"Hahhaha... gue disini sebagai Min Yoongi, bukan sebagai anak dari bos lo." Sahut Yoongi lantang."Tetep aja, lo cuma anak yang bisa berlindung dibalik harta bokap lo, yakan?" Orang itu mengangkat alis.
Yoongi berdecih. "Gue bukan lo, Kim Taehyung. Gue bukan pengecut kaya lo."
Taehyung tertawa, nyaring dan nyaris tergelak dengan suara yang menyeramkan. "Dari dulu. Selalu denial."
Yoongi geram ia beranjak memukul rahang Taehyung hingga keduanya terperosok jatuh diatas aspal kering dibelakang perumahan sepi.
"Pukul gue Yoongi. Apa sih yang lo dapet dari berantem sama gue?"
Yoongi tak mengindahkan, ia memilih terus memukuli wajah Taehyung hingga babak belur tak tertolong. Diakhiri oleh tendangan keras di perut.
"Bajingan. Gue gak pernah mau lagi liat muka anjing lo." Yoongi pun melenggang pergi setelah mengumpati Taehyung dengan berbagai macam hewan kebun binatang.
"Selalu kaya bocah." Gumam Taehyung sebelum meringis kesakitan.
Yoongi belum paham, Yoongi tak paham perihal semua ini. Yoongi tak tahu dasarnya apa. Ia hanya tahu sebuah cangkang rusak dan menyimpulkan itu adalah kesalahan Taehyung.
••••
"Kenapa lagi?" Hoseok terlihat jengah saat Yoongi main masuk saja ke kamarnya.
"Gatau anjing, pengen bunuh orang gue rasanya."
"Wess... serem banget, jing. Mening ambil martabak gih di dapur, Emak gue bikin tadi."
Yoongi menurut dan beranjak pergi ke dapur dengan lunglai.
"Selalu aja emosian." Hoseok menggelengkan kepala atas tingkah Yoongi.
Ia pun memilih membereskan buku-buku berserakan setelah mengerjakan tugas karna ia tahu, setelah ini, akan ada cerita panjang atau sekedar umpatan dari bibir Yoongi.
"Enak betul, mantep." Puji Yoongi dengan mulut penuh oleh martabak asin buatan Ibu Hoseok.
"Pake nasi gih,"
"Lo tau gue sebenci apa sama nasi." Yoongi mendelikan mata.
"Iya, iya, maaf. Udah cepet abisin dan cerita ada apa lagi kali ini?"
Yoongi merubah tatapannya semakin tajam kala mengingat siapa yang baru saja ia temui tadi. Kim Taehyung, bajingan sialan dalang dari semuanya.
"Taehyung.."
"Dia.. balik?"
"Ya menurut lo aja, kalo gue ketemu dia artinya dia balik." Sarkas Yoongi.
Hampir saja Hoseok lupa jikalau emosi sahabatnya ini memang sangat tinggi meletup-letup seperti lava gunung berapi.
"Terus lo apain?"
"Ya pukulin lah," jawab Yoongi kesal sembari kembali melahap martabak itu.
Hoseok menghela napas. "Gak capek lo kelahi mulu? Lagian napa gak ikut karate atau apalah, supaya emosi lo tersalurkan bukan cuma buat pukulin orang." Saran Hoseok.
"Lo mau gue patahin lehernya sekarang?" Yoongi menatap serius ke arah Hoseok.
"Ampun bos, sumpah, ampun."
••••
"Jimin masuk kaga ya hari ini?" Yoongi menunggu Dosennya itu. Sudah duduk di depan dengan modal sogokan liptint untuk Somi.
Namun sudah lima menit berlalu, Jimin tak kunjung datang.
"Maaf terlambat. Mari langsung kita mulai, silahkan baca dulu modul yang sudah saya share kemarin malam." Jimin berjalan tergesa.
![](https://img.wattpad.com/cover/246868450-288-k652801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictieYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...