UWU-PHOBIA SKIP SAJA. TIDAK SUKA YOONGI BUCIN SAMPE SUMSUM? SKIP SAJAPulang bekerja, Yoongi melihat Jimin duduk di sofa depan televisi yang menampilkan serial N. Kebiasaan marathon filmnya tidak hilang.
"Sayang aku pulang." Yoongi mengecup pipi Jimin.
"Kangennnnn!" Jimin memeluk leher Yoongi erat sekali.
Yoongi terkekeh, aduh astaga jantungnya berdetak-detak cepat dipeluk Jimin sebegini erat.
Yoongi pun menyamankan duduknya di sebelah Jimin, dan membiarkan Jimin naik ke pangkuannya.
"Kiss me. My lipgloss would looks good on your lips, Mas," bisik Jimin.
Yoongi melakukan inhale-exhale untuk menetralkan diri dan menahan hormonnya.
"Ayo cepet." Ujar Jimin.
Yoongi tersenyum kecil dan mengangguk saja, mencium bibir Jimin yang agak lengket oleh lipgloss berbau stroberi.
Jimin mengalungkan tangannya pada leher Yoongi, membiarkan Yoongi menahan pinggangnya di bawah sana.
Jimin membuka kancing piyamanya sendiri, lalu melepas tautan dan memainkan lidah pada bibirnya. Sebelum mengarahkan kepala Yoongi pada puncak dadanya.
Yoongi takut tak bisa berhenti. Bisa fatal jika mereka berakhir di ranjang dengan keadaan Yoongi yang hampir sinting dan tak mau berhenti hingga pagi.
Dihisapnya pelan puncak dada merah muda yang kini mencuat dalam kulumannya.
"Nghh– l-lagi Mas hhh..." Jimin menekan kepala Yoongi.
Masih sadar, Yoongi mencoba perlahan melepas tautan bibirnya pada puncak dada Jimin.
"Udah ya? Nanti kelepasan," Yoongi mengecupi dada Jimin dengan lembut. Lalu mengancingkan piyama yang Jimin kenakan.
Saat mendongak, ia menemukan wajah Jimin yang tertekuk. Hidung bangirnya memerah, matanya berkaca-kaca, alis yang menekuk sedih.
"E-eh, sayang, sayang, nggak gitu maksudnya. Nanti kan kamu kecapean, nggak boleh kecapean kan? Hm?"
Jimin semakin cemberut dengan bibir bawah yang mulai bergetar. "Mas jahat! Dasar jelek!"
"Iya aku salah iya, ayo mau makan apa sekarang? Mending makan aja, ya?"
Jimin masih dengan tatapan menyedihkan itu. "Mau boba! Tiga!" Serunya kesal.
"Iya, tiga."
Jimin memeluk Yoongi dan menumpukan wajahnya di bahu kokoh pria itu. "Maaf." Gumamnya lirih.
"Enggak, Ji, kamu nggak salah. Oke?"
••••
Ini bulan ketiga kehamilan Jimin.
Sekitar jam sembilan, Yoongi sudah jatuh tertidur di sebelah Jimin yang sedang menonton drama.
Jimin melirik Yoongi lalu meraih tangan pria itu dan menggigitnya.
"WOY! Aw! Ji.. kok gigit?" Yoongi mengusapi jempol bawahnya yang terdapat bekas gigitan Jimin disana.
"Itu!" Jimin menunjuk layar tv.
Yoongi menoleh, "kenapa?"
"Kasian Seojun!" Rengek Jimin.
"Seojun saha?" Tanya Yoongi bingung.
Jimin merengut, "itu ih! Jukyung malah pilih ciuman sama Suho padahal Seojon kan suka sama dia!"
Yoongi yang baru paham bahwa Jimin tengah membicarakan tokoh drama hanya mengangguk. "Iya nanti aku pukulin Suhonya biar tau rasa." Ucap Yoongi akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...