."
••••
Tubrukan kencang didapat Jimin saat ia teburu-buru berjalan menuju perpustakaan.
"Maaf, maafin saya," Jimin membereskan bukunya dengan cepat dan bangkit.
Orang itu tersenyum, "gak papa. Saya yang minta maaf jalan gak liat-liat." Sahutnya.
"Iya." Jimin pun melenggang hendak meninggalkan orang asing itu.
"Maaf, saya mau tanya dulu,"
Jimin memutar bola mata diam-diam. "Iya, tanya apa?"
"Ruangan informasi dimana, ya?"
"Lurus terus belok kiri dan turun tangga, ada tepat di sebrang tangga." Jawab Jimin datar.
"Makasih. Saya Kim Taehyung,"
"Iya sama-sama, Saya Ji—"
"Apa-apaan?!" Yoongi mendorong dada Taehyung untuk menjauh dari kekasihnya.
Jimin mengerjap melihat Yoongi yang terlihat begitu... marah? Apa pemuda itu cemburu?
"Maaf? Kamu nggak sopan banget." Ujar Taehyung kembari membenahi jasnya.
"Bacot anying." Desis Yoongi sebelum menarik lengan Jimin dengan kasar dan membawanya ke gudang persediaan kertas.
"Yoongi lepas! Sakit tau gak?! Kalo ada yang liat gimana?!" Sentak Jimin saat mereka sudah masuk ruangan itu.
"Jangan ketemu dia! Jangan interaksi sama dia! Jangan ngomong sama dia!" Yoongi menunjuk ke arah pintu untuk merepresentatifkan keberadaan Taehyung tadi.
"Emang kenapa? Lo cemburu?" Tanya Jimin semakin membuat Yoongi kesal.
"Lebih dari itu, lo jangan coba-coba langgar kata-kata gue!" Yoongi menatap tajam mata Jimin.
"Emang kenapa sih? Lo aja nggak kenal dia siapa, kan? Aneh lo, berlebihan!"
Yoongi mengatur napasnya, ia takut kelepasan dan malah berakhir menyakiti Jimin.
"Kalo gue bilang nggak ya enggak. Lo jangan ngeyel dibilangin!"
"Jangan so ngatur! Lo cuma pacar gue!" Jimin sama keras kepalanya dengan Yoongi.
Mereka pasti akan sangat sulit saling paham dan mengalah.
"Oh, gitu? Fine. Gue nggak akan peduli lagi atas apapun yang terjadi kalo lo langgar ucapan gue. Jangan minta gue tetep tinggal sama lo kedepannya. Gue cuma pacar lo, kan?" Gertak Yoongi.
Jantung Jimin berdebar. Takut, ia ketakutan.
"Yoongi.. bukan git–"
"Jangan hubungin gue malem ini, gak perlu khawatir, gue gak akan mati. Jaga diri lo," Yoongi kemudian melenggang pergi keluar lalu menutup pintu kencang sekali.
Jimin terlonjak. Astaga. Apa yang baru saja terjadi di antara mereka? Apa mereka baru saja... bertengkar hebat?
Berbagai pikiran negatif mulai menyerang Jimin. Yang paling parah adalah saat pemikiran mereka berakhir yang datang tanpa permisi.
![](https://img.wattpad.com/cover/246868450-288-k652801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...