Jimin masih tetap dalam mode seperti itu bahkan saat mereka sampai ke apartemen."Ji, kenapa sih?" Yoongi menyimpan kunci mobil di atas meja.
"Ya elo lah yang kenapa. Lo sebenernya anggap gue apa sih?"
Yoongi menghela napas. "Lo cemburu?"
"Kalo lo punya otak ya mikir." Desis Jimin.
"Ya kali lo cemburu sama adek lo sendiri." Ujar Yoongi.
"Loh? Lo aja cemburu sama Kakak lo sendiri." Balas Jimin.
"Ya beda lah itu urusannya, Jungkook kan brengsek." Yoongi tak mau kalah.
"Ya emang kebapa? Jihyun juga kan bajingan." Lawan Jimin.
Tempat tinggal itu kini memanas, tensi di dalamnya seakan mendidih membuat kedua insan itu larut tenggelam dalam emosi.
"Jaga bicara lo, Ji," tegur Yoongi.
Jimin mendengus. "Emang gue selama ini lo anggap apa, hm? Budak seks?"
Yoongi mendongak tepat setelah kalimat itu meluncur. Tatapannya menghujam retina Jimin yang agaknya tidak takut sama sekali.
Yoongi terkekeh pelan. "Budak seks? Keren juga." Sahutnya sarkas.
Tangannya menarik pergelangan Jimin dengan kasar. Membuka pintu kamar Jimin dengan tak sabaran. Dan mendorong yang lebih tua hingga terjerembab jatuh di atas kasur.
"Yoongi—"
"Diem. Budak seks harus nurut sama Tuannya, kan?" Pertanyaan retoris itu membuat Jimin menelan ludah.
Ini sebuah kesalahan.
Yoongi dengan tenang namun kasar membuka celana Jimin. Melemparnya asal kemudian melucuti pakaian dalamnya juga. Jimin menutup pahanya dengan tergesa dan mata yang bergetar.
Tatapan tajam Yoongi tak meluntur dan malah makin membuat Jimin seakan di telanjangi.
Dengan cekatan, tangan Yoongi membuka laci nakas sebelah tempat tidur lalu meraih botol olive oil. Masih mematai Jimin, Yoongi menuang minyak itu pada tangannya lalu melebarkan paha Jimin.
"Y-yoongi.." lirih Jimin.
Tak ada jawaban selain terobosan satu jemari Yoongi kedalam anal Jimin.
Jimin terlonjak, pinggulnya naik sedikit dengan otomatis.
Tak ingin membiarkan Jimin bernapas lega, Yoongi memasukan jari lainnya dan mulai memporak porandakan isinya.
"Y-yoongi anghh– j-jangan!" Jimin memegangi tangan Yoongi yang agaknya tak terganggu sama sekali.
Dengan wajah datar, Yoongi mengeluar masukan jemarinya di liang Jimin. Terkadang menggaruk dinding analnya hanya untuk membuat Jimin frustasi.
Sengaja tak menekan titik manis di dalam sana, hanya untuk menguji kesabaran Jimin. Hingga total tiga jari yang mencoba melonggarkan liang anal itu.
Napas Jimin tersenggal, gerakan jari itu terasa begitu cepat. Hingga ia merasa begitu basah, hingga penisnya terasa begitu keras dan ereksinya agak sakit.
Tangan Yoongi yang satunya lari ke arah bibir Jimin. Dengan paksa menyuruh Jimin mengulum kedua jemarinya.
Yoongi tersenyum licik. "Jalang." Desisnya.
Jimin mengerjap, menuruti apapun yang Yoongi katakan. Namun anehnya, ia menyukainya.
Jari Yoongi menekan lidah Jimin hingga hampir membuatnya tersedak. Jari yang di bawah sana juga tak berhenti memompa.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanficYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...