"Iya, maaf aja kalo semisal gue bikin lo baper banget kaya gini. Kita bisa temenan aja, Ros," Yoongi berujar santai sembari menyender di dinding koridor dekat perpustakaan."Padahal gue kira lo bener suka sama gue, Yoon, nyatanya enggak." Kekehan menyedihkan tumpah ruah dengan air mata yang menyertainya.
"E-eh jangan nangis ya. Lagian gua juga udah punya pacar." Yoongi panik sendiri melihat Rose yang sesegukan.
"Iya nggak papa hiks.. guenya aja baperan."
Yoongi mengangguk dengan kaku lalu melotot kecil setelah mendengar ucapan Rose.
"Boleh gue cium pipi lo buat terakhir kali?"
Yoongi mendengung. "Boleh."
••••
"Bajingan." Desis Jimin tajam.
Ia kemudian dengan kasar membereskan seluruh baranganya di ruangan dan beranjak pergi tergesa ke parkiran motor. Persetan. Yoongi brengsek.
"Baru pacaran tiga hari aja udah gatau diri, bangsat." Umpat Jimin kesal.
Napasnya memburu.
"Ji!"
Bahkan panggilan Yoongi ia abaikan. Dengan cerobohnya ia menjatuhkan kunci motor yang mana memperlambat acara kaburnya.
"Etss.. mau kemana?" Yoongi memutar kunci motor Jimin hingga mesinnya mati lagi.
"Minggir." Desis Jimin.
"Kenapa Ji? Kan katanya mau pulang bareng?"
"Lo gak liat gue bawa motor?" Bentak Jimin kesal, matanya pasti memerah di balik kaca helm.
"Lo kenapa sih? Sini gue anterin pulang."
"Gak perlu." Jimin pun kemudian menyalakan mesin lagi.
Yoongi berdecak. "Jangan kepala batu." Lalu dengan mudah mencabut kunci motor Jimin dan memasukannya kedalam saku celana. Membuat Jimin mau tak mau kembali menurutkan standar motornya.
"Halo Pak, iya bawain mobil di kampus. Kuncinya saya titip di satpam." Yoongi mengangguk puas pada telepon yang terhubung oada supir pribadinya.
Jimin mendengus. "Balikin sini!"
"Mundur." Ujar Yoongi.
"Nggak mau, balikin! Gue mau balik!"
"Mundur Park Jimin, gue anter pulang." Yoongi menarik pinggang Jimin dengan mudahnya hingga bergeser ke jok belakang.
Jimin mendengus kesal saat Yoongi naik ke motornya dan mulai menyalakan mesin.
"Sini peluk." Yoongi mencoba meraih tangan Jimin saat lampu merah.
"Gak sudi."
Yoongi menghela napas. Jimin ini kenapa sebenarnya?
"Anjir polisi!" Yoongi melajukan motor kencang pada saat lampu hijau, ia tidak pakai helm ngomong-ngomong.
••••
Jimin melenggang masuk duluan ke Apartemennya dengan raut kesal, marah, bingung, cemburu.
"Ji, kenapa?" Tanya Yoongi masih sabar.
"Gapapa." Jawab Jimin lalu masuk ke kamar mandi dan tetap mengabaikan Yoongi.
"Kenapa sih, dia?"
Kurang lebih dua puluh menit Jimin keluar dengan kaus Toy Story dan celana pendek hitam. Masih dengan wajah yang datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...